17 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Ulasan

Sebelum Cerpen Lahir dan Sebelumnya Lagi || Catatan Workshop Cerpen Siar Siur Kalangan

Dedek Surya Mahadipa by Dedek Surya Mahadipa
December 22, 2020
in Ulasan

Suatu hari entah itu kapan, aku sempat berpikir ketika selesai membaca sebuah cerpen. Cerpen yang baru selesai aku baca selama kurang lebih sepuluh menit dengan tujuh halaman panjangnya. Waktu yang cukup singkat untuk menuntaskan satu bacaan. Waktu singkat itulah yang membuat aku berpikir, apakah sesingkat itu juga ketika membuat sebuah cerpen? Pertanyaan itulah yang membuatku tertarik untuk mengikuti workshop menulis cerpen yang diadakan oleh Teater Kalangan dalam salah satu sub program Siar Siur Kalangan.

Workshop itu diadakan pada tanggal 19 Desember 2020 dan bertempat di Warung Men Brayut. Dimulai pada jam tiga sore pada lantai tiga yang biasanya di ruangan itu aku latihan untuk sebuah pementasan. Ruang yang cukup besar dengan banyak jendela sehingga bisa melihat sekitar bangunan itu. Terlebih dengan berada di lantai tiga memberikan perspektif yang cukup jelas dengan peristiwa yang ada. Selain ruang yang menarik dengan segala kemungkinan peristiwa yang bisa dilihat, apa yang disampaikan mentor saat itu juga sama menariknya. Mentor workshop itu ada dua yaitu Agus Wiratama dan Devy Gita. Keduanya juga baru saja merilis buku kumpulan cerpen mereka. Saat itu mereka memberikan tawaran metode dalam membuat sebuah cerpen menurut pengalaman pribadi. Metode inilah yang menarik untuk proses kepenulisanku. Dari apa yang aku alami dalam workshop, aku bagi menjadi beberapa bagian.

Karya Untuk Siapa?

Dalam diskusi pada workshop ada pembicaraan mengenai apakah sasaran karya akan mempengaruhi hasil akhirnya? Tentu saja ini akan sangat berpengaruh, bagaimana penulis membayangkan pembacanya? Siapa pembacanya? Apakah pembacanya anak muda? Apakah pembacanya orang yang lebih dewasa? Berapa rentang umurnya? Atau di mana lokasi pembacanya berada? Hal-hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir. Misal saja ketika berbicara mengenai lokasi pembaca, jika para pembaca yang dibayangkan adalah masyarakat Bali. Maka pada akhirnya ada beberapa konteks yang bisa dihadirkan dalam cerpen, seperti bahasa lokal dan kondisi sosial budaya yang ada di sana. Atau jika pembaca yang dibayangkan lebih luas lagi, Indonesia misalnya. Maka bahasa yang digunakan adalah bahasa mayoritasnya yaitu Bahasa Indonesia. Lalu ketika membayangkan pembaca di Indonesia, apakah bahasa dan konteks lokal tidak bisa dihadirkan? Tentu saja bisa, hanya saja musti ada catatan mengenai bahasa dan konteks lokal tersebut. Agar pembaca lainnya mengerti konteks yang dimaksud.

Begitu juga dengan rentang usia pembaca yang dibayangkan. Rentang usia tertentu akan menghasilkan cara penceritaan, diksi yang dipilih, tema, dan alur yang akan dipakai. Tema apa yang disukai oleh remaja pasti akan berbeda dengan orang dewasa. Diksi yang dipilih pun akan berbeda pula, terlebih lagi cara penceritaan. Ada yang menyukai cerita yang tak begitu berat, atau hanya yang ringan-ringan saja. Biasanya ini adalah kecendrungan remaja tetapi tidak semua juga menyukai cerita ringan. Mungkin saja remaja yang sudah sering membaca akan menyukai karya-karya yang cukup berat. Kemudian ada pula orang dewasa yang lebih suka membaca bacaan ringan ketimbang bacaan berat. Jadi selain umur dan wilayah ada hal lain yang juga menjadi penentu dalam membuat cerpen, yaitu latar belakang pembaca. Latar belakang bacaan yang pernah dibaca, latar belakang lingkungan sekitar, latar belakang kesejarahan, dan sebagainya.

Tetapi itu pada ranah penjualan atau tujuan keluar. Penulis juga punya tendesi untuk apa dia menulis. Seperti kemarin apa yang disampaikan oleh Devy ketika workshop. Dia menulis untuk selfhealing, menulis menjadi medianya untuk curhat atas kegelisahannya. Kegelisahan akan bagaimana masyarakat memandang perempuan dan kisah-kisah lainnya akan isu itu. Ada pula yang menulis hanya untuk menulis saja atau menjadi proses dari kepenulisannya. Ada juga yang untuk dijual, biasanya mereka yang berniat menjadikan buku sebagai barang jualan, akan melihat bagaimana kesenangan pasar. Tema-tema, penyajian, dan juga cara penceritaan yang disukai oleh pasar. Jadi ada banyak tujuan ketika tulisan itu hadir, baik untuk penulisnya sendiri atau keluar kepada pembaca.

Observasi Realitas

Menulis adalah bagian dari proses pengeluaran apa yang sudah kita pahami hingga sekarang. Pemahaman itu bisa datang dari mana saja. Bisa dari studi literatur, menonton film, atau juga mengamati sekitar. Misal dalam workshop kemarin aku dan beberapa peserta lainnya diminta untuk mengobservasi keadaan disekeliling kami.  Apa saja yang terjadi? Apa saja yang ada? Bagaimana kondisinya? Bagaimana suaranya? Bagaimana baunya? Bagaimana rasanya? Semua indra diaktifkan lalu kami mencatatnya. Mencatatnya menjadi sebuah kalimat-kalimat singkat. Semisal kami duduk di ruangan yang cukup besar. Bisa seperti itu, tetapi tidak hanya apa yang ada di dalam ruangan. Melainkan apa saja yang ada di luar bangunan, itu juga kami observasi ketika workshop.

Aku yang sudah biasa dengan tempat itu, bangunan pada lantai tiga dan suasana apa yang bisa dilihat dari sana. Rumah makan pada sebelah utara dan jalan raya pada sebelah timur. Pengalamanku di ruang itu membuatku bisa lebih memfokuskan ke mana yang akan aku observasi. Seperti memfokuskan peristiwa yang hadir pada rumah makan di sebelah utara, yang menurutku cukup menarik untuk diamati detail-detailnya. Bagaimana cara pelayan di sana mengantarkan makanan. Bagaimana pengunjung di sana ketika menyantap pesanannya. Dan bagaimana kondisi ruang di sana. Semua itu dicatat, kemudian kami diminta untuk membuat sebuah paragraf dari itu.

Semua itu dilakukan untuk menumbuhkan kepekaan kepada sekitar. Bagaimana indra menyadari apa yang ada pada sekitar dirinya. Karena apa yang disaksikan kemudian dituliskan itu akan sangat membantu pada saat menulis. Kita juga bisa membayangkan dan menuliskan lebih jelas ketika pernah melihat dan mengobservasi sesuatu. Jadi apa yang ditulis bukanlah sesuatu yang bersifat imajinasi semua. Melainkan hasil dari pengalaman dan observasi langsung oleh penulis terhadap dunia di sekitarnya.

Suasana agak serius workshop cerpen Siar Siur Kalangan

Dunia Penulis

Setelah semua data hasil observasi itu, baru sekarang bagian mengolah dan menjadikannya sebuah cerita atau narasi. Dari semua data yang diperoleh, penulis bisa memasukkan apa saja yang menurutnya bisa dijadikan sebagai alatnya untuk bercerita. Tentu saja tidak semua data akan dimasukkan ke dalam sebuah tulisan. Ada yang terpakai, ada juga yang tak terpakai.

Data yang terpakai juga tidak serta merta digunakan secara langsung. Bagaimana cara penceritaan penulis juga akan berdampak pada pengolahan data. Bisa saja tidak langsung data mentah yang ditampilkan tetapi bisa juga menyiratkan data tersebut. Misal ketika ingin menuliskan keadaan ramai pada tempat makan di utara tempat workshop, mungkin tidak akan digunakan kata ramai tetapi bagaimana jejeran motor pelanggan yang membuat kewalahan tukang parkir. Atau bisa juga pelayan yang terus mengantarkan pesanan tanpa henti dari sejam yang lalu. Itu bisa menjadi sebuah makna tersirat, bagaimana pelayan yang terus mengantarkan pesanan tanpa henti itu bisa menandakan bagaimana ramai kondisi di sana. Tetapi itu balik lagi kepada penulis, bagaimana ia menghadirkan data pada tulisannya. Entah itu secara langsung atau tidak, itu semua terserah penulis karena itu adalah dunianya.

Lalu ada juga imajinasi, menjadikan sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin dan juga sebaliknya. Seperti pembunuhan, perjalanan ke luar angkasa, menjadi nabi, berselancar di lautan api, dan sebagainya. Sesuatu yang kemungkinan tidak akan terjadi bisa kita hadirkan dengan menulis. Menulis secara tidak langsung juga akan menjadikan tulisan sebagai dunia yang sepenuhnya kita ciptakan. Apa saja yang ada di dalamnya? Bagaimana alurnya? Bagaimana endingnya? Semua dirancang oleh penulis, tetapi itu semua juga berdasarkan realita dan data yang dikumpulkan.

Setelah menjalani workshop, aku sadar bahwa penciptaan sebuah cerpen bisa jadi lebih lama ketimbang membacanya. Data yang didapat dari segala indra kemudian diolah oleh penulis baik dengan pikiran dan imajinasi. Sebuah proses dialek antara indra dengan pikiran dan imajinasi. Juga dengan adanya workshop ini, aku sadar bahwa apa yang kita baca pada sebuah buku cerpen tidak serta merta hadir karena hasil pergulatan imajinasi penulis semata. Ada hal lain yang lebih kompleks dari itu. Sesuatu yang kompleks itu pada akhirnya menjadi apa yang kita baca pada cerpen-cerpen dalam sebuah buku. [T]

Dedek Surya Mahadipa

Dedek Surya Mahadipa

I Wayan Dedek Surya Mahadipa. Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa. Anggota Teater Kampus Warmadewa. Mulai ingin serius mendalami teater di Teater Kalangan.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Pameran Seni Rupa Arya Dedok dan Grace
Khas

Duet Seni Rupa Arya Dedok & Grace: Cinta Berkaitan dengan Kebenaran-Kebaikan

Dedok & Grace masing-masing menghadirkan 20 karya meliputi lukisan cat akrilik di atas kanvas dan juga karya tiga dimensi. Pameran ...

February 15, 2019
Make Plastic A History Bulan Januari 2020
Khas

Lima Pameran Seni yang Paling Berkesan di Bali

Sejak pertama kali berkunjung ke Taman Baca Kesiman di pertengahan bulan Oktober tahun 2018, saya mendapat informasi mengenai tempat tempat ...

July 9, 2020
Ilustrasi: Angelina Jolie dalam adegan Film Tomb Raider
Esai

Kepala Dingin dalam Komunitas

PADA tahun 1970, sebuah grup band asal Inggris yang dalam waktu singkat telah berpengaruh besar terhadap dunia—tidak hanya pada musik ...

October 24, 2018
Ilustrasi: prt sc sysrq Google
Esai

Untuk Pencegahan Penyakit Menular, Batuk-Bersin juga Perlu Etika

BATUK dan bersin merupakan refleks normal tubuh untuk membersihkan lendir atau benda asing yang menyumbat atau mengiritasi dari saluran pernafasan. ...

September 18, 2018
Ilustrasi: IB Pandit Parastu
Ulasan

Menunggu Liga Inggris, Menunggu Perang “Taksu” Para Aktor

HIRUK-PIKUK perhelatan akbar sepakbola yang begitu menyedot antusiasme dunia dalam sebulan terakhir usai sudah. Piala Eropa (Euro) dan Copa America ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gus Bass [Foto dokumentasi penulis]
Esai

Gus Bass, Bumbu Sate dan Tempe | Catatan Orang Tua tentang Menu untuk Anak

by Gus Surya Bharata
January 17, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1349) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In