31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Opini Masyarakat Mengenai “Singaraja Literary Festival” : Wadah Mengenal Seni yang Dinanti

tatkalabytatkala
October 8, 2023
inKhas
Opini Masyarakat Mengenai “Singaraja Literary Festival” : Wadah Mengenal Seni yang Dinanti

Singaraja Literary Festival

Dirangkum oleh Cendhani Sari dan Ayu Dewantari

“Titip kak ya, sama kakak panitia, makasih udah ngadain lomba, saya jadi bisa baca puisi kayak bapak dan kakek saya…,” ujar Utari, siswi SDN 1 Lokapaksa, Bali.

Berikut sebuah potongan wawancara dari salah satu peserta Lomba Membaca Puisi dalam Singaraja Literary Festival. Tahun ini, tepatnya pada tanggal 29 dan 30 Septermber beserta 1 Oktober 2023, telah diselenggarakan sebuah wadah eksplorasi gagasan terhadap peninggalan seni di masa lalu melalui Perpustakaan Lontar di Gedong Kirtya. Namun acara yang diprakarsai oleh Kadek Sonia Piscayanti (Direktur Singaraja Literary Festival) dan Made Adnyana Ole (Pendiri Yayasan Mahima Indonesia) juga secara tersirat memiliki misi lain yakni untuk membangkitkan lagi semangat kesenian dalam konteks yang lebih luas.

.

Antusiasme yang ditunjukkan pengunjung festival terhadap acara ini sangat positif. Dari pengambilan data acak (random sampling) yang dilakukan di Gedong Kirtya, Puri Kanginan, Museum Buleleng dan Sasana Budaya, keseluruhan pengunjung yang diwawancarai secara signifikan menginginkan festival perdana ini untuk hadir kembali di tahun selanjutnya. Berikut potongan wawancara lain dari beberapa perspektif pengunjung terhadap acara ini:

“Ini festival perdana ya, tapi udah cukup bagus. Nonton juga pagelaran wayang dan pembukaan acaranya, perbanyak pertunjukan visual kak, misal ide cerita dari lontar tapi versi live-action mungkin?” ujar Narita, Pengajar di SMK Swasta di Singaraja.

“Seneng ya bisa ikut lomba puisi, terus kalo bisa puisinya diacak aja kak, biar ada kejutannya untuk peserta” kata Lestari dari SMPN 2 Busungbiu.

“Sangat cocok sama jurusan saya, bisa belajar nuangin ide kita dalam tulisan, rekomendasi banget untuk yang suka sastra” kata Anggi, mahasiswi Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha.

.

“Cukup terkait sih acara ini dengan mata kuliah saya, jadi ya, saya kesini juga nyari penerapan-penerapan ilmu kebudayaan, jadi di kampus belajar ilmunya, disini tentang bagaimana ilmu itu dikemas menjadi sebuah penampilan” ujar Kika, Mahasiswa Jurusan Agama dan Kebudayaan.

“Melihat dari luar, sepertinya modern tidak seperti dulu. Mudah-mudahan ndak berhenti sampai disini, dikembangkan lagi,” ujar Kakek Made, warga dari Kelurahan Paket Agung, Singaraja.

“Sangat mendukung ya acaranya ini, anak-anak juga butuh media untuk menyalurkan minatnya seperti berpuisi, kami kan sekolahnya agak di pelosok jadi kesempatan ini sangat berarti bagi anak-anak kami,” ujar Bu Mega dari SMPN Satu Atap 1 Sukasada.

.

“Saya suka membaca buku-buku mengenai pengetahuan umum yang ternyata merupakan cucu dari pengetahuan yang tertuang di Gedong Kirtya, kalau bisa mendapat sumber intinya, mengapa tidak coba datang dan melihatnya sendiri, begitu…” Itu opini Tobing, seorang pegawai Instansi Pemerintah.

“Ternyata di lontar itu banyak sekali pembahasannya yang relate dengan kehidupan kita sehari-hari. Sebenarnya kami ingin juga nanti diadakan lebih banyak ruang untuk membahas hal yang terkesan tabu, agar tidak menjadi tabu lagi.” Begitu harapan beberapa pengunjung remaja belia yang datang di Singaraja Literary Festival ini.

“Saya pribadi tertarik dengan piramida kultur-kultur di Bali, makanya ikut kesini. Menariknya lagi saya mendapat perspektif mengenai perbedaan sejarah dan sastra, dimana sejarah merupakan sesuatu yang telah terjadi di masa lalu sedangkan sastra memiliki kecenderungan untuk berulang,” kata Odin, mahasiswa Universitas Negeri Padang.

“Tau dari media sosial, lumayan deg-degan, mau ikut Workshop Pak Hendri. Saya suka bukunya yang Filosofi Teras, ngajarin buat jangan overthinking, jangan mikirin hal yang diluar kendali kita,” kata Ayu, Apoteker dari Kabupaten Klungkung, Bali.

“Bagus sih kak ya, ada kesenian, sejarah, bedah buku, nggak nyangka acaranya sebagus ini, tapi memang infonya kak, sebaiknya lebih disebarluaskan lagi, ini aja saya tau dari teman saya. Saya takut jadinya kak, apakah saya boleh ikut acaranya ini atau tertutup untuk umum?” kata Purnamawati, mahasiswi Universitas Pendidikan Ganesha.

“Penasaran sih kak sama acaranya, tau dari Kopi deKakiang, liat story-nya terus pengen dateng kesana,” ujar Septa, karyawati sebuah Restoran di Lovina.

“Already good, maybe more book sellers. To recommend this event? Sure will…” ujar Mike dari Amerika Serikat.

“Kebetulan saya mahasiswi dari luar Bali kak, jujur saya masih kurang paham betul tentang kesenian disini, apa mungkin ke depannya ada sebuah corner yang menjelaskan Singaraja itu sejarah keseniannya bagaimana? Sebagai perkenalan ibaratnya sebelum mengikuti acara festival…” ujar Vidya, mahasiswi yang berasal dari Jawa Barat.

.

“Pernah saya ditugaskan untuk meliput di Gedong Kirtya, memang justru yang berkunjung kebanyakan orang asing ya dibanding warga lokal, kebetulan saya juga tinggal di dekat kawasan Gedong Kirtya dan melihat, lebih banyak bus wisatawan, kenapa nggak sekolah misal dari TK, SD sampai yang kuliah, merencanakan studi tur kesana? Memperkenalkanlah istilahnya…,” kata Putra, seorang Pegawai Pemerintah yang berkecimpung di bidang Fotografi.

Tidak hanya antusiasme yang ditunjukkan oleh pengunjung festival, namun semangat membangkitkan lagi wahana intelektualitas dan kesenian di Singaraja juga ditunjukkan oleh berbagai instansi, komunitas, maupun panitia Singaraja Literary Festival itu sendiri.

“Jadi Singaraja Literary Festival ini memiliki gagasan untuk mengalihwahanakan pemikiran-pemikiran di masa lalu yang tersimpan dalam manuskrip lontar di Gedong Kirtya melalui teks pertunjukkan, teater, film dan lain-lain. Kami ingin mengajak generasi muda untuk lebih aware terhadap kekayaan yang ditinggalkan oleh para leluhur kita,” sebut Sonia Piscayanti dalam wawancaranya dengan sebuah stasiun radio di Singaraja.

.

“Festival ini merupakan langkah yang sangat baik, saya berharap tahun depan ada lagi, jangan berhenti sampai disini saja. Saya mendukung acara ini dan ingin juga membantu menyambut masyarakat untuk mengenal kembali kesenian dan budaya terdahulu karena banyak yang bisa dipelajari dari sana. Di Puri Kanginan ini juga terdapat sebuah lontar langka yang menunjukkan toleransi serta pluralisme di Bali, yaitu Lontar Krama Selam contohnya,” ujar Agung Fajar selaku Pengelola Puri Kanginan.

“Ini kegiatan yang dibuat untuk menarik minat generasi muda. Semoga dapat menggali ruang-ruang kesenian yang disediakan seperti di Gedong Kirtya ini misalnya. Dalam salah satu acaranya sendiri juga aku berkesempatan mentransformasikan lontar ke dalam bahasa tubuh yaitu lewat seni tari,” ujar Dek Geh sebagai salah satu pengisi acara maupun bagian dari Dinas Kebudayaan di Bidang Kesenian.

“Mungkin karena acara perdana ya, kami masih melihat percobaan flow acaranya, antusias peserta maupun pengunjung, karena jarang ya ada festival seperti ini di Singaraja, yang saya sering ikuti biasanya hanya di Denpasar, Ubud dan Gianyar.” Itu pendapat Anya sebagai moderator di beberapa workshop dalam Singaraja Literary Festival.

“Hal yang saya sukai dari acara ini, cara penyaji acara mengolah informasi dalam bidangnya dan saya suka gaya berbicaranya. Sudah memenuhi harapan ya acara ini, semoga ke depannya lebih baik dan lebih meriah lagi,” sebut Ayunda dari Persma STAHN Mpu Kuturan.

“Seru ya, bisa mewadahi anak-anak main sambil belajar. Ada Komunitas Kopdar juga, seru ya jadi bisa menyalurkan hobi bersepeda di Singaraja. Tambahannya mungkin sedikit saran juga untuk panitia mengenai tata letak penempatan komunitas agar lebih dipikirkan lagi untuk memaksimalkan ruang berekspresi bagi yang ingin menyumbangkan pertunjukkan spontan, seperti itu,” berikut harapan Sepfree dari Komunitas Rumah Belajar Bali.

“Terima kasih sudah mengundang komunitas dari Singaraja sendiri. Seneng juga berkesempatan ketemu teman-teman dari komunitas lain, ikut sesi diskusinya juga,” ujar Dayat, perwakilan dari Komunitas Omah Laras.

“Untuk media partner lebih digencarkan lagi, berkoordinasi agar semakin lancar acaranya, saya yakin banyak anak Denpasar yang jika tahu informasi mengenai acaranya, akan suka dan datang kesini,” saran Ayu Sinta Komunitas Pagi Mothley.

.

Sebagai acara perdana, Singaraja Literary Festival sudah mulai mencuri perhatian para pelaku maupun penikmat seni di Singaraja, namun tentunya terdapat beberapa catatan yang dapat meningkatkan acara di tahun berikutnya. Singaraja sebagai kota tertua di pulau Bali sebenarnya memiliki banyak akses akan penambahan wawasan terkait seni dan budaya seperti Gedong Kirtya dengan manuskrip lontar, Museum Buleleng dengan peninggalan masyarakat Bali terdahulu, Puri Kanginan dengan lontar Krama Selam yang mencerminkan pluralisme, Tugu Yudha Mandala Tama sebagai situs bersejarah proklamasi, serta cagar budaya lainnya. Namun kurangnya sorotan media maupun kemudahan akses informasi mengenai situs-situs

tersebut di media digital, memperlihatkan esensi keengganan bagi sebagian masyarakat untuk mengunjungi dan menambah lagi wawasan mengenai Singaraja. Jika pengunjung asing saja datang dan memiliki rasa keingintahuan yang besar terhadap kesenian dan budaya yang ditinggalkan oleh leluhur, mengapa kita sendiri tidak turut serta mempelajari budaya yang terkandung makna kehidupan di dalamnya, serta turut melestarikan budaya terdahulu yang kemudian dialihwahanakan sebagai bagian dari rasa cinta kita terhadap Kota Singaraja?

“If you want to change the world, go home…” – Mother Theresa. [T]

Daftar Pustaka

  • Greene, 2004. Mother Teresa: A Biography. Bloomsburry Academic.
  • Mubarok, Aprilia, Susanti, Sukajie dan Noor, 2020. Analisis Kepuasan Pengguna Layanan Google-Forms sebagai Media Survey Online Menggunakan Delone & Mclean. Jurnal Informatika Vol.7 No.2 Hal: 192-198.
  • Nguyen, 2023. Kesalahan yang Harus Dihindari untuk Acara Sempurna. Retrieved: September 2023 (ahaslides.com).
  • Singaraja Literary Festival, 2023. Retrieved: Oktober 2023 (Instagram.com/singarajaliteraryfestival).
  • Saputra dan Nugroho, 2017. Perancangan dan Implementasi Survei Kepuasan Pengunjung Berbasis Web di Perpustakaan Daerah Kota Salatiga. JUTI Vol. 15 No. 1 Hal: 63-71.
Singaraja Literary Festival: Ruang Intelektual Baru dan Jembatan Penghubung Pengetahuan
Filosofi Teras, Way of Life, dan Kendali Emosi Manusia ala Henry Manampiring
Upaya Perempuan Mempercantik Diri: Lontar, Rempah, dan Konstruksi Patriarki
Tags: sastraSingarajaSingaraja Literary Festival
Previous Post

Potret Ikonis Singaraja dalam Cerpen

Next Post

Kata Kembali Merumah di Singaraja

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Kata Kembali Merumah di Singaraja

Kata Kembali Merumah di Singaraja

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co