15 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Diksa

IGA Darma Putra by IGA Darma Putra
November 5, 2019
in Esai
88
SHARES

Buku Shastra Wangsa menyebut lontar berjudul Bongkol Pangasrayan memuat ajaran tentang cara madiksa [Tingkahing Adiksa]. Penjelasannya sangat teknis dan tentu dengan istilah-istilah yang khas. Prosesi yang dijalani adalah Ndilah, Nuhun Pada, Matirtha, Majaya-jaya. Ndilah adalah prosesi yang berhubungan dengan api. Sesuatu yang terbakar, dalam bahasa Bali juga disebut kadilah. Mungkin juga Dilah dekat hubungannya dengan Dirah: nama lain Calonarang. Nuhun boleh jadi berasal dari kata Suhun, artinya meletakkan sesuatu di atas kepala. Sedangkan kata Pada dalam konteks ini berarti kaki. Jadi ada kaki yang diletakkan di atas kepala. Kaki siapa? Guru. Kepala siapa? Murid. Begitu barangkali.

Konon Windu Air adalah sarana yang digunakan dalam prosesi Nuhun Pada itu. Tentu yang disebut Windu Air itu tidak bisa dilihat dengan mata biasa. Mungkin dengan mata yang tajam, Windu Air itu bisa dilihat. Anjing punya mata yang tajam, maka anjing lebih hebat dalam melihat dari pada manusia. Anjing itu Dewa Dharma.

Prosesi selanjutnya Matirtha dan Majaya-jaya. Tujuan dari seluruh rangkaian prosesi itu adalah mendapatkan rasa kewikuan. Bahkan menjadi rasa itu sendiri. Wiku dalam Shastra Wangsa diterjemahkan sebagai orang yang telah melepaskan kulit-kulitnya. Istilah kulit itulah yang digunakan untuk menyebut Wangsa. Jadi Wiku adalah orang yang telah melepaskan Wangsanya. Apa benar begitu?

Sayangnya dalam teks yang sama, Wiku juga disebut kulit. Kulit wiku bernama Wangsa Pandita Dewata. Istilah itu berarti kulit bernama Pandita Dewata. Sampai disana, pernyataan bahwa Wiku adalah orang yang melepaskan kulit masih tidak konsisten. Karena ternyata Wiku hanya melepaskan kulit Sudra, Wesya dan Ksatria, tapi belum melepaskan kulit Wikunya. Jadi prosesi diksa, hanya mengantarkan orang sampai pada Wiku.

Menjadi Wiku tentulah bukan perihal yang mudah. Ritual diksa adalah upacara, tahap selanjutnya menjadi Wiku pada tataran Susila atau etik. Karena setelah didiksa, bukan berarti perilaku bisa berubah dengan instan seinstan mie. Diksa bukan mie instan, dan memang tidak ada hubungannya.

Jika pun telah menjadi Wiku di tataran Susila, menurut ajarannya seorang Wiku juga mesti sampai pada tingkat Tattwa. Tattwa berarti “keituan”, sederhananya filsafat. Filsafat konon artinya mencintai kebijaksanaan. Dan bijaksana, adalah terjemahan yang agak pas untuk kata Pandita. Pandita sama dengan Wiku. Jadi, Wiku adalah orang yang bijaksana.

Lalu apa tugas menjadi Wiku? Silahkan tanyakan kepada yang menjadikan dirinya seorang Wiku. Tetapi, jika Wiku berarti orang yang telah melepaskan kulit, maka tugas Wiku adalah terus menerus melepaskan kulit-kulit yang melekat lengket itu. Tidak terkecuali, melepaskan kulit Wiku yang juga mengikat.

Diksa dalam bahasa Sanskerta, salah satunya berarti penyucian. Proses yang disebutkan di atas, adalah proses penyucian. Secara tidak langsung, Wiku adalah orang yang telah disucikan. Ia disebut suci karena telah hilang segala yang tidak suci-suci. Ketidaksucian bisa datang dari perbuatan, maka perbuatannya disucikan [kayika parisuddha]. Ketidaksucian bisa datang dari omongan, maka omongan itulah yang disucikan [Wacika]. Sumber ketidaksucian adalah pikiran, maka pikiran itu pula yang disucikan [Manacika]. Bayangkan jika ada manusia yang sudah sampai di tingkat itu, barangkali dunia seperti sudah menjadi miliknya.

Seorang Wiku adalah manusia Suci. Karena suci, ia bisa menembus batas-batas. Menembus batas, beda dengan melanggar aturan. Tapi apa benar kesucian ada batasnya? Seperti batas kesucian pura? Sebenarnya bagaimana cara kita memahami kata suci itu? Dalam bahasa Sanskerta, Sūci berarti ujung jarum yang tajam. Dalam teks Agastia Parwa, suci berarti api matahari. Dalam teks Widhi Shastra, Suci berarti Banten. Banten dalam teks Sundarigama disebut Raga [Tubuh]. Bayangkan bahwa tubuh adalah banten yang mesti dipersembahkan.

Diksa memang salah satu cara untuk menyucikan diri, tapi bukan cara cerdik untuk lari dari masalah-masalah duniawi yang belum selesai. Seperti air yang terlihat bening, bukan berarti tak beracun. Wiku Sisu Paling adalah sebutan untuk pendeta yang dari luar terlihat suci, tapi di dalamnya dusta-tamak. Siapa dia? Kita? [T]

Kacang [Kamus Cangak]

Wiku   : ia yang lepas dari segala istilah

IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Esai

[Dunia Imajiner] – Saat Penyair Menjadi Presiden dan Menteri Pendidikan

Sebagai seorang penikmat sastra, pengagum sosok sastrawan tak ada salahnya kalau saya mempunyai khayalan liar. Entah kapan waktunya presiden saya ...

April 4, 2020
Nyoman Gunarsa (kiri) didampingi Bupati Klungkung Nyoman Suwirta pada peringatan ulang tahun ke-72 di Nyoman Gunarsa Museum. Foto diambil pada 15 April 2016
Esai

Obituari Nyoman Gunarsa: Menembus Perancis dan Warisan Budaya

  MINGGU (10/9/2017) siang, penyair Wayan Jengki Sunarta menulis di beranda facebook-nya. “RIP Maestro Perupa Nyoman Gunarsa. Negeri ini kehilangan ...

February 2, 2018
Esai

Menjadi Salju di Tengah Gurun Pasir

Di hamparan gurun yang seragam, jangan lagi menjadi butiran pasir. Sekalipun nyaman engkau di tengah impitan sesamamu, tak akan ada ...

March 1, 2019
Opini

Pendidikan Berdasar Proses – Hapuskan Ujian!

APA itu ujian? Dan kenapa harus ada ujian? Apakah hanya hal itu yang bisa menandakan bahwa kita telah mengerti apa ...

February 2, 2018
Esai

Mie Instant, Menu Paling Dilematis Saat Nongki di Kafe | tatkalamuda

Aku termasuk orang dengan intensitas nongki (nongkrong) yang cukup tinggi di kalangan teman-teman, sebatas ingin menikmati kesendirian atau sekadar ngobrol ...

February 11, 2021

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In