5 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Agus Noval Rivaldi

Agus Noval Rivaldi

Ketapel dengan Peluru Harapan

Agus Noval Rivaldi by Agus Noval Rivaldi
February 3, 2021
in Esai

Sudah memasuki tahun 2021, entah tahun 2020 terlewati begitu cepat atau lambat saya tidak bisa menafsirkannya begitu saja. Sebab akan memiliki perbedaan arti jika dibedah menurut beberapa versi yang telah saya lewati. Misalnya jika saya mengingat 2020 dari segi ketika rebah-rebahan, itu akan terasa begitu sangat lama sebab sepanjang 2020 memang terlalu banyak anjuran untuk diam dan mengurung diri di rumah guna sekaligus mengurangi siklus rantai penyebaran Covid-19.

Tapi jika saya pikirkan dari segi kerja-kerja yang saya lakukan, tahun 2020 begitu sangat cepat bagi saya sebab rasanya tidak banyak hal yang saya lakukan untuk sekedar membuat dan meletakkan pencapaian-pencapaian kecil untuk diri. Tidak banyak, dan bahkan hanya sedikit sekali rasanya kerja-kerja yang saya lakukan khususnya terhadap teater.

Tapi saya percaya sekecil apapun pencapaian yang sudah digapai hal itu tetap menjadi penting untuk diingat, jika boleh mengumpamakan sesuatu yang sudah saya lewati selama kurang lebih dua setengah tahun bersama Teater Kalangan perjalanan saya dari waktu ke waktu seperti batu peluru pada ketapel yang dimainkan seseorang. Kadang mengenai sasaran, kadang melenceng, atau bahkan tidak sampai kepada sasaran jadi tidak bisa dikatakan hampir mengenai sasaran ataupun melenceng. Sebab itu tergantung dari seberapa besar gaya otot seorang pemain ketapel untuk menarik pegas pada ketapel yang kemudian akan menghasilkan sebuah energi gerak.

Jika pemain tersebut menarik dengan gaya otot yang besar, akan menghasilkan kecepatan dan energi yang besar juga pada gerak peluru yang ditembak untuk mengenai sasaran. Namun sebaliknya jika energi yang digunakan kecil, dia akan menimbulkan gaya yang kecil dan tidak beraturan bisa jadi bentuknya melengkung seperti air yang keluar dari patung pancuran kodok yang keluar dari mulutnya di kolam-kolam renang.

Jika saya ibaratkan pada sebuah kerja-kerja saya yang telah berlalu, saya curiga jangan-jangan penyebab saya sedikit mencapai hal tersebut karena saya kecil dalam mengambil energi untuk menarik pegas pada ketapel, sehingga jangankan untuk mengenai sasaran sampai saja tidak pada yang pernah saya harapkan sebagai sasaran pada tahun sebelumnya. Kemudian saya mengira-mengira dan menjabarkan apa yang salah pada sebuah permainan tembak sasaran ini, pada alat permainanya kah atau keahlian saya dalam membidik suatu sasaran. Saya rasa hal itu terjadi karena kurang jelinya saya melihat sasaran, atau malah saya tidak mengetahui sasaran saya? Wah, semakin pusing saya bermain tembak ketapel ini.

Baiklah untuk mempermudah saya dalam mengumpamakan diri saya dengan permainan ketapel, saya mempunyai ide untuk menjabarkan hal-hal itu menjadi beberapa bagian :

  • Niat

Dalam permainan ini saya rasa niat adalah hal yang penting untuk selalu kita pelihara agar nantinya menjadi sebuah tindak lanjutan dalam melakukan apapun. Tak terkecuali dalam permainan ketapel ini, tanamkan dalam diri untuk meniatkan diri ingin bermain ketapel. Sehingga sampai pada suatu kesadaran pikiran apa yang harus dilakukan setelah dirasa niat sudah matang ingin bermain ketapel.

  • Menyiapkan Alat-Alat

Ketika niat tadi sudah dirasa matang, maka hal selanjutnya yang patut untuk dipikirkan adalah alat dan bahan-bahan untuk membuat ketapel. Seperti cabang ranting berbentuk “Y”, benang karet, dan alas peluru. Kita harus mempersiapkan segala bahan yang diperlukan, mengumpulkan satu persatu hal tersebut. Entah dengan mencarinya atau membelinya, itu tergantung selera dan kekuatan kita untuk mengira-mengira. Ingat jangan sampai kehilangan niat, niat harus selalu dipelihara di sini, kalau tidak kita hanya akan berandai-andai untuk bergerak membuatnya.

  • Membuat Ketapel

Di sini lah kita diuji untuk mengasah kretifitas serta menjadikan proses ini sebagai taruhan atas niat yang kita rawat di awal tadi, proses ini menjadi penting dan sangat religius saya kira. Kenapa religius? Jika saja nantinya dalam pembuat ketapel kita tidak konsentrasi dan tidak serius, bisa saja nantinya ranting itu patah ketika memahat untuk pengikat karetnya. Artinya kita harus mengulang itu dari awal. Atau karetnya terputus, syukurnya kalau kita membeli lebih, kalau tidak? Ya artinya sama, kita harus mengulang dari awal. Intinya ini harus sangat serius dikerjakan karena menyangkut semuanya, baik kelanjutan proses serta niat di awal tadi. Kita harus menuangkan hati, pikiran, serta tubuh ke dalam proses membuat ketapel dari tahap ke tahap. Makanya saya katakana ini adalah proses perjalanan yang sangat spiritual dan religius.

  •  Menyiapkan Peluru

Proses ini juga penting untuk dipersiapkan dalam proses selanjutnya ketika dirasa ketapel yang sudah dibuat siap untuk dimainkan. Bagaimana kita tahu bahwa ketapel sudah siap untuk dimainkan? Baiklah, saya kira untuk mengira-ngira itu pertama kita bisa lihat dari perasaan kita ketika melihat bentuk ketapel yang kita buat, jika timbul perasaan merasa keren dan bahagia, itu artinya ketapel siap dipakai. Kedua, kita persiapkan peluru baik itu dari batu krikil kecil atau apapun yang sekiranya berbentuk bulat kecil seperti batu misalnya biji-bijian buah. Tembak saja dulu asal-asalan, sampai nanti timbul lagi perasaan merasa keren dan merasa bahagia. Jika sudah, siapkan peluru sebanyak-banyaknya.

  • Menentukan Sasaran

Ini dia, proses yang sangat membingungkan dan kadang membuat kita berpikir ulang bahkan berulang-ulang. Untuk apa membuat ketapel? Ini sedikit filsuf jika berpikir dan balik ke awal niat tadi. Kadang kala kita sangat menggebu-gebu membuat niat untuk sesuatu, tanpa kita tahu sasaran yang mana yang akan menjadi fokus. Katakanlah sekarang misalnya kita membuat ketapel untuk mencari buah, buah yang seperti apa? Apakah mencari buah stroberi kita membutuhkan ketapel? Katakanlah sekarang jika kita memilih buah yang ada di ketinggian pohon. Pohon yang seperti apa? Sebab logiskah kita menembak buah kelapa yang sangat erat itu dengan ketapel?

Maka kita lupakan saja soal mencari buah. Kita ganti untuk berburu hewan, tetapi pertanyaanya tetap sama. Hewan yang seperti apa? Memburu ikan di dalam laut, perlu ketapel? Betapa filsufnya kita mulai berpikir untuk mencari sasaran yang ingin kita tembak. Mari, untuk mempermudah ini kita sama-sama sepakati kegunaan ketapel yang kita buat untuk latihan menembak sasaran saja, agar tidak pusing dengan banyak pertanyaan-pertanyaan filsuf tadi. Sebab ini adalah satu-satunya hal paling mudah untuk menentukan sasaran, kita cukup ambil kemasan air mineral botol yang bekas kemudian isi air sedikit agar tidak mudah jatuh saat tertiup angin, lalu taruh beberapa meter dari tempat anda ingin menembak sasaran. Usahakan tempatnya terbuka dan jauh dari keramaian, misalnya tanah lapang. Jika sudah, selamat bermain!

Kemudian kita mulai bertanya-tanya, apakah korelasi antara tahun 2021 dengan cara membuat ketapel? Hal yang ingin saya sampaikan sekiranya adalah bahwa pada proses pengandaian ini saya mencoba menaruh niat untuk menggapai suatu hal, dan tentu dalam niat-niat tersebut banyak hal pula yang harus dibangun serta dipersiapkan. Kemudian menentukan sebuah impian serta cita-cita yang dirasa begitu absurd jika dipikirkan kembali.

Saya mencoba merealitaskan dan mencoba membuat sasaran itu dari hal-hal yang mudah dan ada. Kemudian menajdikan harapan itu sebagai peluru, membidiknya secara teliti bertaruh dengan niat, bekal, dan harapan yang ada pada tubuh saat ini. Menjelma sebuah ketapel yang kini ditarik oleh pemainnya dan tassssshhh! Kena atau tidak pada sasaran? Mari kita mulai tahun ini dengan menentukan niat dan sasaran. Masalah kena atau tidak, itu urusan alam. Selamat tahun baru, salam dari Teater Kalangan untuk tahun 2021 ini. Semoga kita sama-sama mengenai sasaran.[T]

CATATAN AWAL TAHUN TEATER KALANGAN 2021

Jong Santiasa Putra

Lagi Belajar di Kelas

Manik Sukadana/Teater Kalangan

Sudah Sampaikah di Tujuan?

Tags: TeaterTeater Kalangan
Agus Noval Rivaldi

Agus Noval Rivaldi

Biasa dipanggil Aguk. Asal Singaraja, Buleleng. Semenjak tahun 2017, diajak kakaknya Heri Windi Anggara hijrah ke Denpasar biar ga kena pergaulan bebas. Kini aktif di Teater Kalangan.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi diolah dari gambar Google
Cerpen

Bagaimana Surat Pertama Ditulis | Cerpen Rudyard Kipling

by Juli Sastrawan
March 3, 2021
Metajuk di Nusa Penida. Sumber foto: metrobali.com
Opini

Dari “Metajuk”, Mengenal Lebih Dekat Kultur Agraris Nusa Penida

Pertanian di Nusa Penida (NP) mengandalkan air hujan seratus persen. Para petani di daerah ini tergolong petani ladang. Musim hujan ...

May 23, 2020
Foto-foto Cok Aditya
Peristiwa

Menonton Gandrung Sewu Banyuwangi, Mematangkan Hal-hal yang Sudah Kita Lakukan

  MENDENGAR Banyuwangi Festival, jangan malu mengakui, ingatan kita pastilah meluncur pada gemulainya sosok-sosok perempuan asli Banyuwangi. Mereka menari dengan ...

February 2, 2018
Esai

Diabetes yang Menghentikan Kita, Atau Kita yang Menghentikan Diabetes

Cobalah makan terus, terus saja hingga kita menjadi gemuk. Lalu, saat sudah gemuk kita terus saja makan dan tak usah ...

April 24, 2019
Esai

Mengenang Leo Kristi, Mencintai Indonesia

Pagi itu selepas main tenis saya terlibat percakapan "panas " dengan seorang pensiunan polisi, lawan bermain hari itu. "Pak dokter, ...

April 15, 2020
Ilustrasi: IB Pandit Parastu
Cerpen

Ruang dan Waktu Sekali Lagi

Cerpen: Juli Sastrawan SENDIRI di kamar adalah kebiasaanku. Hal yang biasa dan paling sering aku lakukan saat sendiri adalah menyendiri. ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Ketua Tim Literasi SMAK Harapan, Ni Putu Nuratni, M.Pd. dan Kepala Sekolah SMAK Harapan, Drs. I Gusti Putu Karibawa, M.Pd.
Kilas

Kupetik Puisi di Langit | Buku Puisi dari SMAK Harapan

by tatkala
March 5, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

Saṃpradāya Kuno Sampaikah ke Nusantara?*

by Sugi Lanus
March 4, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (157) Dongeng (11) Esai (1422) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (198) Opini (480) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (337)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In