1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Drama Bali Modern di Bulan Bahasa Bali: Ada yang Total, Ada yang “Belum Drama”

tatkalabytatkala
February 20, 2023
inPanggung
Drama Bali Modern di Bulan Bahasa Bali: Ada yang Total, Ada yang “Belum Drama”

Penampilan salah satu peserta dalam Lomba Drama Bali Modern pada Bulan Bahasa Bali 2023

PEMENTASAN DRAMA BALI MODERN dalam Lomba Drama Bali Modern serangkaian Bulan Bahasa Bali di Taman Budaya Provinsi Bali, Sabtu-Minggu, 18-19 Februari 2023, sungguh-sungguh sangat menyenangkan.

Pasalnya, ada banyak peserta yang bermain secara total. Ada pula yang bermain drama, tapi belum muncul dramanya. Itu mungkin disebabkan karena belum memiliki pemahaman baru dalam Drama Bali Modern.

Begitu kata Dr. A.A. Mas Ruscitadewi,M.Phil.H., salah satu juri dalam lomba itu ketika menanggapi penampilan para peserta lomba drama bali modern itu.

Lomba itu diikuti sebanyak 13 peserta setingkat SMA/SMK yang masing-masing tampil  satu jam dimulai dari persiapan.

Selain Mas Ruscitadewi, ada dua juri lain dalam lomba itu, yakni Wayan Sumahardika dari Institut Mula Wali dan I Made Sidia, S.Sp. M.Sn., dosen seni pedalangan ISI Denpasar.

Menurut Mas Ruscitadewi, Bali sesungguhnya mempunyai arja, gambauh juga drama gonng. “Dalam drama itu ada dua dimensi, yaitu sastra dan pertunjukan. Nah, itu mungkin yang belum dipahami,” kata Mas Ruscitadewi.

Untuk dimensi sastra, kata Mas Ruscitadewi, ini yang semestinya tampak secara lebih dominan. Di sini sastra yang mestinya menjadi godokan pertama. Membawakan karya sastra, harus menentukan tema yang menarik dan unik untuk dibawakan. Disitu, ada tetuek atau pesan-pesan yang menarik.

“Ini kan tema tentang laut. Nah, banyak naskah yang bisa diangkat. Namun, kali ini peserta yang tampil bagus itu justru membawakan sastra yang sudah jadi. Maklum saja, mungkin jarang ada yang bisa menulis,” kata Mas Ruscitadewi.

Mas Ruscitadewi menambahkan, kelebihan dan kelemahan kita di Bali, sesungguhnya kita terlalu akrab dengan Ramayana dan Mahaberata, dan Panji untuk cerita Arja itu. Kita sudah disediakan, mata air yang sangat besar dan bagus di sastra itu.

Dalam drama tradisi, tema-tema itu sudah mendarah daging, hanya saja temanya yang mesti ditentukan. “Karena sudah diasah dan disediakan mata air yang besar itu, dan begitu masuk drama Bali modern gagap jadinya. Karena dalam drama Bali modern harus menciptakan atau bisa menyiasati dan bisa meminjam karya sastra yang sudah ada,” kata Mas Ruscitadewi.

Namun, peserta harus ingat, drama itu sebuah tema atau cerita yang digambarkan dengan akting. Drama itu rangkaian cerita melalui akting, bukan dengan narasi. Dalam akting itu, bisa digambarkan tema dan cerita melalui tubuh, mimik, suara, dan kostum.

Di sini, para peserta bisa saling belajar, dari penampilan yang lain. “Mungkin kedepan tak hanya mencari juara 1, 2, dan 3, tetapi ada yang terbaik dari segi bahasa, laku, kostum, tari, dan musik,” usul Mas Ruscitadewi.

Menjadi siutradara drama itu memang perlu kemampuan, karena drama itu multi. Sutradara harus mengerti sastra, juga karakter. Karena dalam sajian ini ada pemaian yang bermain sungguh-sungguh, ada yang berpura-pura, dan ada yang total bermain.

“Sayangnya, ada pemain yang melupakan teks sastra, sehingga banyak yang menggangap bermain drama itu mengangkat keseharian. Padahal hidup sehari-hari itu beda dengan dunia panggung. Bermain drama itu harus belajar,” katanya.

Mas Ruscitadewi mengumpamakan drama itu sebuah metanding karang (menu makanan) dalam upacara  dan tradisi Bali. Di situ ada lawar putih, merah, sambel, serapah, jejerukan dan lainnya. Nah bagaimana menampilkan tetandingan itu dengan benar. Bukan tiba-tiba masuk  ayam goreng ala Kentucky.

 “Secara umum saya sangat kagum dengan pertunjukan drama Bali Modern di ajang Bulan Bahasa Bali ini. Lumayan sangat bagus secara artitisk, lalu digarap secara modern,” kata Mas Ruscitadewi.

Sementara itu, Wayan Sumahardika mengatakan, pementasan drama kali ini sangat bagus. Lomba-lomba seperti ini memang jarang dilakukan. Apalagi melalui lomba ini sebagai satu strategi dalam pengembangan Bahasa Bali, maka lomba ini memiliki potensi yang besar.

“Dalam kerja drama itu ada kerja pengkarakteran, kerja penulisan dan kerja pemanggungan. Semua itu bisa disisipi dengan penggunaan Bahasa Bali di kalangan anak didik dan siswa,” ucapnya.

Artinya lomda Drama Bali Modern ini cukup penting, sehingga perlu ditingkatkan. Kalau bisa, juaranya bukan 1, 2, dan 3, tetapi juga ada juara untuk naskah drama, jika itu wajib dituliskan, ada kategori artisitik terbaik, dan pemain terbaik.

“Namun, terpeting juga di dalam lomba ini kita bisa memilih kasus-kasus dimana peserta belum paham. Mana yang namanya drama, sendratari, dan pertunjukan untuk pembuka acara. Itu menjadi hal yang penting juga, karena dalam konteknya banyak yang melihat lomba ini,” kata lelaki yang bisa dipanggil dengan nama Suma ini.

Kata Suma, peserta masih belum punya kesadaran berbahasa Bali yang lugas. Kesadaran berbahasa yang memang tumbuh dari kontek keseharian mereka. Siswa-siswa yang biasanya berbahasa Indonesia akan kelihatan di panggung. Lalu, ketika memakai bahasa Bali, kesannya sangat baku.

 “Padahal dalam kesehariannya ada logat Gianyar, Tabanan, tetapi ketika dipanggung tak kelihatan logatnya itu. Padahal logat itu menjadi penting untuk diperlihatkan di panggung,”kata Suma.

Suma lalu mekankan, justru yang menarik peserta dari desa. Kesadaran bahasa Bali yang lahir dari lingkungan dalam kenyataannya. Ketika penggunaan naskah, lebih banyak dibuat sendiri dengan tergesa-gesa, sehingga kelihatan tidak matang. Maka banyak peserta secara alur penokohan itu banyak kedodoran.

 “Akan lebih bagus dalam lomba diadaptasi dicarikan naskah bahasa Bali, atau naskah sudagh ada. Dan yang terpenting proses ini menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya guru teater saja, tetapi bisa berkolaborasi dengan guru bahasa Bali,” ungkapnya.  

I Made Sidia mengatakan, lomba ini sagat luar biasa untuk generasi muda di Bali. Selama ini, Bali terkenal dengan drama tradisi seperti drama gong, arja dan lainnya. Maka itu, drama modern ini harus dibangkitkan untuk mengalihkan perhatian anak-anak ke hal modern yang lebih positif. Drama Bali modern ini bisa menyampailan pesan-pesan, tentang kritik sosial, kesehatan lingkungan dan lainnya. Itu karena drama modern ini multi, sehingga bisa memasukan hal-hal propaganda yang positif,” ujarnya.

Melalui drama ini anak-anak muda bisa memasukan unek-unek dalam garapan seni. Apalagi, didukung dengan property, tari, rias, musik dan busana. Maka ini sangat tepat ada dalam ajang Bulan Bahasa Bali, untuk terus dilanjutkan.

“Bila, perlu ada pula dijenjang SD dan SMP. Karena anak-anak tak hanya bisa menari, bermusik dan sambil berdialog, tetapi ada pesan yang penting bisa disampaikan. Dengan begitu, tak hanya menjadi tontonan, tetapi juga tuntunan bagi mereka. Kalau mereka sudah bergaul, paling tidak 70 persen sudah masuk hal-hal penting dalam dirinya,” kata Sidia.

Kalau mereka terlibat sudah otomatis ada catatat dalam memorinya, seperti membuat sampah sembarangan, mengotori air, buang sampah ke laut, menjaga laut dan peduli terhadap pada pertiwi dan sebagainya.

“Ini sangat bagus sekali, bahkan di ISI Denpasar lebih cepat bisa dibuka jurusan teater modern, karena teater modern ini sangat banyak sangat masuk hal-hal universial pesan-pesan berguna bagi pemerintah, masyarakat dan lingkungan,” ujar Sidia. [T][Pan]

Cerpen Baik dan Cerpen Baik-baik | Oleh: Putu Fajar Arcana
Teater-Dongeng Komunitas Mahima: Mengalirlah Bahasa Bali-Kawi-Indonesia-Inggris di Atas Panggung
Kisah “Telaga Naga” Berseri-seri dalam Garapan Teater Kini Berseri
Tags: Bulan Bahasa BaliDramaDrama Bali Modernkesenian baliTeater
Previous Post

Mengenal Politisi Berbaju Relawan di Indonesia

Next Post

Pawodakan Tapakan Ida Ratu Lingsir Desa Adat Padangtegal: Seniman pun Jadi “Pengayah”

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Pawodakan Tapakan Ida Ratu Lingsir Desa Adat Padangtegal: Seniman pun Jadi “Pengayah”

Pawodakan Tapakan Ida Ratu Lingsir Desa Adat Padangtegal: Seniman pun Jadi “Pengayah”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more

“Noctourism”: Berwisata Sambil Begadang

by Chusmeru
June 1, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

“Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya, begadang boleh saja, kalau ada perlunya”. Itulah sebait lagu dangdut yang dibawakan Rhoma Irama...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co