23 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Agus Wiratama || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

Agus Wiratama || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

Pengangguran dan Obrolan yang Tak Menyenangkan

Agus Wiratama by Agus Wiratama
August 28, 2020
in Esai

Malam itu, Grudug membuat janji bertemu dengan teman-teman SMA-nya di sebuah angkringan. Di sana mereka berbicara tentang pandemi, tentang kegiatan yang lama di dalam rumah saja, bahkan pendapat mereka tentang pandemi dibicarakan hingga berbuih-buih. Tapi pembicaraan yang menampar Grudug membuat segala obrolan menjadi tak menarik baginya: dampak keuangan mereka.

Di antara riuh obrolan teman-temannya yang terus berlanjut, terasa lama sekali Grudug tidak berpendapat apa-apa, padahal sebelumnya dia yang paling banyak gembar gembor masalah pandemi itu. Rupa-rupanya, ia memaku wajah lesunya tanpa ada yang membeperhatikan. Obrolan mengenai dampak keuangan membuat ia teringat kembali dan menyesali ceramah yang pernah ia berikan pada adiknya. Mengapa ia menyesal?

Kala itu, adiknya selalu saja sibuk bermain HP. Dengan jahil, Grudug mengintip pekerjaan adiknya, “jangan-jangan ia melakukan hal yang aneh-aneh” pikir Grudug dengan harapan dapat menghindari adiknya dari kegiatan buruk. Setelah berhasil mencari celah di antara pintu kamar adiknya, terdengar suara teriak-teriak kecil. Grudug semakin penasaran. Hingga dia mengambil kursi untuk melihatnya dari lubang ventilasi. Ketahuanlah apa yang dilakukan adiknya.

Adiknya sedang berbaring di atas Kasur. Badannya setengah duduk. Di depannya ia memegang HP dengan miring dan headshet besar terpasang di telinganya. Ia sibuk bermain game. Grudug merasa kesal, pasalnya suara kecil itu sering terdengar, bahkan ketika Grudug begadang, suara teriakan kecil itu terdengar lebih jelas, membuatnya takut, dan terbayang hal aneh lainnya.

Langsung saja, pintu digedornya berkali-kali. Tak dijawab. Ia memukul lebih keras lagi. Berkali-kali, hingga adiknya terkejut. Dibukakanlah pintu itu, lalu dengan lugu adiknya bertanya, “Ada apa?” Tanpa basa-basi Grudug menarik tangan adiknya. Disuruhnya duduk dan menanggalkan headshet serta meletakkan HP.

Kali ini melanjutkan ingatan pun membuat Grudug geli sendiri. Menyesal. Ketika itu, ia menceramahi adiknya yang sibuk main game. Dengan gagah ia bahkan mencontoh dirinya, “Makanya tiru aku” katanya sambil menepuk dada.

Sebenarnya, apa yang Grudug ceramahi pada adiknya, tak dipahami sama sekali. Adiknya hanya manggut-manggut dengan memasang wajah kecut. Tapi, begitu mendapat kesempatan, adiknya langsung membalas, “Aku ngasilin uang dari game ini, kau mana? Minta uang aja kerjanya”.

Merasa tersinggung Grudug berusaha mengendalikannya, “Kalau masih sekolah dan mau kuliah, memang waktunya untuk minta uang, tugasmu belajar, baca buku yang banyak. Bukan main game melulu. Sekarang bisa menghasilkan dari game, tapi besok masih bisa? Nanti tamat, aku akan menghasilkan banyak uang, bukan dari game, tapi dari kecerdasanku!” katanya sambil mendongakkan dagu runcingnya.

“Aku memang gak sengaja dapat uang. Tapi aku bersenang-senang, eh, dapat uang. Emang kamu, senang-senang dengan buku tapi gak dapat uang,” tangkas adiknya.

Dalam hati, Grudug merasa semakin kesal. Kali ini ia tak bisa mengendalikan kesal itu, nada suaranya meninggi, “Berhenti main game, itu gak bagus,” Grudug diam sejenak. Hening. Kemudian dilanjutkan, “Pokoknya itu kegiatan jelek, gak ngasilin apa-apa”.

Obrolan bersama adiknya itu berlangsung tiga tahun lalu. Sialnya, pandemi tiba, adiknya makin sibuk main game. Tapi yang paling sial dari kejadian itu menurut Grudug adiknya semakin masif main game, uang semakin banyak. Sementara Grudug, masih sibuk memikirkan cara menghentikan adiknya main Game.

Berhari-hari, selalu ia menyempatkan diri berpikir bagaimana cara membuat adiknya berhenti kecanduan game. “Kalau memutus bayi kecanduan susu kan gampang, oleskan yang pahit-pahit ke susu ibunya, maka kebiasaan menyusu perlahan akan hilang. Tapi kalau kebiasaan game, apa yang bisa aku lakukan?” pikirnya, tanpa ketemu pemecahan.

Masih sibuk memikirkan itu, Grudug melewati hari-harinya sambil diam-diam menyelipkan buku di kamar adiknya. Hingga hari-hari di rumah saja berakhir, belum juga ketemu solusi untuk membuat “kecanduan” itu hilang. Sementara adiknya sendiri semakin serius main game dan mampu membeli beberapa alat yang harganya cukup mahal dari hasil main game. Katanya ia mau jadi youtuber game yang serius. Buku yang diselipi Grudug pun bertumpuk, berdebu di pojok kamar adiknya.

Grudug terkejut, tangan temannya menepuk bahunya. “Hee!” sapa temanya. Seperti baru bangun dari tidur, ia keranjingan menatap satu per satu wajah temannya yang Nampak kebingungan. Grudug berusaha mengingat, obrolan terakhir yang masih ia sadari.

Sambil menarik naps, ia merasa sedikit lega karena obrolan terakhir itu diingat tentang satu per satu teman-temannya dirumahkan oleh pihak tempatnya bekerja. Rata-rata mereka sudah bekerja setelah tamat kuliah, dan kini diberhentikan. Mereka semua kena dampak pandemi. Mereka menyesal memberanikan diri mencicil rumah, mencicil mobil, bahkan ada yang mencicil biaya nikah dan kini tertatih-tatih membayar cicilan itu.

Tapi, karena mereka adalah teman-teman SMA, jadi tak ada yang tahu banyak satu sama lain. Makanya, ketika itu pula temannya bertanya, “Kau kena dampak? Kok gak lesu kayak kami”

Dalam situasi yang belum kembali pulih dari lamunannya, Grudug tergesa-gesa menjawab, “Enggak, kan bapak-ibuku PNS!”

“Bukannya kau sudah tamat 3 tahun lalu?” sambar temannya dengan wajah kecut seperti es jeruk tanpa gula yang masih utuh tak ia minum.

Agus Wiratama

Agus Wiratama

Bernama lengkap I Wayan Agus Wiratama. Lahir di Pejeng Kangin Pengembungan, Gianyar. Kini kuliah di Undiksha jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hobinya tak karuan, tapi kini mulai senang menulis, terutama menulis status di facebook

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Lukisan Komang Astiari
Cerpen

Papasangan

Cerpen I Wayan Kerti Bau harum menyeruak seisi kamar. Aroma wewangian serasa menusuk hidung. Suasana mistis terasa kental, menyemburatkan suasana ...

October 13, 2019
Cokorda Gde Bayu Putra || Ilustrasi tatkala.co/Nana Partha
Esai

Semangat Draft RUU Pelaporan Keuangan & Kesiapan Ubud di Masa Depan

Suatu malam saya menyaksikan tayangan ulang tentang Public Hearing draft Rancangan Undang-Undang (RUU) Pelaporan Keuangan yang dilaksanakan oleh Pusat Pembinaan ...

January 21, 2021
Pantai Amed Karangasem
Perjalanan

Suatu Senja di Pantai Amed

Berkunjung ke Pantai Amed telah menjadi agenda yang kami rencanakan jauh-jauh hari. Kesempatan itu  tiba di bulan Januari lalu. Mengingat ...

April 2, 2020
Di depan kampus Universitas Macau
Perjalanan

Macau Bukan Hanya Kasino – Ada Tragedi, Komedi dan Hal Lain Tentang Manusia

Ketika saya mengunggah perjalanan ke Macau di social media, banyak yang bertanya, ngapain kau ke Macau? Main kasino? Tentu saja ...

November 13, 2019
Agus Wiratama || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha
Esai

Pengangguran dan Obrolan yang Tak Menyenangkan

Malam itu, Grudug membuat janji bertemu dengan teman-teman SMA-nya di sebuah angkringan. Di sana mereka berbicara tentang pandemi, tentang kegiatan ...

August 28, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ni Nyoman Sri Supadmi
Esai

Teknologi Berkembang, Budaya Bali Tetap Lestari

by Suara Perubahan
January 23, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1355) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In