MESKI HANYA DIRAYAKAN oleh umat Kristiani, Hari Natal tampaknya memberi berkah juga bagi pengusaha lokal di Singaraja. Salah satunya usaha jahit pakaian.
Tentu saja. Karena di kota Singaraja masih ada semacam kebiasaan menjelang hari raya, yakni kebiasaan menjahit baju baru. Baju baru itu tentu saja dipakai pada saat mereka merayakan hari-hari besar.
Begitu juga yang terjadi menjelang Natal. Menjelang hari besar umat Kritiani itu, sejumlah tempat jahit pakaian mengeku menerima pesanan lebih banyak dari hari-hari biasa.
Salah satu tempat jahit di Singaraja yang cukup banyak menerima orderan baju Natal adalah Penjahit Ayu. Lokasinya di Jalan Laksamana, Singaraja.
Ida Ayu Ketut Suciati, pemilik usaha Penjahit Ayu mengatakan pesanan untuk menjahir baju memang datang lebih banyak menjelang Natal. Selain baju untuk Natal, Penjahit Ayu juga menerima pembuatan baju sekolah, baju kemeja, baju kantor, vermak pakaian, kebaya, jas dan pasang pangkat.
Sebelum pindah ke Jalan Laksamana, Penjahit Ayu buka di Jalan Sudirman yang tepatnya di depan Kantor Jiwasraya,” kata Ida Ayu Ketut Suciati. “Karena harga sewa ruko yang terus meningkat setiap tahun, saya memutuskan pindah ke Jalan Laksamana,” katanya.
Untuk pesanan baju Natal di antaranya dengan model kemeja hem, dress, baju setelan atasan hingga rok. Ongkos jahit untuk kemeja hem misalnya dipatok Rp 60 ribu dan dan baju model dress Rp 70 ribu.
Ida Ayu Ketut Suciati mulai buka pukul 09.00 WITA hingga 18.00 WITA. Ia merintis usaha ini sejak 10 tahun dan kini usianya sudah 45 tahun.
Meski sempat berpindah tempat, Ida Ayu Suciati mengatakan pelangganya tidak lari ke penjahit lain.
“Pelanggan masih tetap setia, mungkin puas dengan jahitan saya,” ujar Ida Ayu Ketut Suciati.
Setelah Covid-19 mereda, Penjahit Ayu juga menerima banyak pesanan kemeja Endek. Selain itu, yang paling banyak pada Desember pesanan jahitan baju Natal mencapai 50 potong.
“Ya, disyukuri saja. Ikut merasakan berkah Natal,” ujarnya.
Meski sering kebanjiran order, hingga saat ini Ida Ayu Ketut Suciati belum mempekerjakan karyawan. Ia masih belum menemukan pekerja yang pas dan mau sungguh-sungguh untuk menjahit.
“Belum banyak yang mau bekerja di bidang ini secara totalitas,” katanya.
Seorang pelanggan di Penjahit Ayu, Cecil yang berusia 20 tahun, mengatakan, kain yang dijahitnya itu didapat dari Gereja. “Pada peringatan Natal di Gereja ada paduan suara. Semua dibagikan kain biar seragam,” ujarnya.
Pelanggan lain, Anggun, 20 tahun, mengaku mengetahui Panjahit Ayu dari temannya yang sebelumnya pernah menggunakan jasa Ida Ayu Ketut Suciati. Ia lebih senang menjahit pakaian daripada membeli pakaian yang sudah karena bisa menentukan model pakaian yang ingin dibuat.
“Tinggal minta penjahitnya untuk jahit apa yang diinginkan,” ujar Anggun Kamis, 22 Desemebr lalu.
Saat itu Anggun memilih model dress. Contoh pakaian dress yang dipesannya dilihat di Google dan halaman website pinterest. Setelah itu, ia menunjukkan ke gambar kepada Ida Ayu Ketut Suciati.
“Mungkin ini akan nyaman dipakai dan terlihat lebih ramping,” ujarnya.
Lain halnya dengan Rila, 21 tahun.Rremaja ini memilih model pakaian setelan atasan dan rok yang terpisah. Ia meminta model itu pada Ida Ayu Ketut Suciati agar berbeda dari yang lain.
“Ingin berbeda, dress yang banyak pakai,” ujarnya.
Sementara itu, penjahit pakaian lain yang masih berlokasi di Jalan Laksmana, Singaraja Komang Wati, 49 tahun, juga mendapatkan pesanan untuk menjahit baju Natal. Pesanan yang diterimanya adalah lima pesanan kemeja pria. Satu pakaian ongkos jahitnya Rp 90 ribu.
“Pesanan baju perempuan belum ada,” ujarnya.
Komang Wati sehari-harinya lebih banyak menerima pesanan untuk menjahit baju seragam sekolah atau seragam untuk perkantoran. “Natal tahun lalu lebih banyak pesanannya dari sekarang. Sampai 15 orderan jahit baju Natal,” ujarnya.[T]