PANAS DAN HUJAN tidak menjadi penghalang bagi tiga anak muda dari Makasar ini. Ketiganya adalah Hariyati Indri Maharani (28), Ilham Akbar Reformasi (25) dan Zul Hadriyansah (25). Mereka bertiga merupakan tiga sekawan yang bersepakat untuk melakukan sebuah perjalanan. Tak tanggung-tanggung, ketiganya memilih bertandang ke Timor Leste.
Perjalanan ini telah dilakukan sejak dua bulan lalu. Berangkat dari Kota Makasar menuju Kota Surabaya. Setelah hinggap di Surabaya, perjalanan dilanjutkan menuju Kota Pasuruan lalu melintas ke wilayah Bromo, Malang, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi hingga tiba di Kabupaten Buleleng.
Uniknya, perjalanan itu mereka tempuh dengan bersepeda. Ya, sepeda gayung itu. Dan ini, segala kebutuhan dan perlengkapan mereka juga diangkut menggunakan sepeda.
Mereka singgah di Buleleng. Sekitar 3 hari tiga sekawan ini berkeliling Kota Singaraja. Ketiganya pun mengunjungi beberapa tempat bersejarah hingga sampai ke Bale Agung, tempat tinggal Ibunda Ir. Soekarno, (Ida Ayu) Nyoman Rai Srimben.
Tiga sekawan bersepeda keliling Kota Singaraja
“Singaraja kota yang keren. Kami juga baru pertama kali berkunjung ke rumah ibu proklamator. Kami sangat beruntung sekali. Banyak cerita sejarah yang kami dapat selama di sini,” terang Ilham.
Keputusan untuk melakukan perjalanan ini pun bukan tanpa tujuan. Ada tiga misi yang mereka bawa dari perjalanan tersebut, yakni belajar mengenai kopi, sejarah dan budaya. Tak dimungkiri pula selama melakukan perjalanan mereka banyak menemukan hal baru.
“Kami tidak saja mengenal daerah yang kami singgahi. Kami juga banyak punya teman baru. Terkadang ada hal-hal hebat yang kami temui secara tidak sengaja. Salah satunya yaitu tadi rumah ibu Soekarno. Kalau tidak singgah di Singaraja, mungkin kami selamanya tidak akan pernah tahu,” tambahnya.
Tiga Sekawan bersama pesepeda Buleleng berfoto di depan Masjid Agung Jami’ Singaraja
Selama dua bulan bersepeda dari Kota Makasar, mereka memilih merayakannya di puncak Gunung Agung. “Kami berhasil “menaklukkan” tertinggi di Bali. Dan kami merayakan 2 bulan perjalanan kami di sana,” sambungnya.
Ekstremnya lagi, tiga muda-mudi ini memilih untuk meninggalkan pekerjaannya. Mereka terbilang berani mengambil keputusan besar untuk menjelajahi Indonesia.
Ilham dan Indri awalnya adalah seorang barista. Pekerjaan yang mereka cintai itu harus rela mereka lepaskan. Begitu juga dengan Zul, yang sebelumnya bekerja di salah satu perusahaan tambang nikel di Indonesia.
Mereka memperkirakan waktu perjalanan hingga tiba di Timor Leste selama 6 bulan. “Timor Leste itu hanya tujuan akhir. Nanti mau ngapain di sana tergantung prosesnya seperti apa. Tapi waktu dan perjalanan dari Makasar ke Timor Leste itu adalah waktu kami untuk belajar. Mengetahui hal-hal di setiap daerah yang kami singgahi. Rentang jarak itu kami gunakan untuk berproses,” kata dia.
Setelah singgah di Kota Singaraja mereka kembali melanjutkan perjalanan ke wilayah Ubud. Tentu saja mereka berangkat dengan mengendarai sepeda. Mereka menikmati hiruk-pikuk malam Pengerupukan serta suasana Nyepi. “Kebetulan kami diberikan akses di Ubud. Sayang kalau tidak kami lanjutkan,” ujar Ilham.
Perjalanan panjang masih akan mereka lalui. Puluhan kota pun masih akan mereka singgahi. Ratusan kuliner khas juga masih akan mereka cicipi, termasuk kebudayaan di setiap langkahnya. “Begitu terus hingga kami tiba di tempat tujuan, Timor Leste,” lirihnya.[T]