10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Refleksi Keluarga Dalam Kumpulan Cerpen “Politik Kasur, Dengkur dan Kubur” Karya I Made Suarbawa

Narenthy Satya Dewi.byNarenthy Satya Dewi.
December 27, 2022
inUlas Buku
Refleksi Keluarga Dalam Kumpulan Cerpen “Politik Kasur, Dengkur dan Kubur” Karya I Made Suarbawa

Buku kumpulan cerpen Politik Kasur Dengkur dan Kubur

KUMPULAN CERPEN “Politik Kasur, Dengkur dan Kubur” merupakan buku yang ditulis oleh I Made Suarbawa. Sebuah buku kumpulan cerpen yang sebagian besar mengangkat cerita mengenai  keluarga.

Cerpen ini mengajak pembaca untuk  merasa lebih dekat dengan kehidupan pengarang. Dilihat dari apa yang menjadi landasan pengarang lebih memilih untuk mengangkat tema keluarga pada cerpen tersebut, mungkin bagi pengarang cerita-cerita buku cerpen “Politik Kasur,Dengkur dan Kubur” adalah refleksi dari gambaran keluarga yang pernah pengarang temui ataupun pengarang sendiri yang mengalami cerita tersebut.

Berbagai konflik yang dialami tokoh dalam cerpen di buku ini sangat beragam, mulai dari pertengkaran suami istri di dalam cerpen “Secangkir Kopi Pagi” yang terasa sangat dekat dengan kehidupan nyata. Bahkan beberapa cerpen yang mengandung humor seperti cerpen “Langkah Besar Suri“ yang membuat pembaca merasa terhibur dan juga heran dengan tokoh Suri yang mencoba menjadi pahlawan bagi keluarganya namun lupa akan apa yang sudah dimilikinya.

Cerita  di dalam kumpulan cerpen karya Made Suarbawa ini tidak hanya sekedar fantasi semata, namun juga mengandung kisah-kisah nyata yang sering terjadi  di dalam kehidupan dan juga masyarakat. 

Dalam buku  “Politik Kasur,Dengkur, dan Kubur” ini terdapat sebelas cerpen dengan jumlah halaman 114 lembar. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh tokoh dalam cerpen-cerpen di dalamnya  pun juga banyak mengambil dari kehidupan sehari-hari.

Dalam buku ini pengarang banyak mengangkat tema keluarga serta permasalahan yang sering dihadapi oleh suami- istri. Hal yang paling menonjol adalah buku cerpen ini banyak sekali menggunakan tokoh laki-laki sebagai tokoh utamanya. Namun tidak sedikit juga Made Suarbawa menggunakan tokoh utama perempuan di beberapa cerpennya seperti cerpen yang berjudul “Langkah Besar Suri dan Kawan Tiba (Suatu) Senja” yang ceritanya sangat menarik untuk dibaca.

Cerpen dalam buku “Politik Kasur,Dengkur, dan Kubur” karya Made Suarbawa ini sangat menguras emosi pembaca, seperti halnya roller coaster yang membuat emosi pembaca menjadi naik turun. Yang pada awalnya pembaca disuguhi oleh cerita yang sedih kemudian cerpen selanjutnya dibuat lebih lucu sehingga pembaca merasa terhibur.

Bahkan ada pula cerpen yang mengajak pembaca untuk serius dan tetap fokus agar dapat memahami isi buku cerpen ini, seperti cerpen yang berjudul “Menanti Senyum Pelangi” yang membuat kita harus fokus memahami isi ceritanya.

Cerpen-cerpen dalam buku ini membuat pembaca menjadi sadar, konflik harus dibuat senyata mungkin agar bisa menggelitik pikiran serta merenungkan pesan yang ingin disampaikan oleh pembaca. Begitupun juga yang bisa membangunkan pembaca / penulisnya dari rasa nyaman itu sendiri. Di dalam buku cerpen ini, pengarang sering menggambarkan cerita yang banyak ditemui di kehidupan sehari-hari.

Penggambaran pasangan suami istri di dalam cerpen sangat romantis seolah-olah tokoh di dalam cerpen dihadiri sosok penulis, karena sebagian besar cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen ini menceritakan tentang keluarga yang tidak jauh dari cerita-cerita di masyarakat yang sering kita temui.

Seperti halnya cerpen “Secangkir Kopi Pagi” yang mengisahkan seorang laki-laki bertengkar dengan istrinya hanya karena persoalan kopi. Permasalahannya pun dibuat semakin besar dan serius hingga tokoh dibuat sangat frustasi. Sebenarnya masalahnya hanya sepele namun malah dibuat rumit oleh tokoh itu sendiri. Namun di akhir cerita istrinya menjelaskan penyebab timbulnya permasalahan tersebut seperti dalam kutipan berikut:

“Jangankan kata sayang bahkan secangkir kopi pun mulutmu tidak pernah sudi memintanya dariku.”

Permasalahan diakhiri dengan penjelasan Reni kepada suaminya Kayan yang membuat cerita makin mengharukan.

Pada awalnya, saat melihat judul buku ini pembaca mungkin akan merasa kurang minat untuk membaca cerpen ini. Sebab pengarang memilih menggunakan judul “Politik” yang membuat cerpen kurang diminati terutama pada zaman sekarang ini.

Namun, Made Suarbawa sangat berani memakai judul tersebut yang dibumbui dengan kata kasur,dengkur dan kubur yang membuat pembaca bertanya-tanya apa hubungan hal tersebut dengan politik, yang membuat pembaca menjadi penasaran.

Bahkan setelah dibaca pun, ceritanya ternyata sangat menarik seperti cerpen yang berjudul “Kisah Peniup Seruling” misalnya, pembaca seolah-olah seperti menonton orang yang sedang mendongeng. Hal itu karena cara pengarang yang menyampaikan cerpen seperti tanya- jawab hingga cerpen itu selesai.

Cerita yang sesungguhnya sederhana ini diramu dengan dialog tanya-jawab yang terkesan monoton, tetapi penulis cukup lihai menyusunnya sehingga pembaca menjadi penasaran dan membaca hingga usai. 

Dalam buku cerpen ini pengarang banyak menggunakan istilah-istilah dalam bahasa Bali namun pengarang membuat kata-kata itu tersusun rapi dan menarik sehingga pembaca tidak merasa bosan untuk membacanya. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca meskipun ada kata sulit dari bahasa Bali seperti pada cerpen yang berjudul “Politik Kasur dan Dengkur” namun pengarang telah menambahkan kata kunci di bawahnya sehingga makna yang ingin disampaikan oleh pengarang dapat diserap oleh pembaca.

Meski beberapa cerita memiliki tema yang sederhana, bahkan terkadang terlihat  klise, misalnya pada cerpen yang berjudul “Anak Pertama Kita” yang menceritakan soal diskriminasi anak perempuan dalam keluarga di Bali, namun pengarang memiliki teknik penyelesaian sendiri yang sangat bagus dan tidak bisa ditebak.

Saat sepasang suami istri yang bahagia atas kelahiran anak pertama mereka, namun di sisi lain anak perempuan tidak membuat keluarga besar mereka bahagia karena penerus keluarga hanya berhak kepada anak laki-laki saja.

Seperti halnya sekarang, anak perempuan masih dianggap remeh yang terpenting adalah kelahiran anak laki-laki bahkan hal ini masih sering terjadi di masyarakat. Pengarang juga dapat menyelesaikan cerpen tersebut dengan santai namun juga menimbulkan keharuan dan pesan terselubung yang cukup mendalam kepada pembaca.

Secara keseluruhan buku kumpulan cerpen berjudul “Politik Kasur,Dengkur dan Kubur” karya Made Suarbawa yang diterbitkan Mahima Institute Indonesia ini sangat bagus, baik dari segi jalan ceritanya maupun penulisan dan visualisasi yang digambarkan di dalamnya.

Ceritanya sangat ringkas dan juga tidak bertele-tele dengan alur yang sederhana. Karakter tokoh yang digambarkan sudah cukup kuat disampaikan oleh penulis. Seperti cerpen yang berjudul “Langkah Besar Suri” yang ceritanya digambarkan lucu oleh penulis, akan lebih baik apabila ditampilkan dengan humor- humor yang lebih berwarna dan mendominasi.

Atau seperti cerita cerpen “Anak Kita Selamat” yang mampu menguras emosi pembaca akan lebih baik lagi bila ditambahkan dengan hal-hal yang menyimbolkan kesedihan serta kecemasan yang tidak hanya monoton itu saja. Ada beberapa cerpen juga yang diceritakan cukup panjang seperti cerpen “Balada Lumpur dan Seorang Petani” yang membuat pembaca kurang memahami isi ceritanya, sehingga para pembaca harus membaca berulang-kali agar mampu menangkap pesan yang terkandung di dalam cerpen tersebut.

Buku cerpen ini sangat menarik untuk dibaca oleh berbagai kalangan dan begitu banyak pesan yang dapat kita petik dari cerpen tersebut. Keluarga adalah orang-orang yang paling dekat dengan kita tentu saja cerita dalam kumpulan cerpen ini memiliki daya tarik sendiri bagi pembaca.[T]

Representasi Laut dalam Kumpulan Puisi “Upacara Terakhir” Karya GM Sukawidana
Ngurah Parsua dan Karyanya: Prosa yang Reflektif, Puisi yang Jernih
Dunia Penuh Luka Dalam Kumpulan Cerpen “Luka Batu” Karya Komang Adnyana
Tags: Bukubuku kumpulan cerpenCerpenresensi bukusastraUniversitas PGRI Mahadewa Indonesia
Previous Post

Ketegangan dan Sukacita dalam Simulasi Menjadi Anak Asrama Baru di SMA Taruna Mandara

Next Post

Prambanan Tidak Hanya Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso

Narenthy Satya Dewi.

Narenthy Satya Dewi.

Lahir di Jangu, 29 April 2002. Menempuh pendidikan di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daera. Suka mendengarkan musik dan membaca novel. Contact: narenthysatya29@gmail.com . IG: narenthysatyadewi

Next Post
Prambanan Tidak Hanya Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso

Prambanan Tidak Hanya Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co