Membaca Soekarno dari Sudut Kontrakan [2] : Nasionalisme, Islamisme, Marxisme

Butuh empat bulan lebih untuk melanjutkan tulisan ini. Semenjak menulis “Membaca Soekarno dari Sudut Kontrakan [1]”, saya sering mendapat situasi dan kondisi yang tak terduga. Salah satunya, untuk yang kesekian kalinya, saya harus pindah tempat tinggal. Dan ini membuat saya, sekali lagi, merasa tak baik-baik saja. Sudah lama rasanya saya tak menulis apa-apa. Jangankan tulisan … Continue reading Membaca Soekarno dari Sudut Kontrakan [2] : Nasionalisme, Islamisme, Marxisme