31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ki Hadjar Dewantara Melembutkan Kegarangan Chairil Anwar dan Bung Karno

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
October 5, 2023
inEsai
Ki Hadjar Dewantara Melembutkan Kegarangan Chairil Anwar dan Bung Karno

Soekarno, Ki Hadjar Dewantara, dan Chairil Anwar | Ilustrasi diolah oleh tatkala.co

KI HADJAR DEWANTARA awalnya menempuh Pendidikan di STOVIA Bandung yang mendidik calon dokter. Karena alasan sakit, ia berhenti di STOVIA dan menekuni dunia jurnalistik sambil menjadi aktivis pergerakan—selanjutnya terjun di lapangan pendidikan dan mendirikan Perguruan Tamansiswa di Yogyakarta, 3 Juli 1922, seabad silam.

Jika dilihat dari kelahirannya, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Tamansiswa dalam usia 33 tahun—saat itu Bung Karno berusia 21 tahun, dan Chairil Anwar belum lahir (26 Juli 1922). Menarik pula dicatat, hubungan Ki Hadjar Dewantara dengan Bung Karno dari segi nama, keduanya memiliki historis kemiripan.

Bung Karno dengan nama kecil Kusno dan Ki Hadjar Dewantara dengan nama kecil Suwardi Suryaningrat, keduanya dari trah raden. Kedua tokoh ningrat ini belakangan memilih merakyat dan melepaskan diri dari kungkungan feodalisme. Dalam hal kepemimpinan, keduanya mengadopsi kearifan Jawa, manunggaling kaula-Gusti, bersatunya rakyat dengan pemimpin.

Gairah mereka terhadap seni tiada tandingannya. Bung Karno dengan gaya meledak-ledak seperti Chairil Anwar dengan puisi mimbar yang meledak-ledak pula. Berbeda dengan Ki Hadjar Dewantara yang cenderung kalem, gaya Yogyakarta halus.

Gaya ungkapnya pun kalem tetapi menyengat, menusuk jantung pertahanan lawan lewat karya-karya jurnalistiknya. Sengatan itu makin kuat menyerang jantung pertahanan lawan (penjajah) melalui Perguruan Tamansiswa dengan menguatkan semangat nasionalisme di kalangan pelajar. Hal yang ditakuti penjajah.

Pada dekade 1920-an, baik Ki Hadjar Dewantara maupun Sukarno, mematangkan diri melalui organisasi yang didirikan. Sukarno mendirikan PNI pada 4 Juli 1927 lima tahun setelah berdirinya Perguruan Tamansiswa, 3 Juli 1922.

Pergerakan Sukarno melalui kendaraan PNI (Partai Nasional Indonesia) mengalami jatuh bangun tidak saja pada masa penjajahan, tetapi juga pada masa kemerdekaan dan berbuntut pembubaran pada  era Soeharto berkuasa.

Sedangan Ki Hadjar Dewantara melalui Perguruan Tamansiswa, yang juga mengobarkan semangat nasionalisme, bisa bertahan sejak berdiri hingga kini memasuki 100 tahun.

Begitulah bedanya, Soekarno memilih jalan politik yang penuh intrik, kawan menjadi lawan, tanpa disadari menikam dari belakang; tanpa etika untuk berebut panggung kekuasaan selama 5 tahun, begitu seterusnya dari pemilu ke pemilu.

Berbeda dengan Perguruan Tamansiswa yang bergerak di jalur pendidikan, walaupun akarnya tumbuh di hati dunia—sebagaimana Sanusi Pane melukiskan Ki Hadjar Dewantara dalam puisi Teratai—tampaknya tidak seksi diperebutkan karena investasinya untuk jangka panjang. Lagi pula, tidak menjanjikan kemewahan secara material.

Namun menjelang Pemilu 2024, capres memberikan harapan pada kaum guru untuk meningkatkan kesejahteraan lahir batinnya adalah kemewahan yang dinantikan sebagai  kenyataan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebuah janji kemerdekaan yang wajib dilunasi sebagaimana diniatkan Bung Karno.

Sukarno adalah seniman, arsitek, yang melukis masa depan bangsanya berdasarkan kekuatannya menyelam di hati nurani rakyat yang dipimpinnya. Kekuatan itu membuncah dan memuncak, mewujud dalam teks sakral Proklamasi, UUD 45, Pancasila, semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Hanya seniman sejati yang mampu menggali saripati budaya rakyat yang dipimpinnya dengan mahakarya puisi: Proklamasi yang dibaca dengan meledak-ledak menarik perhatian dunia bahkan menjadi inspirasi bagi negara-negara Asia–Afrika untuk merdeka.

Daya ledak Bung Karno diperhalus oleh Ki Hadjar Dewantara yang juga seniman dengan penampilan kalem dengan pendekatan didaktik-metodik—memanfaatkan seni budaya asli Indonesia dalam metode pembelajaran. Hal ini selaras dengan upaya mengembangkan cipta karsa dan rasa sebagai dasar pembentukan kebudayaan.

Begitulah, Ki Hadjar Dewantara menjadi penengah dari kegarangan pidato Bung Karno dan puisi Chairil Anwar. Bung Karno orator ulung dengan gaya meledak-ledak, yang terkenal dengan moto: “Merdeka atau mati!” Atau kalimat penyemangat dengan daya ledak menggugah, “Gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit, bila kau jatuh, jatuhmu di antara bintang-bintang”.

Begitu pula Proklamasi sebagai puisi mahabesar menjadi inspirasi bagi bangsa-bangsa Asia untuk merdeka. Chairil Anwar tak mau kalah dan sangat garang melalui puisi-puisinya, seperti ungkapan “Aku ingin hidup seribu tahun lagi”. Chairil Anwar juga mendobrak kemerdekaan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang keluar dari cara-cara lama.

Berbeda dengan Ki Hadjar Dewantara yang moderat sekaligus pejuang untuk membangun jiwa bangsa melalui pendidikan untuk Indonesia Raya. Ia bangun Indonesia Raya dengan kelembutan filosofi kepemimpinan: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani.

Bahkan lambang Kemendikbud Ristek pun hasil pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang sampai kini diabadikan dan hari-hari ini dunia pendidikan gencar melaksanakan sosialisasi Kurikulum Merdeka dengan semangat Merdeka Belajar juga merupakan buah pikirannya.

Di tengah tensi politik yang kian menghangat menjelang Pemilu 2024, sinergi politikus, seniman, dan pendidik perlu diatensi. Nilai-nilai edukatif dikedepankan, nilai-nilai keindahan disemaikan, dan kekuasaan diraih dengan cita rasa politik penuh senyum dan kegembiraan sebagaimana layaknya orang berpesta ke pesta demokrasi.

Salam yang dikembangkan adalah khas salam perjuangan yang memperjuangkan kebahagiaan lahir batin bangsanya—sebagaimana diterapkan Ki Hadjar Dewantara. Salam dan Bahagia.[T]

Dari Chairil Anwar ke Bung Karno
Dari Chairil Anwar ke Ki Hadjar Dewantara
Pertarungan Bangsawan Oesoel Vs Bangsawan Pikiran
Ida: Perempuan, Sajak dan Visi Literer Chairil Anwar
Membaca Soekarno dari Sudut Kontrakan [1]
Membaca Soekarno dari Sudut Kontrakan [2] : Nasionalisme, Islamisme, Marxisme
Tags: Chairil AnwarKi Hadjar DewantaraSoekarno
Previous Post

Menumbuhkan Jiwa-Jiwa Sattwika Adalah Kesadaran

Next Post

“I Ketut Maria Pahlawan Seni Kebyar Bali”, Buku dari Prof. Dibia

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
“I Ketut Maria Pahlawan Seni Kebyar Bali”, Buku dari Prof. Dibia

“I Ketut Maria Pahlawan Seni Kebyar Bali”, Buku dari Prof. Dibia

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co