2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Once Upon A Time in Nepal [1] – Haiku

Kadek Sonia PiscayantibyKadek Sonia Piscayanti
December 4, 2019
inTualang
Once Upon A Time in Nepal [1] – Haiku

Pemandangan di Nepal (Foto Sonia)

49
SHARES

Nepal adalah sebuah tujuan bagi banyak orang. Nepal adalah tempat orang menemukan dan ditemukan oleh tujuan. Dalam sebuah malam yang dingin, saya tiba di Tribhuvan International Airport, Kathmandu. Saya sangat siap. Saya tahu menuju kemana.

Pertanyaannya, mengapa Nepal? Jawabannya karena mungkin sudah takdir saya. Saya hadir di Nepal bukan untuk mendaki Gunung tertinggi di dunia, Mount. Everest. Bukan juga untuk bermain paragliding, atau rafting di sungai Nepal yang indah, atau bermeditasi di kuil kuil dan pagoda pagoda yang indah. Saya datang untuk menulis puisi. Benar. Seorang Profesor bernama Alan Maley mengundang saya turut menulis dan hadir di Creative Writing workshop di Pokhara. Tugas utama kami adalah membuat puisi, Haiku, dan cerpen. Sebelum hadir di Nepal, kami sudah harus mengirimkan semua syarat karya itu. Plus sebuah rancangan workshop untuk guru guru di Nepal. Semua harus dikumpul jauh hari sebelum kami datang.

Saya sempat bertimbang cukup lama, apakah harus saya datang. Mengapa harus datang. Tapi sepertinya jiwa Nepal memanggil manggil dengan lantang. Sayapun memutuskan hadir. Segenap jiwa.

Saya siapkan semua. Sebaik-baik yang saya bisa.

24 November 2019. Pukul 19.30 waktu Nepal. Udara dingin menyambut saya.

Saya disapa ramah petugas visa. Perempuan yang manis. Dia membantu saya ke mesin visa. Cepat, praktis, tidak mengantri lama. Saya tersenyum. Tidak sesulit yang saya bayangkan. Para turis yang mengantri di outlet pembayaran visa on arrival kebanyakan adalah turis dengan perlengkapan mendaki. Dari penampilan dan barang yang dibawa mereka adalah pasukan penakluk gunung. Hanya saya saja membawa tas punggung ransel kecil dan tas tangan wanita. Seorang perempuan lain, dari wajahnya orang Indonesia, berdiri di antrian. Saya menatapnya. Lalu kami hampir bersamaan keluar, saya menyapa lebih dahulu. Dari Indonesia, Mbak?

“Iya.”Jawabnya. Mbak juga?

Iya. Kata saya. Saya bertanya, dia mau kemana. Seperti yang saya duga, ia mau mendaki gunung. Wow. Perempuan pendaki gunung. Dari Indonesia pula. Tiba giliran dia bertanya, ada apa saya ke Nepal. Saya jawab, menulis puisi. Dia lebih tertegun lagi. Wow. Katanya. Menulis puisi?

Ya saya jawab. Kami berbasa basi sebentar. Lalu kami berpisah. Ia dijemput temannya dan saya dijemput oleh sopir taksi hotel.

Nepal segera membuat saya merasa nyaman. Sopir yang membawa saya adalah orang Nepal asli Kirtipur yang baik dan sopan. Hotel yang saya tuju adalah Hillside Kirtipur. Perjalanan lumayan lancar sekitar 30 menit. Kami tiba di hotel. Pemandangan yang terhidang di depan mata adalah kerlap kerlip perbukitan dan perumahan penduduk yang terserak berarak arak indah. Saya disuguhi teh Nepal yang hangat. Ajaya, laki laki pengelola hotel dan pemilik hotel menjelaskan di pagi hari kami bisa melihat view pegunungan dari tempat saya duduk. Juga dari kamar.

Malam itu saya menikmati teh yang hangat. Sambil membayangkan, betapa indahnya Nepal. Dan betapa ramahnya orang orang yang membantu saya tiba.

Keesokan harinya setelah sarapan kami berkenalan dengan peserta lain. Ternyata ada di hotel yang sama adalah penulis dari beberapa negara. Phuong and Thuy dari Vietnam, Janpa dari Thailand, Dhruva dari India dan Vishnu Ray dari Nepal. Juga ada peserta dari Indonesia yaitu Lanny Kristono dari Salatiga. Dia membawa suaminya serta. Kami semua dijemput untuk dibawa ke Pokhara. Sebuah tempat wisata yang nun jauh di sana, 209 kilometer dari Kirtipur Kathmandu. Pemandu kami sekaligus penyelenggara acara adalah Motikala Subba Dewan dan Sarita Dewan, dua duanya adalah penulis Nepal yang juga aktif di Nepal English Language Teacher Association atau Nelta. Motikala adalah Presiden Nelta. Dia begitu ramah menyapa kami semua. Sarita lebih senior dari Motikala. Mereka berdua sangat hangat.

Van kami meluncur. Di tengah perjalanan kami menjemput Maya Ray, juga salah seorang penulis Nepal.

Luar biasa. Kami menaiki Van yang cukup untuk ber 13. Perjalanan sangat indah melalui pemandangan bukit dan sungai yang mengapit jalan raya. Sungai yang mengalir di sepanjang perjalanan seakan tiada habisnya. Sungai itu bernama Trisuli. Mengingatkan pada Trisula senjata dewa Siwa.

Setiap 2-3 jam jalan tempuh kami berhenti untuk ke toilet atau meregangkan kaki.

Minum teh, membeli buah. Lalu berangkat lagi. Pemberhentian selanjutnya kami makan siang di sebuah restoran lokal yang menghidangkan menu Tali ala Nepal. Seperti makanan India juga. Ada kuah daal, ada ikan, ayam dan sayur.

Lumayan.

Perjalanan terus berlanjut sekitar 9 jam total. Kami ingat berangkat dari Kathmandu sekitar pukul 9 pagi dan baru tiba di Pokhara sekitar pukul 18.00. Sembilan jam! Wow

Namun semua kelelahan sirna dengan keindahan Pokhara. Kamipun segera beristirahat di kamar lalu makan malam. Dan mempersiapkan workshop keesokan harinya.

Pagi, 26 November adalah hari workshop bermula. Kami membahas tulisan yang telah kami bawa untuk diberi masukan oleh teman lain. Kami membaca karya teman lain, sementara karya kami juga dibaca. Saling memberi masukan dan saran untuk perbaikan. Kami juga membacakan karya.

Hari pertama sesi pertama kami fokus pada haiku. Puisi dengan 3 baris, aturan suku kata 5-7-5

Salah satu Haiku teman saya dari Vietnam berbunyi begini.

Frozen Vietnamese

Thirty nine dead in a truck

Couldn’t say goodbye

Haiku ini dibuat oleh Thuy yang terinspirasi dari berita tentang meninggalnya 39 migran Vietnam di sebuah truk kontainer yang membawa mereka ke Inggris.

Berita tentang ini dapat dibaca di:

https://www.washingtonpost.com/world/police-identify-the-39-vietnamese-people-found-dead-in-a-container-truck-in-essex/2019/11/08/60176dde-0230-11ea-8341-cc3dce52e7de_story.html

Kami bertukar inspirasi dan cerita. Tapi Haiku memang sangat efektif menggambarkan kejadian nyata yang tragis. Haiku bersifat pendek, tajam dan menghujam langsung ke jantung. Seperti peluru.

Worshop ini jelaslah bukan bertujuan berindah indah dengan kata namun memberikan sebuah fenomena tragis  tentang suatu bangsa.

Sesi berikutnya adalah pembahasan puisi. Yang membuat saya mengenal penulis Nepal Vishnu Ray.

Vishnu adalah penulis Nepal yang sangat terkenal. Karya karyanya sangat indah, filosofis dan estetis. Salah satunya adalah puisi berikut.



Lalu tentu saja saya juga membaca karya Alan Maley yang tak kalah indahnya. Seperti ini.


Dari sini saya belajar bahwa sejauh-jauhnya puisi atau sedalam dalamnya puisi adalah dia yang mampu hadir, menghadirkan dan membuat pembaca hadir dalam pesannya. Kekuatan Haiku, puisi pada akhirnya adalah being present in the presence of the other. Kehadiran haiku mneghadirkan pembaca dalam proses berpikir dan merasakan, berbicara dalam konteks yang berbeda, dengan latar budaya berbeda menghasilkan pengalaman yang berbeda.


Tags: haikuNepalperjalananPuisi
Previous Post

Viralkan Kebaikan, Berbagi Dulu Sebelum Rejeki Memburu

Next Post

Dari Pameran Lukisan “Sesananing Luh” – Kenyamanan, Kepasrahan dan Kekuatan Perempuan

Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis adalah dosen di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Next Post
Dari Pameran Lukisan “Sesananing Luh” – Kenyamanan, Kepasrahan dan Kekuatan Perempuan

Dari Pameran Lukisan "Sesananing Luh” - Kenyamanan, Kepasrahan dan Kekuatan Perempuan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co