ANDA pernah terpesona melihat foto seorang penari Bali yang dalam satu frame tampak serangkaian gerakan beserta bayangan sang penari?
Banyak orang mengira foto itu hasil dari manipulasi atau penggabungan dari sejumlah foto. Padahal tidak. Itu satu foto dengan efek yang luar biasa.
Di ranah fotografi, efek seperti itu dinamakan efek stroboskop atau istilah kerennya stroboscopic effect. Foto itu dibuat dengan mengadaptasi penggunaan teknik flash extended.
Efek stroboskop ini memang mampu memperlihatkan objek bergerak dalam foto, Padahal sejatinya foto itu tunggal, dan memang dengan efek itu akan menjadi lebih banyak.
Secara ringkas, stroboskop adalah teknik foto yang digunakan untuk menangkap gerakan dengan bantuan pancaran sinar flash yang dikeluarkan secara berurutan (continues) dan membuat gerakan itu seperti berbayang.
Soul Dance karya Mario Blanco
Anda pun bisa membuat foto seperti itu. Gunakanlah flash yang dapat melakukan pengisian ulang daya dengan cepat serta dapat melakukan pancaran cahaya secara berurutan (continues).
Cara yang digunakan dalam teknik ini adalah dengan menembakkan flash atau speedlite sebanyak yang kita inginkan. Banyaknya jumlah flash yang ditembakkan ini akan mempengaruhi banyaknya bayangan objek dalam gambar.
Peralatan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan foto stroboskop?
Selain kamera DSLR, keberadaan flash/speedlite bersifat mutlak dan sangat disarankan menggunakan tripod untuk meminimalisasi terjadinya guncangan pada kamera saat menekan shutter.
The Final Jump karya Mario Blanco
Siapkan background berwarna gelap, misalnya kain beludru berwarna hitam. Model tidak mesti seorang penari, karena teknik stroboskop ini juga bisa diterapkan untuk objek bergerak lainnya seperti atlet dari berbagai cabang olahraga dan berbagai objek bergerak lainnya.
Setelah semua peralatan siap, atur posisi model di depan background yang gelap. Pastikan panjang dan lebar background itu mencukupi sehingga model yang nantinya di-setting bergerak tersebut tidak sampai keluar dari area background.
Lady in Orange karya Mario Blanco
Atur jarak model sekitar dengan speedlite sekitar satu meter. Setting ISO 100 atau angka terendah yang ada pada fitur kamera. Gunakan mode “Tv”. Mode “M” juga bisa digunakan namun tingkat kesulitannya akan bertambah.
Untuk mendapatkan setingan shutter speed yang pas, gunakan rumus : jumlah flash/hertz (Hz) = time. Jika jumlah flash 10 kali dalam 5 Hz, maka di dapat 10/5 = 2 detik. Artinya, setting shutter speed 2 detik di kamera. Untuk flash body control,t ekan “Mode”, pilih “Multi” setting 1/32, 10, 5 Hz.
White Knight karya Mario Blanco
Yang harus diingat, hasil pemotretan stroboskop akan jauh sempurna lebih sempurna jika dilakukan di lokasi yang gelap dengan background hitam.
Untuk memudahkan mendapatkan fokus, gunakanlah lampu senter untuk menerangi model/objek. Jadi, Anda harus mulai mencobanya! [T]
- BACA esai dan tips fotografi dari penulis WAYAN SUMATIKA