20 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Puisi
Ilustrasi: salah satu karya dalam pameran seni rupa di Undiksha Singaraja, 7 Mei 2018

Ilustrasi: salah satu karya dalam pameran seni rupa di Undiksha Singaraja, 7 Mei 2018

Puisi-puisi Eny Sukreni | Lima Macam Kecemasan

Eny Sukreni by Eny Sukreni
March 6, 2021
in Puisi

MALAM PEGADANGAN


dari penggalan bulan utuh

nelayan bagai tempayan mengapung pelan

saat malam pegadangan di pelabuhan

debu tak tampak namun terasa di kulit

sampai pamit ampas kopi pahit


bak bintangbintang, lampu di pulau itu

redup lalu hilang di ujung perahu

cahayanya mati terganti matahari

yang mulai mendaki pagi

para nelayan kembali

dan bulan telah mati


DI PURA AKU BERMALAM


serupa ruang berdawai

tembang yang tak putusputus

tarian gunung yang khusyuk

wangi dupa turgas menggasab hening,

di pura aku bermalam


kecemasan jadi anggun

seiring asap yang mengatup ke langit

menembus taman kembang surya

pucuk daun maja memercik ubunubun,

malam masih bersila


air dan bunga

menadah kesejukan musim

keloneng genta

meliukliuk angklung

kehangatan menarinari

di tubuh yang berselendang


MATAHARI SELAHAN


kami seperti menjumpai matahari

setelah menguntit cabangcabang kelakar

yang memalamkan kesadaran

menyisakan cahaya datang seuntal


selalu kami terkenang nyanyi burung sunyi

pasir putih yang terlepas sebutirsebutir di kaki

seperti merelakan kepergian matahari

yang lama kami semaikan menjadi sebuah lahan

dan suara ombak memecah di gerak dahandahan


kami bercakap di sisi pesisir tanpa lampu

dan suara kami lenting di bilikbilik tak  dihuni

seorang kawan berduka sendiri dalam kamar

sebab kekasihnya telah memadamkan lentera


selalu kami terkenang nyanyi burung sunyi

pasir putih yang terlepas sebutirsebutir di kaki

memecahmecah mimpi kami

tentang tempat yang tak sempat diterangi matahari


GILI MENO SUATU PAGI


dari balik pintu kaca, sebuah perahu menyendiri

seperti aku yang kerap terbangun lebih dulu

menuruni anak tangga ini

merasa kembali tertidur dan bermimpi

laut mengibas dingin ke bawah kulit

menyeret langkah ke bibir pantai

dimana belum tampak tapak kaki tercetak


seseorang berdiam saja memandang laut

tak seperti aku yang berputarputar

berlarian mencetak sebanyak mungkin tapak kaki

sebab pagi ini kumiliki hanya sehari


sekawanan perkutut

mencari guguran semut dari pohon di atas pasir

lalu terbang ketika aku mendekat

seperti ingatan, kerap menggetus langkah ke belakang

manakala dahandahan tirus dijerat angin


dari balik pintu kaca, laut menatap sayu

saat berkemas, kelambu masih seputih pasir

keran yang macet di kamar mandi,

seperti membiarkan kepergianku

kembali menuruni anak tangga ini

menuju perahu yang siap mengantar pulang


DARADARA GILI


daradara gili, bertiga di jalan sepi

kata seorang yang kerap lintas di rawa

senjakala mereka menyimpul janji

sembari menyimak gemericit burung

di pucukpucuk bakau

sebelum petang mengaji


di muka pintu rumah lumbung

seorang dara mematutmatut gaun selutut

suara perkutut kembali meretas perasaan kalut

menyamarkan sedikit gores yang belum sempat dibalut


daradara gili, memanaskan kuali

menggelar baki di sebuah resepsi

api biru di hati mereka, tak berasap

mencubitcubit hangat percakapan di bawah terop

dan pandang berlompatan ke arah tawa para wali

yang berarusarus serupa kali


daradara gili, bertiga di jalan sepi

menunggui pesanpesan tak berkaki

tak ada angin di bakaubakau

daudaunnya merunduk sepi

seperti karang yang diamdiam mengawini ombak

dan melarikan pagi


LIMA MACAM KECEMASAN


adalah bintang, menjatuhkan lima macam kecemasan

hujan yang tak turunturun, musim dingin yang pikun

perantau yang ditinggalkan kotanya, nelayan tak mendapat ikan

dan seekor kadal mengutuk diri di tengah jalan


yang bergugus di langit cuma bayang lampulampu


mana terik mana api, rindu berderak di sumur tanpa air,

tinggal di pori, ngalir setetes di jalan kota,

pohon listrik berdahan keramik

daunnya tanah yang dibakar

pada sawah yang basah hilang tanaman


di langitlangit, bintang panas siang hari

sebab di luar ada gemuruh, pejalan kaki kehilangan teduh

yang rindang telah wafat, tinggal pijak yang tersisa sejengkal

banjirlah ia dalam terik hujan


PENGASONG


seakan yang mengetuk pintu adalah laut

tidur telah diusaikan embun bercampur pasir

juga ombak belum jelas kerdipnya

perahu yang diam bagai dilukis subuh

pengasong itu mengalungkan kulitkulit keong

bermata tulang


dermaga menunggu embun tiris

perahu menantikan nakhoda

dan blanket yang terlipat di tangan

kehilangan dingin

mereka kerap ditinggalkan pagi

____

BACA PUISI LAIN

Tags: Puisi
Eny Sukreni

Eny Sukreni

Lahir di Pemenang, Lombok Utara, 24 Agustus 1987. Menyelesaikan studi pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni STKIP (kini Universitas) Hamzanwadi. Puisi-puisinya antara lain terbit di surat kabar Media Indonesia, Indo Pos, Riau Pos, Banjarmasin Pos, Sumut Pos dan Suara NTB, selain juga tersimpan dalam beberapa buku antologi bersama.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi dari penulis
Dongeng

Si Manusia Kodok

by I Ketut Suar Adnyana
April 17, 2021
Ulasan

Inilah 1.001 [Seribu Satu] Alasan Kenapa Buku “Nyujuh Langit Duur Bukit” Penting Dimiliki dan Dibaca

Toean2 dan njonja2, perlu kiranya dikabarkan pada toean2 dan njonja2 semuanya bahwa sudah terbit sebuah buku sastra Bali modern (yang ...

December 26, 2019
Pentas Sang Guru dari Komunitas Senja (Foto: Tio Prasws)
Ulasan

Adaptasi Harus Hati-Hati -Catatan Kecil Pementasan Sang Guru

Sang Guru yang di perankan oleh Abdi, berdiri di atas panggung. Tubuhnya kurus -ceking, wajahnya yang tirus tersemat mimik kesedihan ...

May 23, 2019
Sanggar Ceraken, Batubulan di Festival Tepi Sawah. (Foto: Istimewa)
Khas

“Macan Ngerem” Sebelum “Tribute to Chrisye” di Festival Tepi Sawah 2018

SAYA datang ke Festival Tepi Sawah di Omah Apik, Pejeng, Gianyar, sudah agak telat. Di hari pertama, Sabtu 8 September ...

September 11, 2018
Sumahardika, Mas Ruscitadewi dan Nala Antara dalam workshop Deklamasi Puisi di PKB 2019
Kilas

Kata Sumahardika: “Deklamasi Puisi itu Menubuhkan Puisi!”

 “Banyak diantara teman-teman bilang, ayo olah tubuh dan hanya sebatas bergerak sambil menghitung satu dua satu dua!” Itu dikatakan Wayan ...

June 27, 2019
Ilustrasi tatkala.co [Satia Guna]
Puisi

Puisi-puisi Rai Sri Artini | Rendezvous, Batu dan Pohon

BATU DAN POHON Ada batu-batu yang kita lukis sepanjang jalan Batu-batu yang menjadi hujan air mata Batu-batu yang memiliki nama ...

January 30, 2021

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Dok Minikino | Begadang
Acara

[Kabar Minikino] – Indonesia Raja 2021 Resmi Diluncurkan Untuk Distribusi Nasional

by tatkala
April 17, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (69) Cerpen (163) Dongeng (14) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (353) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In