17 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
ILustari tatkala.co | Nana Partha

ILustari tatkala.co | Nana Partha

Yang Diikat Waktu

IGA Darma Putra by IGA Darma Putra
December 21, 2020
in Esai

Waktu adalah ikatan halus yang disadari dan sekaligus tidak disadari. Bagi mereka yang sadar diikat waktu, disebutnya ‘kabanda antuk galah’. Bagi yang tidak sadar diikat waktu, maka dikiranya benar-benar merdeka. Kemerdekaan hakiki yang adalah hak segala wangsa.

Tidak satu pun yang ada di alam tempat adanya kematian ini berhasil lolos dari ikatan waktu. Sebab, waktu diberikan anugerah oleh Ayah dan Ibunya. Oleh ayahnya, ia dianugerahkan agar bisa masuk ke dalam semua yang berpikir [umawak ring sarwa mambekan]. Selain itu, waktu juga diberikan kewenangan khusus lainnya. Kewenangan itu ada dua, boleh membunuh [wenang mejaha] dan boleh menghidupkan [wenang nguripa]. Itulah anugerah yang diberikan oleh sang Ayah.

Kewenangan juga diberikan oleh sang Ibu. Salah satu kewenangan itu adalah berhak menyusup ke segala ruang. Ruang yang dapat dimasuki oleh waktu, termasuk ruang yang dalam dan sulit terjangkau atau diketahui. Ruang semacam itu disebut Durga.

Di dalam pustaka-pustaka, ada rumus bahwa apapun yang memasuki ruang akan menjadi ruang itu sendiri. Tidak ada bedanya yang memasuki dengan yang dimasuki. Peristiwa inilah yang disebut awor atau lebur.

Karena Waktu memasuki Durga, maka waktu juga menjadi Durga. Artinya, waktu yang memasuki menjadi ruang yang dimasuki, atau dalam kata lain keduanya menyatu dan sulit dibedakan. Durga yang dimasuki waktu, berbeda kasusnya dengan orang karauhan.

Ikatan waktu sangat halus. Meskipun waktu mengikat dengan halus, bukan berarti ikatan itu tidak bisa ditiadakan atau dilepaskan. Bagi yang memilih agar tidak diikat waktu, ditawarkanlah beberapa cara. Pertama, menyadari bahwa waktu itu ada, tapi tidak terikat. Hal ini dicontohkan oleh Shiwa yang ingin ditelan waktu, tapi karena waktu terlahir dari Shiwa, maka waktu tidak bisa mengikatnya. Artinya bagi manusia yang tidak ingin terikat waktu, mestilah mencapai kesadaran setingkat Shiwa. Manusia yang mencapai kesadaran setingkat itulah yang disebut dengan manusa jati.

Tentu bukanlah perkara mudah untuk mencapai tingkatan semacam itu. Tapi begitulah yang dinyatakan oleh teks-teks tentang waktu. Hanya saja, sekadar membaca teks, bukan berarti telah memahami. Pemahaman yang benar lahir dari pengalaman.

Kedua, adalah dengan jalan negosiasi. Negosiasi ini dilakukan dengan ritual atau upacara. Di dalamnya melibatkan sarana-sarana dan banyak orang. Inilah yang melegitimasi upacara ruwatan dengan melibatkan wayang sapuh leger. Jalan inilah yang kebanyakan ditempuh oleh kebanyakan orang.

Ada cara lain untuk terlepas dari kejaran waktu. Caranya adalah dengan membunuh waktu. Membunuh itu istilah shastranya. Maksudnya adalah dengan menghilangkan. Cara menghilangkan waktu adalah dengan melupakan. Melupakan memang selalu menjadi perkara yang tidak mudah. Segala yang sudah terlanjur mengakar di ingatan, akan sangat sulit untuk dicabut.

Cara melenyapkan waktu salah satunya dapat ditempuh dengan kerja. Kerja terus menerus yang didasarkan kepada pengabdian. Orang bisa melakukan kerja dengan suntuk, dan kaget ternyata waktu telah tiada. Sayangnya, cara ini tidak pernah berhasil membunuh waktu dalam jangka waktu yang lama. Ada saja cara waktu menyelinap di ingatan.

Cara paling ampuh yang ditempuh waktu untuk menyelinap ke ingatan adalah dengan melakukan kerja sama dengan perut lapar. Begitu lapar itu perut, orang menarik diri dari kerja dan bertanya tentang waktu. Begitu bertanya, orang kembali diikat waktu.

Demikianlah kenyataan pahit yang harus diterima oleh siapa saja. Bahwa keingintahuan tentang waktu dalam contoh di atas menyebabkan manusia diikat kembali oleh sesuatu yang ingin dilupakannya.

Ada satu hal yang perlu diingat ketika membicarakan waktu. Waktu kita sebut Kala, dan menurut tattwanya, Kala lahir setelah Kama. Apalah Kama jika bukan keinginan: hasrat! [T]

IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Lukisan: Ida Bagus Made Poleng (1915-1999)/ http://galeri-lukisan-indonesia.blogspot.co.id
Opini

Ketika Mati, Benarkah Kenikmatan Duniawi Bisa Dirasakan Manusia di Surga?

BENARKAH kenikmatan duniawi akan juga dapat dirasakan di surga ketika manusia sudah mati? Kenikmatan, sama halnya dengan sakit tentulah melalui ...

February 2, 2018
Tentang Corona, “Ngalap Pacah”, dan Pikiran Buruk yang Berkelindan / Oleh  Made Yanti (SMA PGRI 1 Amlapura)
Esai

Tentang Corona, “Ngalap Pacah”, dan Pikiran Buruk yang Berkelindan

Oleh: Made Yanti - SMA PGRI 1 Amlapura April 2020  Indonesia mulai terpapar virus covid-19 atau lebih dikenal dengan nama ...

April 4, 2020
Penulis selfie di Pantai Pandawa
Perjalanan

Liburan Hari Raya Galungan: Cahaya Pantai Pandawa, Dari Kutuh untuk Dunia

  HARI Selasa, sehari sebelum Hari Raya Galungan, 1 Oktober 2017, pukul setengan lima sore waktu setempat, saya dan Bang ...

February 2, 2018
Foto: Putik
Esai

Sirih dan Sejarah Budaya Kita

”Berbeda-beda, tetapi mengunyah sirih.” Semboyan ini mungkin cocok untuk menggambarkan kesatuan masyarakat Indonesia. Mengingat, bahasa dan etnik yang berbeda-beda ternyata ...

February 2, 2018
Ilustrasi: Kantin mewah dalam adegan di K-Drama “The Heirs”
Esai

Jangan Dipandang Remeh, Kantin itu Nyawa Sebuah Negara

KETIKA ada seseorang bicara kantin, yang terlintas di benak adalah makanan, minuman, atau segala hal yang berhubungan dengan mulut dan ...

October 21, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Sri Mpu Sri Dharmapala Vajrapani  [Foto: NW Adnyani]
Khas

Sri Mpu Sri Dharmapala Vajrapani: Pemuja Budha dan Saraswati dari Timur

by Putu Suweka Oka Sugiharta
April 17, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (353) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In