10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Kupu-Kupu di Dalam Buku”

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
October 11, 2023
inEsai
“Kupu-Kupu di Dalam Buku”

Ilustrasi diolah dari gambar di internet

PRESIDEN SOEHARTO telah mencanangkan Mei sebagai Bulan Buku pada 1995, saat menjelang 50 tahun Indonesia Merdeka, dengan menjadikan Hardiknas sebagai momentum. Soeharto juga sempat mencanangkan September sebagai Bulan Gemar Membaca dengan Hari Aksara Internasional (8 September) sebagai momentum dan 14 September sebagai Hari Kunjung Perpustakaan.

Dua puluh satu tahun kemudian pada 2016, ketika Mendikbud dijabat Anies Baswedan juga menetapkan Mei sebagai Bulan Pendidikan. Dengan semangat Hardiknas. Anies Baswedan juga mewariskan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang sampai kini masih dilakukan sekolah-sekolah. Semua program itu bertautan dengan buku yang kini bentuknya bisa berupa buku cetak atau buku digital.

Artinya, betapa pentingnya arti membaca buku bagi dunia Pendidikan dalam memajukan peradaban sebuah bangsa. Tidak berlebihan bila Taufiq Ismail menjuduli salah satu puisinya, “Kupu-Kupu di dalam Buku”, yang menjadi judul tulisan ini.

Apa makna di balik perayaan dan pencanangan itu ? Pertama, para pemimpin bangsa khawatir rendahnya budaya membaca buku ini, tidak saja dari kaum rakyat biasa tetapi juga dari kaum terdidiknya. Kekhawatiran itu terlihat dari suburnya budaya menerabas dan pencapaian serba instan. Sering munculnya berita plagiat di kalangan kaum terpelajar Indonesia adalah bukti rendahnya budaya literasi. Tantangan itu makin nyata pada zaman digital kini dengan respon serbacepat dan apresiasi yang sama untuk sebuah pencapaian dengan ungkapan : mantap, keren, top, sebagai bentuk pujian..

Kedua, para pemimpin Indonesia dari masa ke masa paham betul dan sadar bahwa membaca (buku dengan berbagai variannya) itu penting untuk merawat ingatan dan membangun peradaban. Kaum literat sering menganalogikan kekayaan berupa buku atau lontar sebagai Candi Pustaka yang perlu terus dirawat, dibina, dan dikembangkan untuk menyehatkan batin bangsa selain juga menyehatkan raga bangsa seirama dengan Indonesia Raya, “… bangunlah jiwanya, bangunlah badannya…”. Orde Baru menyimplifikasikannya dengan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Walaupun Gerakan itu telah dilakukan lebih dari dua dekade, bahkan emberionya jauh sebelum Indonesia Merdeka yang ditandai dengan berdiri Commisie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat) oleh Belanda pada 14 September 1908, persoalan literasi di negeri ini belum menunjukkan perbaikan secara signifikan yang akarnya dapat diurai dari dunia Pendidikan.

Selama ini, dunia Pendidikan (dalam arti luas) kaya dengan ritual yang spiritnya masih terus-menerus harus diperjuangkan agar substansinya makin nyata adanya. Itu pula sebabnya, berbagai gerakan yang dicanangkan dengan biaya besar berhenti seketika setelah kegiatan secara serimonial ditutup pejabat. Ritual selalu ramai pada awalnya, setelahnya nyaris tak terdengar.

Tidak berlebihan, dalam konteks literasi temuan Lukman Ali (2000) menunjukkan tidak satu pun ditemukan SMU (kini : SMA) di Indonesia yang melaksanakan pembelajaran Sastra dengan kewajiban membaca, menganalisis, dan mendiskusikan buku karya sastra di kelas.

Pada 1996, empat tahun sebelum temuan Lukman Ali yang mengatakan nol buku bagi Indonesia terkait pembelajaran Sastra dibandingkan dengan 13 negara yang diteliti, Taufiq Ismail telah menulis puisi berjudul, “Kupu-Kupu di dalam Buku”. Puisi ini mencerminkan kegundahan pengarang tentang rendahnya budaya baca buku di negeri ini yang berbeda dengan negara-negara maju.

“Ketika singgah di sebuah rumah, kulihat ada anak kecil bertanya tentang kupu-kupu
pada mamanya, dan mamanya tak bisa menjawab keingitahuan putrinya, kemudian katanya, “Tunggu mama buka ensiklopedia dulu, yang tahu tentang kupu-kupu”. dan aku bertanya di rumah negeri mana gerangan aku sekarang,

Agaknya inilah yang kita rindukan bersama, di setasiun bis dan ruang tunggu kereta
api negeri ini buku dibaca, di perpustakaan Perguruan, kota dan desa buku
dibaca, di tempat penjualan buku laris dibeli, dan ensiklopedia yang terpajang
di ruang tamu tidak berselimut debu karena memang dibaca.

Puisi itu mengingatkan kita untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat di mana saja (desa), kapan saja (kala) dengan cara apa saja (patra) walaupun sudah mengantongi ijazah yang disebut STTB (Surat Tanda Tamat Belajar). Seyogyanya STTB menjadi Surat Tetap Terus Belajar. Dengan begitu, orangtua, guru, tokoh masyarakat sama-sama belajar dengan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan. Argumentasi dibangun dengan rujukan buku-buku/jurnal bermutu dari hasil penelitian yang dapat dipercaya dengan dukungan data akurat.

Setelah 78 tahun Indonesia merdeka angka melek aksara menunjukkan peningkatan signifikan, dari 2 persen penduduknya yang melek aksara pada awal kemerdekaan, kini sudah menjadi 96 persen yang melek aksara (Ismunandar Kompas.id, 8/9/2022) Dari persentase kenaikan angka melek huruf ini membanggakan tetapi tampak bias gender yang bertentangan dengan semangat demokratisasi pendidikan untuk mencerdaskan bangsa. Bangsa yang cerdas menjadi hak bagi seluruh warga negara tanpa padang bulu dan menjadi kewajiban bagi negara untuk mengusahakan dan memperjuangkannya.

Pemerintah juga terus-menerus mengusahakan pengadaan buku di sekolah-sekolah, taman bacaan masyarakat terus diberdayakan, perpustakaan desa juga terus digalakkan. Sekolah dapat menggunakan dana BOS untuk pengadaan buku teks dan nonteks termasuk pengadaan buku digital, langganan koran dan majalah.

Pemerintah desa juga dapat menggunakan dana desa untuk memerkaya koleksi perpustakaan desa. Gairah membaca buku di kalangan masyarakat desa dapat bekerjasama dengan Tripusat Pendidikan dengan masing-masing pusat ada penggeraknya seperti layaknya sekolah penggerak. Cara-cara aktif-produktif dan menyenangkan diagendakan. Pendongeng bisa diundang untuk penguatan membaca buku. Lomba-lomba digelar secara berjenjang untuk melahirkan duta baca/duta literasi desa.

Duta literasi desa bisa dioptimalkan dengan mengadakan konferensi duta literasi daerah, regional, dan nasional. Mereka dapat dimanfaatkan untuk mengedukasi masyarakat lapisan bawah agar terhindar dari berita bohong. Fungsi mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dimulai dari sini. Dari desa. Ini perlu langkah bersama sesuai dengan semangat Pengembangan Komunitas Berbasis Aset yang dilaksanakan di sekolah penggerak dengan Kurikulum Merdeka. [T]

  • BACA artikel lain dari penulis NYOMAN TINGKAT
Ki Hadjar Dewantara Melembutkan Kegarangan Chairil Anwar dan Bung Karno
Dari Chairil Anwar ke Bung Karno
Dari Chairil Anwar ke Ki Hadjar Dewantara
Tags: Literasiliterasi sekolahsastra
Previous Post

“Stroboscopic Effect”, Dramatisasi Objek Bergerak dalam Foto

Next Post

Membaca Ulang Kiprah Perempuan dalam Dinamika Dunia Seni

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
Membaca Ulang Kiprah Perempuan dalam Dinamika Dunia Seni

Membaca Ulang Kiprah Perempuan dalam Dinamika Dunia Seni

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co