3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lelaki Penari, Kesangsian Orang-orang, dan Proses Kreatif Kurniadi Ilham

Bryan FergusonbyBryan Ferguson
September 21, 2022
inPersona
Lelaki Penari, Kesangsian Orang-orang, dan Proses Kreatif Kurniadi Ilham

Berawal dari randai, sebuah kesenian rakyat yang ada di Solok, Sumatra Barat, Kurniadi Ilham mempelajari silat ketika SMP agar masuk pada tari tersebut—yang beberapa gerakannya berdasarkan gerakan bela diri.

Ketika SMA, ia mempelajari tari khas Sumatra Barat di sebuah sanggar. Hal ini yang menjadi cikal bakal seorang Kurniadi Ilham atau yang biasa akrab disapa Ilham.

Ia merupakan dosen Universitas Jambi yang menjadi salah satu peserta Temu Seni Tari Indonesia Bertutur 2022 Juli.

Kurniadi Ilham (tengah) sedang bergerak dalam sesi Sharing Method di Amatara Agung Raka Hotel

Ilham berasal dari keluarga petani, dan ketika ia memilih untuk berkuliah di jurusan tari, keputusan itu menjadi masalah bagi keluarganya. Dalam masyarakat Solok, laki-laki penari dianggap sebagai hal tabu, karena mayoritas anak laki-laki di Solok pergi merantau untuk mengubah nasib.

Pergumulan menjadi seorang penari laki-laki di masyarakat Minang masih menjadi hal yang pelik hingga saat ini. Ilham menceritakan awal mula ia masuk seni tari. Ia dikecam habis-habisan oleh keluarga besarnya: dari kakeknya, orangtua, hingga kakaknya, tidak ada yang setuju Ilham masuk ke jurusan tari.

“Tuh cucuku, masuk (jurusan seni tari) kayak biduan-biduan panggung kayak gitu. Entah apa yang dia kerjakan,” kata Ilham menirukan gunjingan kakeknya.

Ibu Ilham pun seakan angkat tangan dengan jalan yang dipilih anaknya, “Yang penting kamu bisa jadi guru aja deh.” Ilham mencoba menirukan cara Ibunya bicara dengan pasrah atas pilhan anaknya untuk kuliah ke dalam jurusan tari.

Kurniadi Ilham (memegang mikrofon) dalam diskusi tentang situs cagar budaya di Pura Samuan Tiga

Stigma tersebut berlangsung terus-menerus hingga Ilham mampu membuktikan bahwa pemikiran keluarganya salah.

Ilham membuktikannya pada saat kuliah ia mampu mendapat beasiswa dan diberangkatkan ke luar negeri dan tur di beberapa kota; salah satunya New York. Keluarga Ilham terkejut karena ia dapat mencapai itu semua walaupun masih berada di semester awal.

Dengan begitu, Ilham membuktikan, sekurang-kurangnya untuk keluarga sendiri, bahwa menari dapat menjadi hal yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Ada hal yang menarik ketika saya melihat pertunjukan singkat yang dibawakan oleh Ilham di acara Temu Seni Tari Indonesia Bertutur yang diadakan oleh Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Ia membawakan pertunjukan di hari terakhir dengan menggunakan properti kawat bangunan, kaleng, dan tali. Lalu, dengan beberapa pemain pembantu lainnya ia menyeret-nyeret kawat bangunan itu di lantai.

Malam itu, suara kaleng yang digesekan kepada kawat bangunan menjadi satu-satunya melodi yang menemani para penonton untuk tenggelam pada pertunjukannya. Setelah beberapa lama, para penonton diajak ke panggung untuk berpartisipasi.

Kami diminta untuk menggigit kawat bangunan itu dan kemudian di saat yang bersamaan, kaleng-kaleng yang tertempel pada kawat itu digesekan secara liar. Jujur, gigi saya berasa sedang dibor. Ngilu sekali rasanya.

Kurniadi Ilham dalam persiapan pertunjukan tari di Mandala Wisata, Desa Bedulu

Pertunjukan itu menceritakan tentang bagaimana dampak eksploitasi yang terjadi di sungai Batanghari yang dekat dengan kampung halaman Ilham. Pertunjukan yang ditampilkan pun cukup jauh bentuknya dari estetika tarian khas Minangkabau.

Saya lebih melihat pertunjukan ini sebagai pertunjukan yang kontekstual. Tapi ada satu benang merah dari pertunjukan ini yang bisa saya dapat: adanya unsur-unsur koreo yang mengandung kekerasan, dan masih berkorelasi dengan latar belakang Ilham yang pernah belajar silat.

Hal ini menjadi unik bagi saya, karena ketika ia menciptakan pertunjukan tersebut, ia menghadirkan isu yang paling dekat dengan rumahnya, lalu ia mengaitkan hal yang terjadi di masa lampau lalu dibenturkan dengan realitas yang terjadi saat ini.

Kami sempat berbincang. Hal ini ia lakukan bukan karena trend semata. Ia tidak terlalu peduli dengan mengikuti isu-isu arus utama, melainkan lebih berfokus pada isu yang menarik bagi dirinya saat itu. Terlepas peduli atau tidaknya penonton yang tertarik.

Penampilan Kurniadi Ilham di Mandala Wisata, Desa Bedulu dalam sesi Presentasi Tari

Apa yang dilakukan oleh Ilham, sekilas mengingatkan saya bagaimana berbedanya dirinya dengan beberapa seniman yang saya kenal sewaktu masih tinggal di Jakarta. Banyak seniman di Jakarta yang saya kenal berlomba-lomba ingin menjadi seniman yang membawakan isu-isu yang sedang naik daun saat ini.

Jadi, misalkan sedang ada maraknya informasi tentang kesadaran mental, para seniman lain akan ikut-ikutan membuat hal yang sama. Hal ini seakan-akan dilakukan supaya publik sadar akan eksistensi sang seniman. Akibatnya, seakan-akan skena kesenian yang ada pun berdasarkan latah-latahan isu saja.

Masih banyak hal yang ingin dicapai oleh Ilham. Salah satunya ia ingin terus tetap berkarya dan berkoneksi dengan seniman-seniman di luar Sumatera dengan harapan ia ingin menjadi salah satu seniman di kampung halamannya yang menjadi pemicu bagi masyarakat sekitar untuk lebih mengapresiasi kesenian.

Ia juga berharap apa yang ia lakukan bisa mengangkat stigma buruk tentang laki-laki yang menjadi seorang penari.[T]

– BACAartikel lain tentangTemu Seni Tari Indonesia Bertutur

Koreografi Pijat dan Pencarian Gede Agus Krisna Dwipayana dalam Tubuh Tari Tradisi
Tubuh Antara: Tari Tradisi dalam Gerak Bathara Saverigadi
“Seni dalam Keseharian Bukan Omong Kosong”—Percakapan yang Tertinggal Setelah Temu Seni
Krisna Satya, Sikut Satak, dan Usaha Menerjemahkan Arsitektur dalam Anatomi Tubuh
Tags: Indonesia Bertuturseni tariTemu Seni Tari
Previous Post

“Ngewangsuh” Pusaka Perang Banjar: Mengingat Perlawanan, Menebar Spirit Kepahlawanan

Next Post

Pura Meduwe Karang, Sepeda, WOJ Nieuwenkamp, dan Kopdar Pesepeda Buleleng

Bryan Ferguson

Bryan Ferguson

Aktor dan penari, Jakarta-Badung

Next Post
Pura Meduwe Karang, Sepeda, WOJ Nieuwenkamp, dan Kopdar Pesepeda Buleleng

Pura Meduwe Karang, Sepeda, WOJ Nieuwenkamp, dan Kopdar Pesepeda Buleleng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co