30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pengalaman adalah Referensi | Catatan Rajangan Barung Teater Kalangan

Agus Noval RivaldibyAgus Noval Rivaldi
May 12, 2022
inKhas
Pengalaman adalah Referensi | Catatan Rajangan Barung Teater Kalangan

Peserta dan panitia Rajangan Barung di Komunitas Mahima

Teater Kalangan membuka open call bertajuk “Rajangan Barung”. Program ini bertujuan dan berangkat pada fokus menyoal mengajak para koreografer dan penari di Bali untuk menulis kritik/ulasan pertunjukan, proses kreatif seniman, sekaligus menuangkan gagasan praktik artistiknya ke dalam bentuk proposal karya.

Program ini akan berjalan intens dimulai pada bulan Mei dan September 2022 di Bali. Pada program “Rajangan Barung” ditunjukan khusus bagi kalangan koreografer dan penari di Bali. Rangkai program pertama adalah workshop yang berfokus pada dua kegiatan penulisan. Pada program kedua setelah mengikuti workshop, para peserta terpilih akan mengikuti program pengembangan riset dan produksi pertunjukan yang muaranya akan dipresentasikan sebagai karya tumbuh pada 2023 mendatang.

“Rajangan Barung” merupakan serangkaian program karya tumbuh yang diinisiasi Teater Kalangan dalam rangka mendorong kemungkinan pengembangan praktik lintas disiplin pertunjukan seniman muda di Bali. Konteks “Rajangan Barung” mengadaptasi gagasan yang hadir di balik istilah “Rajangan”, yang dalam Bahasa Indonesia artinya racikan, serta “Barung” yang merujuk pada budaya mebarung di Bali. Sekaligus menjadi ajang timbang pertunjukan antar seniman dalam rangka mengukur proses dan capaian karyanya masing-masing.

Program ini diharapkan mampu menjadi ruang produksi dan interaksi beragam pengetahuan serta dapat membuka jejaring ekosistem kajian dan produksi pertunjukan yang lebih kritis, cair, sekaligus reparative terhadap kemungkinan isu yang berkembang dalam kenyataan Bali hari ini.

Kemudian pada tanggal 6-8 Mei kemarin, para peserta terpilih dan beberapa peserta tamu mengikuti kegiatan pertamanya. Berlokasi di Singaraja, para peserta terpilih banyak menghabiskan waktunya di Rumah Belajar Komunitas Mahima.

Soal Mengulas Karya dari Persepsi | Catatan Singkat-Santai Tim Publikasi Rajangan Barung

Dan beberapa melakukan persinggahan menuju tempat-tempat para narasumber yang sudah dipilih. Dari rentan waktu tiga hari tersebut banyak agenda yang para peserta lakukan. Setelah para peserta datang dan sampai di Mahima para peserta disambut sekaligus dipaparkan soal program yang akan dijalankan selama tiga hari mendatang.

Pada hari pertama tanggal 6 Mei, ketika para peserta datang dan sudah cukup untuk beristirahat. Pemateri pertama diisi oleh Made Adnyana Ole atau yang saya akrab panggil Pak Ole. Adalah sastrawan, jurnalis sekaligus pimpinan redaksi media jurnalisme warga bernama tatkala.co. Diskusi yang terjadi banyak menceritakan pengalamannya menulis sebagai jurnalis, serta kemungkinan lain bentuk tulisan yang bisa dikerjakan nanti selama workshop berlangsung.

Kebetulan hari pertama juga saya hadir dan mendengarkan langsung pemaparan yang diberikan oleh Made Adnyana Ole, meskipun tidak semua ceritanya saya tangkap tapi ada beberapa hal-hal penting yang saya amini sebagai pembelajaran. Selain begitu banyak cerita Pak Ole yang sangat menarik dan unik selama perjalanan menulis ulasan pertunjukan atau menulis liputan, Pak Ole juga memberikan keterangan kesalahan kecil yang sering dilakukan penulis.

Kita sering kali terjebak Ketika menulis selalu membutuhkan referensi besar dan sedikit gawat, semacam mecantumkan teori, nama pengarang, judul buku dan bahkan halamannya. Sering kali pada ruang-ruang akademis misalnya, kegiatan menulis menjadi hal yang sangat serius. Harus menyiapkan jiwa yang kuat, 10 gelas kopi, bertumpuk judul buku teori dan hal-hal yang memusingkan penulisnya sendiri.

Ketika Pak Ole menceritakan pengalaman selama menulis hal yang sederhana dan menyenangkan, saya teringat waktu dulu masih duduk di bangku sekolah dasar. Biasanya setelah selesai libur panjang semester atau libur hari raya, hari pertama masuk sekolah pada pelajaran Bahasa Indonesia guru saya selalu menugaskan muridnya untuk menceritakan pengalamnnya kembali selama liburan. Sedetail-detailnya dan seinget-ingetnya, versi masing-masing. Saya ingat bagaimana saya menuliskan perjalanan liburan itu begitu menyenangkan, begitu bersemangat seolah-olah liburan saya lah yang paling mengesankan di banding kawan-kawan saya di kelas.

Tandang Kunjung Melihat Seniman Bekerja | Catatan Singkat-Asyik Tim Publikasi Rajangan Barung

Momen itu yang kemudian sudah tidak saya dapatkan kembali ketika saya menduduki tingkat sekolah yang semakin dewasa. Sampai akhirnya saya mendengar cerita kawan saya yang duduk di bangku kuliah, bagaimana sebenarnya dia sangat ingin menulis. Tapi diberatkan oleh referensi yang dia rujuk itu berangkat dari mana, saya berpikir mungkin itu adalah pola latihan menulis yang terjadi di bangku kuliah.

Kemudian pada workshop pertama yang diberikan oleh Pak Ole, hal itu mungkin bisa menjadi tidak dipikirkan kembali. Karena bagi Pak Ole, referensi itu bisa datang dari mana saja termasuk pengalaman, mendengar music, menonton, cerita orang terdahulu dan kenyataan di lapangan. Bagi Pak Ole menulis tentang ulasan pertunjukan adalah menulis pengalaman kembali paska menonton pertunjukan. Bagaimana kita memberikan pandangan yang mungkin tidak ditangkap oleh orang lain. Menuliskan kembali apa-apa saja kelebihan dan kekurangan selama menonton pertunjukan tersebut.

Demikian juga untuk menulis apapun, termasuk menulis tentang proses kreatif seniman atau proses kreatif sendiri. Bagaimana yang terpenting adalah cara menyampaikan gagasan dengan baik dan banyak dapat dimengerti orang lain. Tidak harus berat-berat dan gunakanlah kemampuan bahasa yang kita miliki. Meskipun memang ada tulisan yang memang berat dan itu suatu waktu dibutuhkan, tapi untuk melatihnya saya rasa kerja-kerja sederhana seperti ini dapat dilakukan.

Workshop hari pertama berjalan begitu hangat, menyenangkan dan menambah banyak wawasan. Terlihat para peserta terpilih dan peserta tamu banyak yang berbagi pengalaman atau sekedar bertanya dalam teknis kepenulisan. Ya tentu saja, masalah yang saya ceritakan tadi jadi pertanyaan salah satu peserta. Workshop dan diskusi berjalan selama dua jam, dan setelah itu para peserta dipersilahkan untuk istirahat makan malam dan mandi.

Malam harinya, sekitar jam 7 malam. Para peserta kembali berkumpul dan melaksanakan kegiatan selanjutnya. Yaitu menonton bareng dokumentasi pertunjukan para narasumber yang akan mengisi pada hari selanjutnya. Ada tiga dokumentasi pertunjukan yang disaksikan; pertunjukan dari Gasti Made Aryana seorang dalang wayang dan penulis yang akrab dipanggi Jro Dalang Sembroli. Pertunjukan dari Kadek Sonia Piscayanti seorang sastrawan, sutradara teater dan akademisi. Dan yang ketiga ada pertunjukan dari Putu Satria Kusuma seorang sutradara teater, filmmaker dan penulis.

Yang Tertangkap Yang Kehilangan | Catatan Singkat dan Foto Esai Tim Publikasi Rajangan Barung

Setelah menyaksikan dokumentasi pertunjukan selama kurang lebih dua jam, penonton dijelaskan sedikit tentang biografi para narasumber dan apa tujuan dari memperkenalkan karya-karya mereka. Setelah itu kegiatan selesai dan peserta diperlsilahkan untuk bersantai, lanjut mengobrol atau langsung istirahat. Saya dan kawan-kawan peserta mengobrol santai sebentar, setelah itu saya memutuskan untuk pulang terlebih dahulu karena esoknya harus bekerja. Pun para peserta esoknya harus melanjutkan kegiatan Rajangan Barung.

Pada hari kedua, pagi hari sekali para peserta bersiap-siap untuk menuju ke lokasi para narasumber tersebut. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Yang kemudian setiap kelompoknya menuju ke lokasi narasumber berproses, untuk mengais informasi tentang narasumber sekaligus menanyakan bagaimana proses kreatif narasumber. Tapi saya yang sebagai anggota Teater Kalangan, tidak ikut menjadi pendamping seperti teman-teman Teater Kalangan lainnya. Karena keharusan untuk bekerja dan menuju kantor, jadi saya hanya mendengar cerita dari kawan-kawan dan peserta. Kegiatan tersebut berlangsung kurang lebih dari jam 9 pagi hingga 3 sore hari.

Setelah itu para peserta balik lagi ke Rumah Belara Komunitas Mahima untuk melanjutkan diskusi temuan para peserta selama mengais informasi ke narasumber. Temuannya bisa banyak bentuk, bisa berupa data, hasil wawancara, foto dan video, cerita serta pengalaman pribadi selama mengikuti program.

Kemudian Pak Ole memfasilitatori temuan para peserta menjadi satu alur cerita yang bisa dijadikan tulisan untuk lebih lanjut. Setelah itu para peserta menuliskan temuannya itu berlanjut menjadi sebuah alur cerita yang matang. Ada yang menulis sambal santai di Mahima, ada yang keluar menikmati suasana kota Singaraja. Menuliskan temuan masing-masing para peserta lakukan sampai dirasa selesai menurutnya masing-masing.

Di hari ketiga atau hari terakhir para peserta pada program workshop pertama ini, saya sama sekali tidak bisa hadir karena ada pekerjaan kantor yang harus diselesaikan. Saya sedikit sedih karena sebagai anggota Teater Kalangan, saya malah tidak memberi banyak partisipan selama kegiatan berlangsung selian hanya menjadi tim hore di bidang apa saja.

Tapi saya percaya, dari dua hari itu saja sudah cukup menggambarkan bagaimana sebenarnya pengalamanpun adalah hal yang besar untuk dapat dituliskan kembali menjadi sesuatu. Agar kita terbiasa untuk menuliskannya, agar kita terbiasa untuk menceritakan kembali apa yang kita lihat, dengar dan saksikan.

Saya sangat setuju bahwa referensi itu datang dari mana-mana, dari menonton, mendengar cerita, membaca buku atau melihat fenomena kenyataan hari ini di sekitar tanpa membutuhkan teori yang berat. Meskipun nanti ketika kita menuliskan pengalaman kita dan dibaca oleh orang yang terbiasa menulis menggunakan teori, lalu kita dipertanyakan soal teori apa yang kita pakai. Kita akan sama-sama saling pandang dan tertawa. Dan jangan lupa untuk menjadikan itu juga sebagai sebuah pengalaman. [T]

Tags: Komunitas MahimaRajangan BarungTeater Kalangan
Previous Post

Macam-macam Usaha Sukses Orang Buleleng di Denpasar: Siobak, Rujak, Kopi dan Advertising

Next Post

Merasa Orang Paling Sabar di Muka Bumi? Cobalah Jalur Lintasan Pantura Situbondo

Agus Noval Rivaldi

Agus Noval Rivaldi

Adalah penulis yang suka menulis budaya dan musik dari tahun 2018. Tulisannya bisa dibaca di media seperti: Pop Hari Ini, Jurnal Musik, Tatkala dan Sudut Kantin Project. Beberapa tulisannya juga dimuat dalam bentuk zine dan dipublish oleh beberapa kolektif lokal di Bali.

Next Post
Merasa Orang Paling Sabar di Muka Bumi? Cobalah Jalur Lintasan Pantura Situbondo

Merasa Orang Paling Sabar di Muka Bumi? Cobalah Jalur Lintasan Pantura Situbondo

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co