15 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Karang Binangun dan Korona

Jaswanto by Jaswanto
April 17, 2020
in Esai
7
SHARES

Di kampung saya masih banyak sekali orang berkumpul. Masih menjalankan shalat Jumat. Juga masih melaksanakan shalat berjamaah di mushola-mushola. Padahal, pemerintah sudah memberikan imbauan untuk melaksanakan ibadah di rumah saja.

Beberapa minggu yang lalu, salah seorang kerabat saya meninggal. Karena kampung saya mayoritas NU, jadi di rumah duka tetap dilaksanakan tahlilan sampai 7 hari. Ini sudah menjadi tradisi yang mendarah daging. Semua keluarga besar berkumpul. Tetangga dekat dan kolega merapat. Seperti tidak sedang terjadi apa-apa. Tapi mau bagaimana lagi, toh tidak akan ada yang terinfeksi virus, kata seorang suatu ketika.

Saya agak berdebar—untuk tidak mengatakan takut—dan khawatir sebenarnya. Apalagi posisi saya baru saja pulang dari kota zona merah. Walaupun saya yakin tidak terinfeksi, tapi saya—dan kita semua—tetap berpotensi menularkan virus. Saya belum melakukan tes. Kemarin, pihak Puskesmas hanya mendata diri saya saja. Maka wajar jika saya merasa khawatir.

Semalam saya ikut nongkrong di gardu ronda. Beberapa pemuda asyik berkumpul main ML. Juga merasa tidak sedang terjadi apa-apa. Malahan, ada yang bilang kalau wabah ini tidak akan sampai ke kampung. Dan beberapa orang bilang, “Kami tidak takut pada corona. Kami hanya takut pada Allah.” Ah, yang benar saja, saat ada ular besar masuk rumah, misalnya, banyak juga yang takut. Apakah mereka tidak punya Tuhan, sehingga takut pada ular? Wong kamu juga takut sama gebetanmu, kan? Selingkuh aja masih ngumpet-ngumpet.

Selain itu, ada juga yang lain: “Kampung ini kan belum ada yang terinfeksi, nggak ada yang kena corona, kenapa shalat Jumat harus ditiadakan?” Sebenarnya, saya ingin menjawab begini: “Selama belum ada tes massal yang hasilnya terbukti kampung kita aman, maka semua orang dianggap berpotensi membawa virus corona meski terlihat sehat”. Tapi saya urungkan, wong saya ini hanya pemuda kemarin sore, kok. Tidak baik yang muda memberi nasihat atau membantah orang yang umurnya lebih tua. Nggak sopan. Ntar saya kualat.

Ada lagi pertanyaan yang terkesan agak kritis, tapi nir logika. Begini: “Kenapa masjid ditutup, padahal pasar atau warung tetap buka?”

Sebenarnya saya juga ingin menjawab—meminjam postingan Gus Nadirsyah Hosen —: “Masjid ditutup, kita masih bisa ibadah di rumah. Jumatan diganti zuhur itu ada tuntunan syar’inya. Tapi kalau mall/warung ditutup, apa opsi lain untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari?” Tapi, lagi-lagi saya urungkan. Saya pendam saja dalam hati.

Dan terakhir, ini yang agak ngeri-ngeri sedap: “Lebih baik saya mati saat shalat di Masjid, daripada mati takut kena corona.”

Barangkali orang ini tidak tahu cara kerja virus ini, pikir saya dalam hati. Corona itu nggak bikin kamu mati seketika. Ada proses inkubasi 14 hari. Kamu terinfeksinya di masjid, terus dirawat di RS, dan matinya di kasur. Ini bukan jihad lho!, kata Gus Nadir.

Atau pertanyaan yang ini: “Bukannya mati itu sudah ketentuan Allah. Kita semua pasti mati. Kenapa takut corona?”

Mati memang sudah pasti, Kang. Tapi penyebab dan caranya kita nggak ada yang tahu. Kalau misal matinya kena corona, kamu malah berpotensi mati dan menulari keluarga, juga kawanmu untuk mati juga. Mau? Tapi lagi-lagi ini hanya saya ungkapkan dalam hati.

***

Meskipun begitu, saya percaya dengan apa yang dikatakan Paulo Coelho, setiap manusia diberi satu hak istimewa: kemampuan untuk memilih. Barang siapa tidak menggunakan hak istimewa ini, mengubahnya menjadi kutukan, dan orang-orang lainlah yang akan memilihkan bagi mereka.

Selain satu hak istimewa, barangkali setiap manusia juga memiliki legenda pribadi untuk diwujudkan, dan untuk itulah kita hidup di dunia. Legenda pribadi ini mengejawantah dalam antusiasme kita terhadap suatu tugas tertentu. Sedangkan tindakan adalah pikiran yang mengejawantah.

Harii-hari ini saya melihat “kemampuan untuk memilih” dan “antusiasme terhadap suatu tugas” itu ada dalam diri keluarga saya—dalam diri Emak, Bapak dan adik.

Di musim wabah yang tidak menentu seperti ini, mereka memilih untuk tetap antusias. Bapak menyiapkan lahan. Emak menebar benih. Ya, kami—saya, adik, Emak, dan Bapak—sedang antusias menanam benih kacang tanah di sela-sela jagung yang siap untuk dipanen sebentar lagi.

Saat hari menjelang siang, kami istirahat. Bapak mengumpulkan sayur-sayuran, kacang-kacangan, memetik cabai dan daun asam muda (sinom), mencabut singkong dan talas. Setelah terkumpul, Bapak membuat api, sedangkan Emak mencuci bahan-bahan, kemudian mengulek bumbu: cabai, sinom, dan garam secukupnya.

Api menyala. Air mendidih. Bahan-bahan dimasukkan. Bumbu dimasukkan. Sayur siap dihidangkan.

Melihat Emak dan Bapak saling bekerja sama; dan harmonis, dalam hati saya berdoa:

Tuhan, lindungilah kami, sebab Hidup ini adalah satu-satunya cara bagi kami untuk mengejawantahkan kuasa keajaiban-Mu. Kiranya bumi tetap mengolah benih menjadi jagung, kiranya kami bisa tetap mengubah jagung menjadi nasi. Dan semua ini hanya dimungkinkan apabila kami memiliki Kasih; karenanya, janganlah kami ditinggalkan seorang diri. Biarlah selalu ada Engkau di sisi kami, dan ada orang-orang lain—laki-laki dan perempuan-perempuan—yang menyimpan keraguan-keraguan, yang bertindak dan bermimpi dan merasakan antusiasme, yang menjalani setiap hari dengan sepenuhnya membaktikannya kepada kemuliaan-Mu. Amin.

Akhirnya, kami berempat makan dengan bahagia. Sambil mendengarkan lagu Michael Jackson yang berjudul ‘Heal the World’:

Heal the world. Make it a better place. For you and for me. And the entire human race. There are people dying. If you care enough for the living. Make it a better place. For you and for me.

Bahagia, kehidupan. [T]

Tags: covid 19kampungkampung halamanvirus corona
Jaswanto

Jaswanto

Kader HMI Cabang Singaraja, penulis novel Munajat Hati.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Esai

Soekarno: Pemimpin yang Mendengarkan Ahli Bahasa dan Sastra

Soekarno merupakan representasi pemimpin revolusioner yang memberikan tempat khusus kepada ahli bahasa. Dalam pidatonya tentang Pancasila, tanggal 1 Juni 1945 ...

June 6, 2020
Ulasan

Kekerasan dan Kepiluan dalam Realita Sosial – Ulasan Buku Kumpulan Cerpen “Begal”

Sastra menurut Mursal Esten merupakan pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan mayarakat melalui bahasa sebagai ...

January 30, 2020
Salah satu lukisan dalam pameran seni rupa di Undiksha Singaraja
Cerpen

Hari Kedua Puluh Sembilan di Bulan April

Cerpen: Ida Ayu Wayan Sugiantari [] Ini hari kedua puluh sembilan di Bulan April, jam di dinding menunjukkan pukul satu ...

March 8, 2020
Ilustrasi diolah dari foto Mursal Buyung
Opini

Kesadaran Palsu Mahasiswa di Pabrik Kaum Intelektual

  Saat kebodohan menguasai kesadaran maka kesadaran memiliki hak untuk berbuat hal paling bodoh - Ibnu Sina BANYAK tulisan-tulisan yang ...

February 2, 2018
Opini

Perjuangkan Ideologi, Bukan Perang Ideologi

“Pancasila sebagai amanat nasional yang menjadi landasan ideologi dan dasar Negara merupakan keputusan final yang tidak dapat diubah” *Presiden Republik ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In