5 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Puisi
Ilustrasi foto Danau Batur || Foto oleh IK Eriadi Ariana

Ilustrasi foto Danau Batur || Foto oleh IK Eriadi Ariana

Puisi-puisi NW Adnyani | Matahari Tenggelam di Danau Batur

NW Adnyani by NW Adnyani
February 20, 2021
in Puisi

MENJADI IBU


Seperti terlahir di kelopak bunga

ada semerbak mengelus rahimku

bersama merahnya darah

 dan putihnya warna tulang


Di pelataran ini aku belajar gerak bintang

menganyam tutur anak-anak angin

menjadi dongeng-dongeng kecil

dalam lukisan musim yang baru bersemi

kualirkan susu madu dalam detak nadimu

bersama lelakiku

cintaku tak putus

sakitku telah pupus


( Agustus 2008)


MATAHARI TENGGELAM DI DANAU BATUR


Matahariku,

di tepi air ini aku menyuratkan doa

berikan ruang yang terang, waktu yang luas ,

tempat aura putih kita bersemayam panjang

dalam doa-doa biru

tempat kita menitipkan cinta


Senja ini, engkau kupanggil kembali matahari

saat hujan mulai menaburkan kabut

di sela-sela ilalang yang kita lewati

hari-hari sudah menunggu begitu  lama,

 jangan engkau tenggelamkan pagi

yang selalu kurindukan


Matahariku, dinginnya air tawar ini menggodaku sempurna

aku enggan menyandingkan malam tak berbulan diwajahmu,

nanti matamu tenggelam dalam pekatnya danau

 yang mengheningkan cinta di jemarimu

kita pernah menghitung pelarian

dari musim-musim kelam di masa silam

lalu kita sepakati membangun cerita

diam-diam di ruang temaram


Engkau kupeluk lagi matahari,

mari tenggelam bersama disini,

tempatmu ada disini

meski rasanya tawar,

danau ini berwarna abadi


(Batur, Juni 2017)


PEMUJA API DI TANAH TIMUR


(1)

Di bulan kesembilan,

wajah –wajah batu menggeliat gelisah

ada aroma panas berhembus di utara

burung-burung sedikit murung

dedaunan melayu gugur tanpa iklas

udara dan kabut menjalin cerita muram

di lembah-lembah yang lengang


Saat penghujung bulan,

cerita berlomba menggiring kaki-kaki tua menuju selatan

meninggalkan batu-batu tempatnya memuja

kisah para api yang semula menjadi cerita

dipaksa tiba-tiba menjadi nyata

pemujaan itu belum selesai tuan!

dan kami pergi menjauh


(2)

Bulan kesepuluh berlalu sempurna

dari selatan kunantikan cerita dari timur dan utara

wajah batu tak bergeming,

setia dengan aroma panas, kabut dan udara warna warni

mengarang cerita, memabukkan kerinduan kampung batu,

pemuja api, istana pasir dan kerontang di tanah timur

kaki-kaki tua melangkah kembali pulang,

biarlah pemujaan itu kembali dekat wajahMu

api itu hidup didarahku,kupuja dan kuberikan sesaji wangi

entah Engkau akan membakar atau menjiwai tanah ini,

Apakah tuan ingin peduli?


(3)

Tiba di akhir bulan kesebelas,

pemuja api khusuk menikmati aroma lembah,

kampung dan  halaman berpasir yang memanggil pulang

akhirnya wajah batu menangis tersedu,

mengirim air kelabu, udara abu-abu dan api yang memerah pelan

aku yakin pemujaan ini tidak sia-sia

Kau akan tersenyum memetik sesaji dan doa-doa

sesekali menggoda dengan aroma panas dan sedikit gelisah

dan pemuja apimu

mencintai wajah batumu dengan sempurna


(Erupsi GA, Sept-Nov 2017)


EDELWEIS YANG TAK ABADI


Senja ungu turun dan bermuram

berkabar sesaat di ujung daun-daun edelweiss

yang memutih, pucat dan memelas

ada sebait pesan biru kutangkap pilu

sepertinya cerita keabadian itu

mulai menepi pelan-pelan


Aroma gunung tiba-tiba memanis

membius senyum  kemenangan sempurna

beranikah ingkar kepada keabadian yang kau agungkan?


Kelopak edelweis menggugurkan air mata satu demi satu

dan benar kau harus membawa keabadian ini

 tak lagi lekang,

apalagi terkenang

kalimat itu terlukis abu-abu di langit yang kembali ungu

aku ingin ikhlas

 edelweis ini tidak lagi abadi


#Besakih, Pebruari 2019


PURA LEMPUYANG


Ada pintu surga yang ditawarkan penuh doa

lalu kau betangkan tangan

mencakupkan jemari sempurna

di bawah lembayung yang perlahan menipis

direngut malam


Ada pintu surga yang menyambutmu dalam doa

hitunglah tangga-tangga waktu

sebelum pujamu menjadi mantra

kau tak akan bisa meghentikan bunyi  genta

 dan aroma dupa berbalut cendana

hingga khusukmu memutih bersama


Sekarang ketuklah pintu surga itu

dalam hening hatimu

Dia ada disana,

kembali berwarna lembayung

dan menyucikan dirimu sempurna


#Februari 2019

  • Puisi-puisi ini terkumpul dalam buku antologi puisi “Ayahku Sebatang Roh” yang penerbitannya masih dalam proses
Tags: Puisi
NW Adnyani

NW Adnyani

Ni Wayan Adnyani,S.Pd,M.Pd , lahir di Bebandem, Karangasem pada tanggal 9 Pebruari 1981. Alumni Sarjana Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja (2003) dan Pasca Sarjana Undiksha Singaraja Jurusan Administrasi Pendidikan (2013). Menulis puisi sejak bangku SMP dan karyanya pernah dimuat diberbagai media massa lokal seperti Wiyata Mandala, Bali Post, POS Bali, Tribune Bali, dan majalah sekolah /kampus yang pernah dikelolanya. Kini mengajar di SMAN 1 Bebandem Karangasem dan tutor di Universitas Terbuka

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi diolah dari gambar Google
Cerpen

Bagaimana Surat Pertama Ditulis | Cerpen Rudyard Kipling

by Juli Sastrawan
March 3, 2021
Ilustrasi: Angelina Jolie dalam adegan Film Tomb Raider
Esai

Kepala Dingin dalam Komunitas

PADA tahun 1970, sebuah grup band asal Inggris yang dalam waktu singkat telah berpengaruh besar terhadap dunia—tidak hanya pada musik ...

October 24, 2018
Arief Billah
Esai

“The Spirit Of Sobean”, Sebuah Perubahan Paradigma Citra Pariwisata Buleleng di Tengah Pandemi

Penulis: Arief Billah ________ Pariwisata  Bali  perlahan  mulai  kebangkitan  pariwisata  mulai  tumbuh  di bangkit  setelah  sempat  mati suri sejak Bali. ...

December 22, 2020
Ilustrasi Foto: Widnyana Sudibya
Esai

Sesajen untuk Pekak – [Refleksi Tahun Baru 2020]

Setiap hari raya,  setiap menghaturkan sesajen,  keluarga kami selalu menghaturkan satu sesajen di lantai Bale Dangin.  Sesajen itu diperuntukan  bagi ...

January 2, 2020
Esai

Cinta dan Kematian – [Kritik Kepada Kaum Jomblo dan Tidak Jomblo]

Percaya atau tidak, kedua kata itu, cinta dan kematian, berkaitan. Erat bahkan. Contohnya: “Aku cinta padamu sampai mati”. “Aku cinta ...

June 4, 2019
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

Jangan Belajar ke India Sebelum ke Gedong Kirtya Buleleng

Catatan Harian Sugi Lanus, 5 September 2020 1. Pakar Sanskerta ternama berkebangsaan India Prof. Dr. Raghu Vira, M.A., Ph.D., D.Litt.&LPhil., ...

September 5, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Ketua Tim Literasi SMAK Harapan, Ni Putu Nuratni, M.Pd. dan Kepala Sekolah SMAK Harapan, Drs. I Gusti Putu Karibawa, M.Pd.
Kilas

Kupetik Puisi di Langit | Buku Puisi dari SMAK Harapan

by tatkala
March 5, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

Saṃpradāya Kuno Sampaikah ke Nusantara?*

by Sugi Lanus
March 4, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (157) Dongeng (11) Esai (1422) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (198) Opini (480) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (337)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In