17 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Ulasan

Kekerasan dan Kepiluan dalam Realita Sosial – Ulasan Buku Kumpulan Cerpen “Begal”

Eka Pradnya Dewi by Eka Pradnya Dewi
January 30, 2020
in Ulasan
33
SHARES

Sastra menurut Mursal Esten merupakan pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan mayarakat melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia. Sastra sudah berkembang sejak dulu. Ada berbagai jenis sastra yang berkembang, mulai dari sastra lisan sampai sastra tulis.

Sebuah karya sastra tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat. Salah satu karya sastra adalah cerpen. Cerpen memiliki pengertian salah satu ragam dari jenis prosa (Kbbi, 2007: 211). Sesuai namanya cerpen merupakan cerita pendek dan merupakan suatu kebulatan ide. Cerpen ditulis berdasarkan kenyataan kehidupan atau berkaitan dengan kehidupan.

Dengan berkembangnya jaman, cerpen tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia tapi banyak cerpen yang sudah menggunakan bahasa daerah. Salah satunya cerpen yang berhasa Bali. Banyak penulis-penulis yang sudah membuat suatu karya cerpen menggunakan Bahasa Bali seperti Dewa Putu Ayu Carma Citrawati, IBW Widiasa Keniten, IDK Raka Kusuma, Made Sanggra, dan masih banyak lagi.

Begal demikianlah judul Buku I Dewa Nyoman Raka Kusuma atau lebih dikenal IDK Raka Kusuma (2012). Buku ini memuat kumpulan cerpen berbahasa Bali yang terdiri dari 20 cerpen yang ditulis selama rentang waktu 2010-2011. Begal tidak hanya menceritakan tentang kekerasan fisik yang dialami seseorang, namun lebih dari itu. begal menceritakan tentang bagaimana kehidupan masyarakat yang penuh dengan kebencian, penuh dengan kemarahan, penuh dengan kekerasan psikis. Kekerasan seperti ini yang terkadang meninggalkan trauma yang pada akhirnya menjadi dendam. Wujud kekerasan dan kemarahan itu bisa dikeluarkan dalam berbagai bentuk, mulai dari perampokan, pembunuhan, sampai kekerasan politik.

Begal menceritakan tentang bagaimana kehidupan masyarakat yang penuh dengan politik yang berkaitan dengan PKI pada tahun 1965. Bagaimana kehidupan masyarakat yang pada saat itu harus berpisah dengan keluarga, dikucilkan dalam masyarakat, diusir dari desa kelahirannya. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa cerita dalam cerpennya yang berjudul “Ogoh-ogoh”, “Kota Palekadan”, “Wak Jum”.

“Ogoh-ogoh” menceritakan tentang tokoh tiang (aku) yang terus dihina dan dicaci oleh masyarakat desa sebagai keturunan Gerwani atau PKI. Namun tokoh aku tidak marah, ia berusaha memendam rasa marahnya itu. Karena apa yang dikatakan oleh masyarakat desa memang benar ibunya seorang gerwani, bapaknya seorang PKI. Hingga suatu ketika masyarakat membuat ogoh-ogoh raksasa bermuka manusia. Ogoh-ogoh raksasa tersebut memiliki wajah yang mirip dengan tokoh aku. Karena tidak tahan dan merasa selalu dihina, diapun marah dan meminta anak buahnya untuk membakar ogoh-ogoh tersebut. Belum sempat melakukan, masyarakat mengetahui terlebih dulu rencananya. Tokoh aku pun diminta pergi dari desa oleh anak buahnya karena masyarakat akan datang membakar rumahnya.

Cerpen “Ogoh-ogoh” ini memotret fenomena sosial yang terjadi di mayarakat berupa dendam seseorang karena terus dihina dan dicaci. Bagaimana seseorang dikucilkan oleh masyarakat karena orang tuanya seorang gerwani dan PKI.        Hal ini dapat kita lihat dalam petikan

“Teken krama banjare pang kuda kaden suba tiang temahe. Pang kuda kaden tiang sikut kopingina aji pisuna. Luire : tendas keleng, tendas peletan, tendas kawah, tendas kacut, tendas plunger…………… (hal. 11)”

Terjemahannya: “Oleh warga banjar, entah sudah berapa kali saya dimaki. Entah berapa kali saya dikata-katai dengan makian. Antara lain: tendas keléng, tendas pelétan, tendas kawah, tendas kancut, tendas plunger……”

Dikucilkan, cacian, sudah sering kita lihat dalam mayarakat. Tidak hanya dulu, hingga kini hal itu sering terjadi hanya karna politik semata. Selain cerpen “Ogoh-ogoh”, pengarang juga menuliskan cerita serupa dalam beberapa cerpennya yaitu cerpen “Kota Palekadan” dan “Wak Jum”

“Kota Palekadan”, menceritakan tiang (aku) yang masih berusia 12 tahun menyaksikan sendiri orang tuanya dibunuh oleh sepuluh orang namun hanya delapan orang yang ia tahu karena dianggap PKI. Tokoh aku kemudian dibawa oleh Pak Moril ke Badung karna pak moril takut jika tokoh aku berada di rumahnya membuat ia juga dianggap PKI. tokoh aku di titipkan di rumah saudaranya yang merupakan  orang PNI. Disana tokoh aku diangkat sebagai anaknya. Dengan diangkat sebagai anak, memungkinkan ia bisa melakukan apa saja. ia bisa menyewa pembunuh bayaran untuk balas dendam kepada orang yang membunuh orang tuanya.

Dan yang terakhir, “Wak Jum” menceritakan tentang Wak Jum dan kedua orang tuanya yang diusir oleh sanak saudaranya karena tidak mau masuk dalam PKI. Tokoh tiang (aku) selalu bertanya tanya kepada ayahnya dan Wak Jum kenapa PKI melakukan hal seperti itu, namun jawabannya selalu sama. Hingga suatu hari ayah tokoh tiang (aku) yang merupakan orang PNI dicari oleh orang-orang PKI. Disana Wak Jum melawan orang-orang PKI hingga semuanya lari. Wak Jum ingin mencari pemimpin PKI itu, namun ayah tokoh aku tidak mengijinkan karena pemimpin PKI sakti kabinawa. Keesokan harinya terdengar kabar bahwa pemimpin PKI itu sudah meninggal. Namun tidak ada yang tau siapa yang telah membunuhnya.

Dalam kumpulan cerpen Begal dapat dianalisis menggunakan teori sastra sosiologi sastra. Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneesia (1989 : 85 ), Sosiologi Sastra “merupakan pengetahuan tentang sifat dan perkembangan masyarakat dari atau mengenai sastra karya para kritikus dan sejarahwan yang terutama mengungkapkan pengarang yang dipengaruhi oleh status lapisan masyarakat tempat ia berasal, ideologi politik dan sosialnya, kondisi ekonomi serta khalayak yang ditujunya. Dalam cerpen “Ogoh-ogoh”, “Kota Palekadan”, dan “Wak Jum” dapat kita lihat bagaimana kehidupan masyarakat pada jaman PKI. Seperti dalam cerpen ogoh-ogoh yang harus mendapatkan hinaan, cacian, dari masyarakat, serta dalam Kota Palekadan dan wak Jum bagaimana seseorang yang harus berpisah dengan keluarganya hanya karna berbeda politik dan tuduhan masyarakat.

Dari ketiga cerpen ini, adanya persamaan dalam pemilihan tema yang kita dapat dilihat bagaimana kerasnya kehidupan masyarakat yang dipengaruhi oleh politik pada jaman PKI. Banyak terjadi konflik dalam masyarakat yang menyebabkan terjadinya perpecahan. Pembunuhan yang dilakukan tanpa memandang siapa dia. Walaupun dia benar atau salah. Hal ini dapat kita lihat dari petikan cerpen tersebut. Hal ini sudah biasa terjadi pada jaman PKI. [T]

Tags: BukuCerpensastra bali modern
Eka Pradnya Dewi

Eka Pradnya Dewi

Ni Putu Eka Pradnya Dewi, lahir di Padangan 2 April 1998. Mahasiswi STAHN Mpu Kuturan Singaraja ini sejak kecil dekat dengan aroma kopi, karena tumbuh di tengah tengah keluarga yang jatuh cinta pada kopi. Pupuan, Pradnya, dan kopi tak bisa dipisahkan. Maka sambil menyeruput kopi, Pradnya mencoba rutinitas barunya: membaca.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Buku Dongeng Kayu
Ulasan

Dongeng Kayu, Metode Kreatif Mengasuh Anak

Ini adalah dongeng kesekian yang telah saya baca. Tapi ini adalah dongeng pertama yang kisahnya saya dengar langsung dari penulis, ...

August 3, 2020
Foto-foto diambil dari id.wikipedia.org
Esai

Pembina Pramuka Belum Tentu Berjiwa Pramuka

Peristiwa memilukan yang dialami oleh siswa SMP N 1 Turi, Sleman, DIY, menjadi pukulan telak bagi Gerakan Pramuka. 10 orang ...

March 1, 2020
Nyoman Erawan #erACTion (2015)
Puisi

Muhamad Kusuma Gotansyah# Puisi: Kelabu, Warna, Hitam, Putih…

KELABU Di lorong masa lalu Ia menjelma abu Hilang dan kelabu Menjadi waktu Menjadi waktu adalah menu makan malam kegemarannya ...

February 2, 2018
Foto-foto Google/Wikipedia
Esai

5 Sutradara yang Bikin Saya Ingin Terus Nonton Film

Kiranya sudah lebih dari 8 bulan, terhitung sejak pertengahan 2018 saya mulai serius untuk menonton film secara kritis—tentu masih dalam ...

March 20, 2019
Khas

Bentangan Lini Masa dari Bali hingga Papua — Catatan Dialog Seni Bali Gate#1

Ada pengetahuan baru yang tersaji dalam dialog seni dan sederet permasalah yang mencuat ke permukaan pada Bali Gate #1 di ...

June 19, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Lukisan di atas kardus. Karya ini diberi judul “Pariwisata Macet Jalan Raya Lancar”.
Esai

Pariwisata Macet, Jalan Raya Lancar

by Doni Sugiarto Wijaya
January 16, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1347) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In