10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Hadiah Ole | Cerpen Nurjaya PM

Nurjaya PMbyNurjaya PM
December 2, 2023
inCerpen
Hadiah Ole | Cerpen Nurjaya PM

Ilustrasi tatkala.co

KILAU silver rambut Ole diisorot bulan purnama kelima. Rambutnya terurai sebahu, selalu seperti itu. Punggungnya bersandar pada daun pintu berukir Bali. Ia sibuk memotong kuku yang mulai melengkung.

“Sudah jangan atur aku!”  Mata Ole melotot ke arah anaknya.

“Tapi itu pamali!” kata anaknya melengking

Ole hanya diam. Usai memotong kuku, dia tetap melanjutkan membaca buku-buku yang mengantri menumpuk di sebelahnya. Batu akik merah di jari tengahnya menyangga buku yang sampulnya sudah koyak. Sesekali matanya menyorot malam sawah di depan rumahnya. Sesekali bibirnya mengucap-ucap sesuatu, entah apa. Rambutnya yang terurai diikatnya. Asap menyembur dari bibirnya. Disemburkan ke langit. Awan merayap dari bukit Gitgit menyerbu pesisir Pantai Penimbangan. Air mulai menetes, semakin deras. Sawah yang tanahnya mulai retak mulai meneguk air.

Hujan guntur semalaman menyisakan banyak problema, termasuk mengapa rambut Ole kembali digerai. Matahari kembali terasa lebih dekat di Buleleng. Menyengat. Saban malam anaknya selalu marah, ingat pesan Guru Agama di sekolah yang mengatakan pamali kalau menggerai rambut malam hari. Ole tetap saja acuh.

“Bu, aku muak memberitahu suamimu masalah rambut!” kata anaknya sembari menaruh piring nasi yang berbahan logam itu. “Aku merasa jijik melihatnya, saat makan, saat ngobrol, saat sembahyang selalu terurai, itu tidak rapi sama sekali!”

Istri Ole mendekati telinga anaknya, “Jangan keras-keras, nanti kamu dihajar ayahmu”.

Ole sudah hidup puluhan tahun. Saat Margarana tanah asalnya berjuang mati-matian melawan kompeni ia sudah lahir menyaksikan peristiwa itu. Walau umurnya belum layak mengangkat senjata, ia sudah akrab dengan darah yang tumpah serta jerit kesakitan di sekitarnya.

“Kompeni datang… segera masuk ke lubang perlindungan!” teriak salah satu komandan pasukan sembari menyamar di antara daun sente. Ole yang saat itu sedang mengais barang berharga dari mayat-mayat yang bergelimpang segera berlari menuju sebuah ceruk. Ia dipeluk erat oleh neneknya. Kompeni beringas melihat pakaian tentara yang sudah dilucuti. Mereka menganggap kaumnya dilecehkan. Pistol mulai memberedel ke berbagai arah, bagai babi rusa yang matanya dibutakan. Bercak darah muncrat dari balik daun sente, arah tembakan menjadi lebih terpusat ke sana. Ole gemetar dalam pelukan neneknya, tangannya semakin erat mengepal sebuah pisau pinggang.

“Ning, kamu jangan keluar, apapun yang terjadi. Diam!” kata neneknya. Bau sirih menerpa wajah Ole

Neneknya menyelinap. Mengusap darah mayat kompeni ke muka dan rambutnya yang keperakan, juga pada sekujur tubuhnya dibaluri darah. Ia ambil salah satu potongan tubuh kompeni yang dirajang oleh jagal Margarana. Giginya mencengkram potongan jari itu.

“Hahaha…” pekik tawa neneknya.

Dari balik pakis mata Ole menyorot tingkah laku neneknya. Ia melihat neneknya menari-nari. Kompeni mulai menghampiri. Salah satu dari mereka mencoba memberikan tembakan peringatan. Neneknya tidak hirau. Kompeni mulai datang menyergap. Dengan sigap rambut neneknya diuraikan. Putih perak bercampur darah menyelimuti.

“Aku akan memakanmu, jangan lari!” Neneknya semakun berani

Kompeni lari terkencing-kencing. Tak satupun bayangan yang berani mendekat, termasuk bayangan kematian yang tadi datang menghampiri. Di Desa Marga, nenek Ole terkenal digjaya. Konon ia bisa mengangkat Gunung Mahameru dengan telunjuknya. Urusan menjadi api adalah hal sepele bagi neneknya. Begitu juga tentang menjadi berbagai jenis binatang sudah ia kuasai. Seperti itu masyarakat desa memandangnya.

Mati-matian masyarakat Marga dibombardir oleh kompeni. Anehnya, tak satupun yang berani mendekati rumah Ole. Kabar kedigjayaan nenek Ole sudah terdengar sampai ke Regen, penguasa wilayah. Setiap malam menjelang ia akan berdiri di ambang pintu rumahnya sambil menggerai rambut, sesekali ia menyepah sirih pinang ketika ada kompeni mendekat. Kompeni akan takut ketika melihat nenek itu menggerai rambutnya, terlebih ketika cahaya matahari sudah menghilang. Dengan rambut yang diurai ia melindungi keluarganya.

Sejak Marga diratakan oleh kompeni ia segera diungsikan ke Buleleng. Bersama ibu serta saudaranya. Ayah dan neneknya masih bertahan di kampung halaman untuk menjaga tanah pekarangan serta ladangnya yang berharga. Dalam luluh lantak pedesaan, hanya angkul-angkul miliknya yang masih berdiri tegak. Dalam gelimpangan bangkai serta anyir darah ia tetap menggarap ladangnya. Sesekali kompeni yang mendekat ia lihat dengan mata menyayat hati para kompeni.

Kalender menunjukan tanggal 28 November 2023, tinggal beberapa bulan lagi tahun akan berganti. Ole kini menetap di Buleleng, sesekali pulang ke kampung untuk melihat kondisi ayahnya. Nenek jagoannya sudah berpulang pada umur 112 tahun.

“Ayah! Hari ini pernikahanku, tolong jaga penampilanmu!” Anakknya menghardik dari balik kelambu.

“Bli Made, ikat rambutmu! Malu pada calon besan kita,” bujuk istrinya

“Biarkan aku begini, tugasku menjaga kalian, jangan atur aku!” mata Ole melotot

Dalam khusus pelaksanaan ritual pawiwahan itu seseorang berbisik pada besan Ole, “Lihatlah rambutnya yang putih diselingi warna merah, itu darah! Ia keramas dengan darah! Seperti neneknya yang sakti!”

“Awas didengar, jangan keras-keras, kasian anaku jadi tumbal!” bisik sang besan memotong bisikan setan itu.

Putri Ole yang mulai geram mendengarkan kasak-kusuk semacam itu langsung berdiri, membanting perhiasan pengantin yang membalut tubuhnya. Ia menghunus keris sentana yang dipegangnya. Orang-orang yang hadir merasakan ngeri tiada tara. [T]

  • Cerpen ini adalah hasil workshop Cipta Sastra dalam acara Pekan Raya Cipta Karya Mahima yang diselenggarakan Komunitas Mahima, Selasa 28 November 2023, di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Singaraja, Bali.
  • Baca CERPEN lain
Wanita yang Hidup Dalam Kebencian | Cerpen Riska Widiana
Lelaki Dalam Kamar Pacarnya | Cerpen Depri Ajopan
Saklon | Cerpen Sonhaji Abdullah
Tags: Cerpen
Previous Post

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Logika Duka

Next Post

Pekan Raya Cipta Karya Mahima 2023: Usaha Merawat Bahasa dan Sastra Indonesia

Nurjaya PM

Nurjaya PM

Guru SMPN 14 Denpasar

Next Post
Pekan Raya Cipta Karya Mahima 2023: Usaha Merawat Bahasa dan Sastra Indonesia

Pekan Raya Cipta Karya Mahima 2023: Usaha Merawat Bahasa dan Sastra Indonesia

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co