9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bahasa Bali Warna Sasak di Karangasem

Komang BeratabyKomang Berata
January 2, 2024
inBahasa
Bahasa Bali Warna Sasak di Karangasem

Ilustrasi tatkala.co

KARANG SASAK adalah komunitas orang-orang Sasak (Lombok, Nusa Tenggara Barat) yang turun-temurun bermukim di Kabupaten Karangasem. Karang Sasak tumbuh eksis berdampingan dengan Karang Bali dalam satu lingkungan atau dusun. Karang Sasak tumbuh dengan warna Islam (Lombok) dan Karang Bali tumbuh dengan warna Hindu (Bali).

Karang Sasak di Kecamatan Karangasem ada di Lingkungan Penaban, Gelumpang, Juwukmanis, Belong, Tibulaka, Karangcermen, Danginsema, Bangras, Karanglangko, Segarakaton, Ujung, Telagamas, Karangsokong, dan Bukit Tabwan.

Saya tidak tahu secara keseluruhan Karang Sasak yang ada di Kecamatan Karangasem karena tidak seluruh Karang Sasak pernah saya kunjungi.

Satu Karang Sasak ada di Desa Bungaya Kangin, Bebandem, Karangasem, yaitu Kecicang Islam. Orang Sasak di Desa Bungaya Kangin ini kerap menyebut komunitasnya dengan RRC (Republik Rakyat Cicang).

Beberapa keluarga di Kecicang Islam mengaku mempunyai garis keturunan dengan Raja Karangasem. Selain di sana, satu Karang Sasak lainnya di Karangasem ada di Sinduwati, Kecamatan Sidemen.

Meski dalam komunitas Karang Sasak di Karangasem orang-orang Sasak masih kerap bertutur dengan bahasa Sasak (Lombok), keberadaan mereka turut memberi warna tersendiri dalam perkembangan bahasa Bali. Sementara itu, bahasa pengantar antara komunitas Karang Sasak dan Karang Bali adalah bahasa Bali.

Mereka sangat fasih berbahasa Bali ragam natya. Komunikasi intern Karang Sasak cenderung memilih bahasa Bali ragam degag. Meski madegag, sor singgih tetap dijaga. Meski di lingkungan saya tidak ada Karang Sasak, sejak kecil saya terbiasa berinteraksi dengan mereka.

Saya sering bermain ke rumah teman-teman sekolah di Juwukmanis dan Gelumpang. Beberapa kali saya pernah menginap di rumah teman saya yang ayahnya menjadi guru (pemuka agama). Beberapa kali juga saya ikut pada kegiatan “Safaran” yang mereka selenggarakan di tepi Tukad Janga.

Meski hubungan pasidikaraan (saling undang dalam penyelenggaraan hajatan) antara Karang Sasak dengan Karang Bali masih terjaga juga, beberapa kosakata bahasa Bali komunitas Karang Sasak tidak familiar dituturkan di komunitas Karang Bali.

Beberapa saat lamanya saya harus berdiam diri agar dapat menangkap maksud dari perkataan mereka. Atau saya harus mengulur percakapan agar dapat menangkap maksud mereka.

Suatu ketika saya mengantarkan mertua saya mencari buruh tanam padi ke Karang Sasak Juwukmanis. Memasuki pekarangan sebuah keluarga, kami mendapati seorang bapak sedang bercakap-cakap dengan seorang anak muda.

Anak muda itu berpenampilan rapi. Saya menduga anak muda itu tinggal di luar Karangasem, entah di Denpasar atau Buleleng. Begitu tuan rumah menyilakan kami duduk, baru anak muda itu meninggalkan kami keluar pekarangan rumah.

“Sapapasira sané ngiring Bapak iwau?” saya bertanya kepada tuan rumah.

“Tityang jeroné,” tuan rumah menjawab pertanyaan saya.

“Sané pinih alit nggih, Pak?” saya kembali bertanya.

“Inggih. Tityang jeroné puniki pyanak tityangé sané pangejol.” Tuan rumah menjelaskan bahwa anak muda itu anak bungsunya.

“Ring dija makarya okané, Pak?” saya menanyakan tempat kerja anaknya.

“Ring Badung nika, Jero Komang.”

Saya mencari-cari padanan kata tityang jeroné dalam bahasa Indonesia. Tityang itu hamba atau sahaya. Jero itu tuan. Tityang jeroné itu hamba tuanku, sahaya tuanku, atau hamba sahaya tuanku. Seperti itu cara mereka merendah dalam berbahasa Bali.

Seseorang dari Karang Sasak ketika menyapa seseorang dari Karang Bali ada embel-embel jero, tuan. Jero Wayan, Jero Made, Jero Komang, atau Jero Luh, yang sejak kecil familiar saya dengar—dan beberapa yang masih mempertahankan cara menyapa seperti itu.

Untung saja saya tidak lahir sebagai anak keempat atau anak kedelapan atau kelipatannya sehingga nama urut saya bukan Ketut. Jika nama urut saya Ketut, karena tempat tinggal saya dekat dengan Karang Sasak, saya akan kerap disapa Jero Ketut.

Berbeda dengan Karang Sasak di Juwukmanis yang mengenalkan tityang jeroné kepada saya, teman Sasak saya dari Kecicang Islam, Bungaya Kangin, mengenalkan kosakata tuweng (untuk tuwung, terung), buweng (untuk buwung, batal), lalu ada sabah (untuk sabeh, hujan).

Teman saya dari Karangsasak Danginsema mengenalkan kosakata tuhung (untuk tuwung, terung) dan buhung (untuk buwung, batal). Lalu teman saya dari Karangsokong mengenalkan kosakata antino (untuk antina, ditunggu), sero (sera, terasi), kesuno (kesuna, bawang putih), dan abano (untuk abana, dibawa).

Gejala penambahan fonem dan atau penghilangan fonem pada kosakata bahasa Bali versi bahasa Sasak, berbeda antara di Karang Sasak dengan di Karang Bali. Kosakata byana (tidak, bukan), misalnya. Di Karang Bali, kosakata byana menjadi yana, ana, na, atau nek. Di Karang Sasak, byana menjadi banak atau nak.

Berbeda lagi dengan ipar saya yang tinggal di Sasak (Lombok). Kata sangkal atau sangkan menjadi sangkak atau angkak, lalu sangkala atau sangkana menjadi sangkak’a atau angkak’a (sangkak’a atau angkak’a saya tulis untuk menghindari dilafalkan sangkaka atau angkaka).

Dipungut juga kosakata bahasa Sasak mengaya bahasa Bali di Sasak seperti sebahan (mungkin mendekati sungguhan, betulan), kaok (kerbau), ijung (babi hutan), meriri (bersih-bersih di lingkungan tempat tinggal), dan ngenyok (minum). Lalu ada lasingan yang belum berhasil saya padankan dengan kosakata bahasa Bali.

Lenturnya penutur bahasa Bali menerima bahasa Sasak tentu menjadi keindahan tersendiri ketika berbahasa Bali. Sayangnya, dengan kian sempit ruang fungsi bahasa Bali di lingkungan kerja dan lingkungan keseharian, menyulitkan saya ketika berniat mencuri-dengar bahasa Bali versi lain dari bahasa Bali yang saya pahami.

Ditambah patron percakapan gaya orang masa kini seperti sudah otomatis dalam bahasa Indonesia, tidak bahasa Bali.[T]

Menuliskan /E/ Pepet dan /E/Taleng — Tinjauan Kecil Terhadap Sejumlah Cerpen Bali Modern
Nyaru Basa
Diseminasi Revitalisasi Bahasa Daerah: Mulai Dari Diri Agar Tidak “Sebates Munyi”
Seberapa Greget Judul-Judul Film di Negeri Kita?
Tags: BahasaBahasa Balibahasa daerah
Previous Post

Kurikulum Merdeka Berkiblat ke Taman Siswa

Next Post

Pedawa: Kebahagiaan Adalah Kekeluargaan

Komang Berata

Komang Berata

Pemerhati Bahasa Bali, tinggal di Karangasem

Next Post
Pedawa: Kebahagiaan Adalah Kekeluargaan

Pedawa: Kebahagiaan Adalah Kekeluargaan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co