15 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Ida Bagus Ngurah Sidharta Manuaba

Ida Bagus Ngurah Sidharta Manuaba

“Mekorot“ di Masa Pandemi

Suara Perubahan by Suara Perubahan
December 22, 2020
in Esai

Penulis: Ida Bagus Ngurah Sidharta Manuaba

________

Kenikmatan bermain layang-layang di setiap daerah memang berbeda. Jika di wilayah Denpasar dan Badung yang merupakan bagian dari Bali Selatan menikmati layang-layang dengan keindahan dan gerakannya, maka tak demikian dengan di Buleleng. Di kawasan Bali bagian utara ini orang-orang justru menikmatinya dengan semangat mengadu layang-layang di udara, atau biasa disebut mekorot. Mekorot juga merupakan seni melayangan dari Bali Utara. Selain cara memainkannya perbedaan melayangan khas Bali Utara juga dapat dilihat dari ukuran layangannya yang lebih kecil.

Teringat ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya sudah dikenalkan dengan permainan tradisional ini. Saat layang-layang saya berhasil mengudara dan dengan asiknya saya menarik ulur benang layangan hingga berhasil memotong benang layangan milik lawan, rasanya sangat asik dan seru sekali. Saking asiknya bermain layangan saya pun tak kenal waktu dan terus memainkannya hingga petang menjelang. Alhasil orang tua pun menegur saya karena hanya ingat bermain layangan dan mengabaikan tugas-tugas sekolah. Sebuah pengalaman yang tidak mungkin saya lupakan.

Di era tahun 1990-an mekorot masih menggunakan benang yang berbahan katun yang masih polos tanpa gelasan dari pabrik, sebelum digunakan untuk bermain layangan, benang tersebut harus melalui proses penggelasan secara manual dengan menggunakan teknik melapisi benang tersebut dengan campuran getah/lem dan serbuk gelasan. Seiring dengan kemajuan teknologi, pemakaian benang gelasan berbahan katun dengan proses penggelasan secara manual tersebut sudah mulai ditinggalkan karena ada pengganti benang siap pakai berbahan kenur (senar) yang sudah berisi gelasan dari pabriknya.

Benang dibuat oleh pabrik dan siap pakai ini tentu sangat memudahkan para pecinta layangan, karena sudah siap pakai dan kualitas dari benang tersebut jauh lebih bagus dari benang gelasan tradisional yang dimodifikasi secara manual. Benang gelasan pabrikan ini memang sangat praktis dan kuat, tapi saat pertama kali benang ini di pasarkan, masyarakat tidak mudah menerimanya karena menyebabkan kesulitan dalam mengendalikan layangan di udara. Seiring berjalannya waktu dan pemakaian yang semakin sering para pecinta layangan menjadi terbiasa menggunakan benang gelasan pabrik. Benang berbahan katun gelasan manual pun mulai ditinggalkan. Walaupun terjadi perubahan pada benang layangan teknik mekorot harus tetap dipertahankan. Teknik pada saat kapan untuk mengulur dan menarik benang sehingga bisa didapatkan momen yang tepat untuk menyerang dan mengalahkan lawan.

Mekorot juga dijadikan ajang lomba dan festival. Sebelum adanya festival mekorot, lomba layang-layang mekorot ini bernama met-metan yaitu mengadu layangan dengan ketinggian sangat tinggi dengan menggunakan benang dengan panjang hampir 2000 yard. Festival mekorot ini diselenggarakan tidak saja untuk hiburan, tetapi dijadikan media dan edukasi kepada anak-anak dan generasi muda untuk mengenal permainan tradisional di tengah permainan modern yang belakangan ini populer dimainkan. Misi besar lainnya adalah bagaimana permaianan mekorot ini tetap dilestarikan dan menjadi pendukung dalam atraksi wisata di Bali Utara. Festival permainan tradisional ini sejak pertama digelar memang menjadi perhatian masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Lovina. Sejumlah wisatawan bahkan ikut tertawa-tawa ketika melihat sejumlah pemain layangan pontang-panting menarik-ulur benang layangan mereka untuk menyelamatkan layangan dari korotan layang-layang lawan. Festival mekorot ini sudah menjadi agenda bagi Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng setiap tahunnya. Di tahun 2019 silam Buleleng berhasil menyelenggarakan lomba mekorot dengan konsep kegiatan yang bertema “Bertarung di Udara, Bersahabat di Darat”.

Namun di era revolusi industri 4.0 saat ini banyak permainan modern berbasis aplikasi seperti mobile legend, free fire dan lainnya mudah diunduh di gawai setiap orang. Game online sangat banyak peminatnya karena kemudahan dalam memainkannya. Game ini juga bisa dimainkan kapanpun dan dimanapun asalkan terkoneksi dengan jaringan internet. Lomba-lomba game online juga mulai bermunculan dikalangan pemuda. Kondisi ini menjadi salah satu tantangan bagi permainan tradisional melayangan.

Ditambah lagi kondisi pandemi saat ini, yang mengakibatkan banyak pertuntujukan, festival, dan pameran berhenti dilaksakan di Kabupaten Buleleng. Biasanya Kabupaten Buleleng setiap tahunnya ramai dengan festival maupun pegelaran-pegelaran seni yang digelar saat hari-hari istimewa seperti hari ulang tahun Kota Singaraja, hari kemerdekaan Indonesia, tahun baru dan tanggal-tanggal lain yang menjadi agenda Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng.

Untuk mempertahankan budaya melayangan (mekorot) ini hendaknya pemerintah segera membuat rancangan festival yang dapat dilakukan di era new normal. Misalnya seperti membuat aturan batasan jumlah pengunjung saat memasuki area festival. Menyiapkan protokol kesehatan mulai dari sarana cuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak. Dengan demikian pengunjung dapat menyaksikan festival atau lomba mengadu layangan dengan rasa aman dan terhindar dari Covid-19.

Dibalik musibah yang terjadi masih ada hal positif yang didapat. Karena disaat masa pandemi banyak pelajar yang belajar dari rumah dan banyak pekerja yang bekerja dari rumah merekapun memilih untuk menghabiskan waktu dengan bermain layangan. Tidak hanya anak-anak bahkan yang tua-tua juga ikut bermain layangan dan menikmati asiknya mekorot di udara. Hal ini juga memberikan imbas kepada pengerajin dan penjual layangan. Produk yang mereka buat sangat laku dijual. Meskipun tidak ada festival di Lovina, di setiap desa/ kelurahan justru mengadakan lomba mekorot yang ramai diikuti oleh penduduk setempat. Kegiatan seperti ini sangat bagus dilakukan karena mampu memberikan hiburan dan melupakan stres akibat pandemi. Area perlombaan juga dalam skala kecil yaitu desa/kelurahan. [T]

  • Ida Bagus Ngurah Sidharta Manuaba, mahasiswa S2 Ilmu Manajemen Undiksha Singaraja
Suara Perubahan

Suara Perubahan

Suara Perubahan berisi esai-esai tugas mata kuliah "Change Management" Program S2 Ilmu Manajemen Undiksha Singaraja yang diampu oleh dosen Dr. I Nengah Suarmanayasa, S.E., M.Si.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Foto: koleksi penulis
Peristiwa

Cara Sejumlah Orang Bali Menyingkir dari Keriuhan Tahun Baru

BAGI orang Bali (Hindu) tentu saja tak ada masalah dengan perayaan Tahun Baru, meski sesungguhnya Hindu memiliki Tahun Baru sendiri ...

February 2, 2018
Foto: koleksi penulis
Khas

Ramadhan Nusantara – Geliat Pecinta Seni Arosbaya

GELIAT seni di Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, kembali semarak. Di bulan ramadhan ini gaung kegiatannya sampai merambah ke Desa ...

February 2, 2018
Ulasan

Yang Menegang Ketika Mengoleskan Ramuan Perangsang Kulit Kera Piduka || Semacam Respon Teks yang Hadir Kemudian

Ok. Siap. Baik. Saya mulai dulu percapakan ini dengan sebuah kalimat dari seorang sepuh bernama Nang Kedel dengan kedua huruf ...

July 17, 2020
Esai

Pisau dan Peradaban – Catatan Harian Sugi Lanus

Jika berkeliling memperhatikan ribuan relief batu di Borobudur, mata yang dipenuhi pikiran peperangan, mungkin melihat semua sosok pada relief di ...

October 12, 2019
Opini

Duka dan Jurang (Ritual) Kebersamaan

Jika tidak berlebihan, bolehlah saya mengandaikan masyarakat Bali, termasuk saya sendiri, sedang melakoni hidup dengan rangkaian ritual. Perjalanan panjang kehidupan ...

August 6, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In