18 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Liputan bersama teman wartawan di daerah bencana

Liputan bersama teman wartawan di daerah bencana

Profesi Jurnalis, Sebuah Jalan Penyadar Hidup

Putu Sosiawan by Putu Sosiawan
February 16, 2020
in Esai
68
SHARES

Jurnalis. Saya tidak pernah berpikir pernah menekuni profesi itu. Sama sekali tidak pernah. Yang diinginkan, bekerja di kantoran, berangkat pagi, pulang sore. Sabtu dan Minggu bisa libur. Belum lagi terkadang menghayal bisa memakai pakaian rapi, dengan sepatu kinclong.

Mungkin sudah takdir yang mengharuskan sebagai kuli tinta. Di awali pada tahun 2014, saya mengakhiri pendidikan S-1. Saya bukan lulusan Ilmu Komunikasi. Apalagi khusus bidang photografi. Saya yang lahir di desa, jauh dari pusat kota Singaraja, Kabupaten Buleleng hanya lulusan Sastra Bali. Jurusan yang pernah orang katakan kepada saya tidak punya masa depan. Hanya bisa untuk mencari kerja di Bali saja. Bahkan sempat dikatakan cocok untuk bekal jadi bendesa. Cukup tersentil memang mendengar pernyataan itu.

Pendidikan yang dianggap bukan menjadi pemberi “keberuntungan” itu tetap saya jadikan “senjata”. Saya putuskan untuk melamar di salah satu perusahaan media cetak ternama di Bali. Berselang tiga hari, lalu dipanggil untuk mengikuti seleksi. Saya dinyatakan diterima. Merasa bersyukur sudah pasti. Apalagi pekerjaan pertama ini saya dapatkan tepat dengan hari kelahiran.

Jujur, di awal profesi jurnalis saya anggap sebagai pelarian sekaligus jembatan untuk mengenalkan dengan pejabat, kalangan birokrat. Pertama bekerja, saya mendapat tugas di Denpasar. Selama tiga bulan bergelut dengan hirup pikuk, panas dan kemacetan. Bahkan saya sempat sakit. Pasar Badung dan Pasar Batu Kandik menjadi tempat setia untuk mencari ide berita. Kalau tidak soal ekonomi, bisa tentang human interest. Topik itu memang sangat ringan. Bahkan sudah menjadi pemandangan biasa oleh masyarakat umum. Tetapi dari itu saya belajar untuk menapaki topik yang lebih berat.

Pasca itu, Kabupaten Bangli menjadi “hadiah” untuk saya dalam melanjutkan perjalanan sebagai kuli tinta. Sejak lahir sampai lulus kuliah, tidak pernah saya menginjakkan kaki di bumi berhawa sejuk itu. Saya terima, meskipun cukup berat meninggalkan Denpasar yang sudah memberikan pengalaman selama tujuh tahun. Tinggal di Bangli, awalnya harus memaksakan diri. Jalanan jam 8 malam sudah sepi. Tidak ada tempat hiburan. Hanya ada warung senggol yang sudah siap-siap tutup jam setengah 10 malam.

Di tempat ini saya banyak mendapat pengalaman. Bukan sebatas liputan tentang tanah longsor, mengelilingi Gunung Batur dengan motor butut, kasus pembunuhan, perselingkuhan, gantung diri, dan pertanian yang terserang hama atau harga jeruk anjlok. Apalagi di kejar dead line di tengah paceklik berita yang membuat pusing.

Tetapi banyak hal yang membuat lebih bersyukur. Berapa kali saya menemukan warga yang hidup dalam jeratan kemiskinan. Salah satunya di wilayah Desa Pengotan. Seorang perempuan tua tinggal di sebuah gubuk kecil di dasar lembah. Gubuk berdinding gedek yang bolong di sejumlah sisi. Tempat tidur dan dapur menjadi satu dan hanya berlantai tanah. Saya lupa nama perempuan itu.

Ia tinggal bersama anak laki-laki semata wayangnya. Saya lupa juga namanya. Anak itu polos dan sangat ramah. Ia yang duduk di bangku kelas VI SD memberikan saya sebuah motivasi. Ia sudah terbiasa bekerja berat sejak masih duduk di kelas I. Pekerjaannya sebagai buruh potong kayu yang membuatnya kehilangan empat jari pada salah satu tanganya. Yang tersisa hanya jari kelingking. Banyak orang, yang sebatas diputusi pacar sudah galau berat. Ada yang seolah suah tidak sanggup hidup lagi. Tapi tidak dengan anak itu. Tetap semangat menjalani hidup, berbalut keceriaan senyuman.

Sebuah pelajaran juga saya ambil dari seorang perempuan yang tinggal di wilayah Kecamatan Tembuku. Perempuan paruh baya yang bertahan hidup menjadi tukang petik kelapa. Memanjat pohon tinggi sudah biasa. Ada yang membuat hati pilu. Ia mengalami luka cukup parah pada payudara yang membuatnya merintih kesakitan. Luka itu muncul setelah tertusuk tajamnya pelepah kelapa. Saya disini berpikir dan lagi-lagi bersyukur memiliki seorang ibu yang masih bisa bekerja lebih layak dan tidak terlalu berisiko.

Kepiluan juga muncul dari hidup seorang kakek di wilayah Batu Meyeh, Kecamatan Kintamani. Usianya yang sudah renta tinggal sebatang kara di rumah kecil. Berdinding batu, beratap terpal yang sudah robek. Saat turun hujan, air sudah pasti masuk. Hal lain yang juga menjadi pelajaran bagi saya adalah ketika bertemu dengan seorang anak di Desa Belandingan, Kintamani.

Ketika itu ia masih duduk di kelas I. Sebagian besar anak kini sudah beruntung. Ke sekolah tinggal diantar, pulangnya di jemput. Uang jajan pun tak pernah jadi masalah. Bahkan ada sebelum sampai rumah, diajak belanja duku. Namun keberuntungan itu tidak ada padanya. Ia harus menempuh jarak 7 kilometer untuk sampai di sekolah dari rumahnya dengan berjalan kali. Melewati jalan setapak yang diapit hutan belantara. Jam setengah 10 pagi ia baru bisa masuk kelas. Saat siswa lain bersitirahat, ia baru mulai belajar. Soal uang jajan, sering ia tidak punya. Semangatnya tetap memancar dari wajah mungilnya.

Saya juga pernah bertugas di tanah kelahiran, Kabupaten Buleleng. Di bumi Panji Sakti ini juga mendapat sebuah pengalaman. Bertemu sosok yang inspiratif, seperti halnya penyandang disabilitas yang mampu menjadi tulang punggung keluarga. Mengandalkan profesi sebagai penulis dan pelukis. Tempat terakhir menjadi kuli tinta, saya labuhkan di Kabupaten Klungkung.

Mengawali bulan Juli 2017 hingga Oktober 2018, banyak hal yang didapatkan di bumi serombotan ini. Yang paling tidak terlupakan ketika turut menjadi saksi tumpah ruahnya pengungsi erupsi Gunung Agung di tengah malam pada September 2019. GOR Swecapura, Desa Gelgel menjadi rumah kedua. Menggali cerita dari warga yang meninggalkan tanah kelahiran. Banyak yang kehilangan pekerjaan, ternak dijual murah untuk bekal hidup. Dihimpit hidup sulit, mereka tetap kuat. Tetap mensyukuri keadaan, meskipun tinggal berbulan-bulan di tenda yang berdiri di tengah lapangan. Dari sekelumit perjalanan itu, menyadarkan saya akan sebuah profesi. Jurnalis bukan semata-mata tentang masa depan. Tetapi sebagai jalan penyadar hidup. [T]

Tags: jurnaliswartawan
Putu Sosiawan

Putu Sosiawan

Mantan wartawan

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Esai

Diabetes yang Menghentikan Kita, Atau Kita yang Menghentikan Diabetes

Cobalah makan terus, terus saja hingga kita menjadi gemuk. Lalu, saat sudah gemuk kita terus saja makan dan tak usah ...

April 24, 2019
Esai

Kelelahan & Kematian

“Orang mati, bukanlah karena sungai yang deras dan punya jeram-jeram terjal atau pesawat terbang dalam sekapan badai, orang mati karena ...

May 11, 2019
ilustrasi kompilasi gambar-gambar video dari youtube
Esai

“Youtube Artist” Vs “Artist Youtube”

Penulis: Siti Fakhriyya Jihan Muna, Nur Azizah Isnaini, dan Alfi Ma’unah ________ Waktu kecil sempat saya berpikir ketika bapak bertanya, ...

December 23, 2020
Riris Sanjaya (penulis)
Khas

Karena Pintar Mencuci Tangan Bukanlah Kebanggaan – [Kabar dari Jepang]

Tadi pagi saya benar-benar kangen rumah karena postingan  teman-teman dan keluarga saya yang menampilkan sayur kelor. Ada yang pakai kuah ...

March 30, 2020
Esai

Transformasi Tradisi dari Penggunaan “Semat” ke “Staples” dalam “Majejaitan”

Penulis: Ni Komang Ayu Gek Mahadewi ________ Ketika melewati ruas jalan di wilayah Kapal, Mengwi, Badung. sering kita jumpai ada ...

January 10, 2021

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gus Bass [Foto dokumentasi penulis]
Esai

Gus Bass, Bumbu Sate dan Tempe | Catatan Orang Tua tentang Menu untuk Anak

by Gus Surya Bharata
January 17, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1349) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In