Video musik atau video klip musik Dinasti Matahari yang dilantunkan Navicula, meraih video terbaik AMI Award (Anugerah Musik Indonesia) 2022. Video itu digarap Kitapoleng dengan sutradara Dibal Ranuh.
Video klip lagu Dinasti Matahari yang dibawakan Navicula itu diakui memiliki kekayaan perspektif dan penuh tafsir bernas atas keberagaman budaya Indonesia.
Selain kepiawaian sutradara Dibal Ranuh beserta timnya, lagu Navicula sendiri diakui memang punya andil besar sehingga video klip itu berhasil meraih penghargaan terbaik.
Lirik lagu Dinasti Matahari memiliki kekuatan yang dapat menuntun kreator manapun untuk memasuki belantara makna. Dan Dibal berhasil mengkolaborasinya dengan pengalaman kreatif yang selama ini ia tempuh.
“Lirik Dinasti Matahari sangat bagus,” kata Dibal Ranuh.
Dibal bercerita, kebetulan ia sendiri senang blusukan di pulau-pulau terluar, baur dengan kekayaan-kekayaan etnik yang di Indonesia ini sebetulnya berserakan.
Lirik dan kekayaan etnik Indonesia itulah yang memberi tenaga pada proses pembuatan video klip Dinasti Matahari. “Hal lainnya tentu saja karena saya memiliki tim yang tak kalah bagus. Terima kasih Jasmine, Wendra dan Pranita. Kalian luar biasa!” kata Dibal Ranuh menyebut nama-nama timnya di Kitapoleng
Harus diakuli, memang terdapat banyak sekali kekuatan lokal, isu-isu urgent, dan filosofi warisan luhur dari Indonesia yang bisa diangkat dalam karya, baik musik, sastra, flim dan karya-karya kreatif lainnya.
Seperti yang dilakukan Navicula dalam karya-karya sebelumnya. Lihatlah judul-judul garapan musik Navicula. “Orangutan”, “Ibu”, “Busur Hujan”, “Bali Berani Berhenti”, “Di Rimba, Harimau!harimau!” “Kartini” dan “Metropolutan”. Namun kebanyakan karya-karya mereka justru diapresiasi pihak luar. Baru sekarang dunia mainstream lokal melirik value-value ini.
“Navicula dan tim akan terus memasukkan lebih banyak isu-isu ini ke industri musik tanah air, agar semakin lebih banyak orang yang mendukung dan peka pada isu sosial dan lingkungan yang menjadi isu penting global di generasi kita saat ini”, ungkap Robi, vokalis Navicula.
Robi kemudian memberikan satu analogi menarik untuk industri musik di tanah air. Baginya, industri musik sama seperti tukang masak. Selama ini apresiasi lebih banyak diberikan kepada mereka yang jago bikin masakan enak dan seberapa banyak orang yang menciptakan hype dg masakan enak tersebut. Tukang masak yang ideal memang harus bisa bikin masakan enak dan jago mempromosikannya agar terjual.
Namun lebih dari itu, industri musik dan konsumen juga perlu mengapresiasi value-value yang lebih mendalam. Masakan bukan cuma harus enak dan estetis, tapi juga harus bergizi, bernutrisi, agar industri musik kita tidak didominasi oleh sejenis junk food. “Thanks for all the team, dan tim penilai AMI awards atas apresiasi ini. Sampai jumpa di AMI tahun depan”, tutupnya.
Sementara itu, Sandrina Malakiano selaku executive producer mengaku turut bangga dan bersyukur atas penghargaan AMI Award yang diberikan pada video musik Dinasti Matahari. Baginya, itu membahagiakan.
Sebab sepanjang perjalanan karir selama 26 tahun terakhir, Navicula terus konsisten menyuarakan beragam pesan penting dalam lagu-lagu mereka. Mulai dari isu lingkungan, isu perempuan, korupsi dan keadilan hukum, keberagaman, juga pelestarian warisan budaya lokal.
Lebih dari itu, Navicula bukan hanya sekadar bersuara tapi benar-benar secara tegas memperjuangkan dan menerapkan semua yang mereka kumandangkan dalam hidup sehari-hari. “They walk the talk”, tegasnya.
Dan ia berharap semangat ini akan menular ke sebanyak mungkin orang.
“Kemenangan ini kami terima dengan segala kerendahan hati. Juga sekaligus menjadi sumber tekad dan energi baru untuk mempersembahkan karya-karya yang lebih baik lagi. Terima kasih banyak AMI Awards.”, katanya. [T][Ado/Pra/*]