26 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Kamu Itu Daku

IGA Darma Putra by IGA Darma Putra
October 1, 2019
in Esai
19
SHARES

Kamu sama denganku. Sama-sama manusia yang lahir dari kandungan ibu dan kebingungan mencari ayah. Ibu adalah bumi, tempatmu berpijak. Ayah adalah langit, tempatmu bergantung. Jika tempatmu bergantung belum kamu temukan, kamu cukup minta dipangku ibumu. Jadilah anak dari ibumu, agar diakui ayahmu. Pangkulah aku ibu, lindungi aku ayah. Begitu harusnya katamu. Selama ini, ternyata kita tetap jadi kanak-kanak.

Siapa bilang kita ini sudah dewasa? Ada shastra yang mengajarkan, bukan karena jenggot yang panjang seseorang disebut tua. Bukan juga karena kulitnya yang keriput. Tidak juga karena sudah menikah atau karena usia. Orang disebut tua, jika sudah bijaksana. Bijaksana artinya selalu melihat dari sudut pandang yang tepat. Tidak hanya melihat, tapi juga mengambil keputusan dengan cara yang tepat. Hidup ini pilihan.

Bukan rahasia lagi, kalau kita suka pura-pura bijaksana. Kebijaksanaan tidaklah lahir begitu saja. Tidak cukup hanya dengan membaca. Tidak cukup hanya dengan mendengar keluhan. Kebijaksanaan adalah hasil tempaan. Makin keras tempaan, mestinya makin bijaksana hasilnya. Apa ciri kebijaksanaan jika dicari-cari dalam banyak pikiran manusia? Dalam beberapa studi singkat saya, kebanyakan orang menganggap kebijaksanaan ada di dalam kata “penerimaan”.

Masalah datang bertubi-tubi. Berbagai jurus bertahan dan menyerang juga sudah dilakukan. Lebih lagi jurus-jurus berkelid, juga sudah mafhum. Semua sudah di tingkat praktik. Sayangnya masalah lebih sakti dan cekatan, dan kita kalah. Setelah kekalahan, muncullah kata “penerimaan”. Samakah menerima dengan putus asa? Saya belum sama sekali tahu bagaimana membedakannya. Bolehlah kita tanya kepada penutur kejernihan atau pendharma wacana.

Merenung-renung di tingkat itu juga penting, agar didapat sari-sari hidup. Gunanya, agar hidup tidak hanya sekadar lewat menunggu mati. Karena ada rumus menarik yang diberikan oleh Bhagawan Wararuci. Konon masa muda dinanti oleh masa kanak-kanak. Masa tua, dinanti oleh masa muda. Setelah masa tua ketemu, yang dinanti adalah mati. Bayangkan, ternyata hidup ini adalah penantian.

Apalagi yang lebih mendebarkan dari penantian? Kita dihadapkan pada situasi yang sangat sulit untuk diterka. Akan jadi apa hasil penantian ini nanti. Agar hasilnya berkualitas, maka jadilah penanti yang memiliki kualitas juga. Seperti sedang menjebak burung, pancing jugalah dengan burung. Masak iya, menjebak burung pancingannya naga. Jelas itu tidak nyambung. Kecuali burungnya sebesar galaksi dan naganya sebesar ibu jari, mungkin saja.

Melalui tulisan ini, saya ingin mengatakan sekali lagi, kamu itu daku. Kita sama dan berbeda di saat yang sama. Dalam beberapa lontar, kita ini disebut sisa-sisa. Kenapa sisa-sisa? Karena konon, dahulu kita sempat hidup lalu mati. Semasa hidup dahulu, konon kita ini banyak kerjanya. Semua kerja itu ada hasilnya. Hasil kerja itulah yang tidak habis kita nikmati dahulu, maka saat ini kita lahir untuk menikmati sisa-sisa. Singkatnya kita ini hidup untuk sisa-sisa. Bahkan kita ini adalah sisa-sisa.

Saya sendiri belum tahu, bagaimana menjelaskan tentang kehidupan dahulu. Tidak ada sedikit prosen pun ingatan yang bisa saya katakan untuk membuktikan hal itu. Barangkali di luaran sana, ada yang bisa kita tanyakan untuk menjelaskan tentang kehidupan di masa lampau. Tanyakan saja, untuk apa kita hidup di dunia?

Saya pikir, salah satu kalimat dari Ida Pedanda Made Sidemen ada benarnya. Kita adalah pangresek jagat [penyesak dunia]. Saya tidak bisa berhenti membayangkan, kalau kehidupan kita yang konon utama ini dalam pandangan Ida Pedanda Made adalah menambah sesak dunia yang sudah sesak ini. Barangkali kita hidup hanya untuk menghabiskan oksigen bumi. Untuk terbebas dari pengertian itu, sepertinya kita haruslah melakukan sesuatu. Sesuatu itu tentu saja yang berguna untuk semesta. Yang bermanfaat untuk kita.

Mungkin ini saatnya kita menyeberang dari telaga ini. Mari kawan-kawan! [T]

Tags: filsafatfilsafat balirenungansastra
IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Ulasan

Kegoblokan Manusia Beradab di Mata Suku Pedalaman yang Tak Beradab

  Judul Buku: Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta Penulis : Luis Sepulveda Penerjemah : Ronny Agustinus Penerbit: Marjin Kiri ...

February 2, 2018
Esai

Kekuasaan

Ramadyaksa gentasamara, penasehat utama raja Tumapel, Tunggul Ametung. Ia punya ambisi besar merebut kekuasaan. Dengan perkataan lain, punya ambisi besar ...

February 11, 2020
Pemutran film serangkaian workshop pembuatan film di Desa Pedawa, Banjar, Buleleng, Bali, 1-2 JUni 2019 (Foto: Dok Minikino)
Khas

Di Pedawa, Minikino Bikin Workshop Film, Agar Anak Muda di Desa Tua itu Kian Kreatif & Eksperimental

Anak-anak muda di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, yang merupakan salah satu desa tua di Bali, sejak beberapa tahun belakangan ...

June 4, 2019
Ulasan

Mencari Kebajikan Politik pada Politisinya – Bedah Buku tentang Kiprah Politik Surya Paloh

ISTILAH Politik Kebajikan, mungkin terdengar ‘antik’ dalam realitas politik yang sedang mengalami senjakalanya. Suatu keadaan yang ditandai setidaknya oleh tiga ...

February 2, 2018
Dalam acara Art and Peace, 2.000 meter kain bertuliskan kutipan pesan perdamaian dari tokoh-tokoh dunia dengan berbagai ragam bahasa.
Kilas

“Art and Peace”, Merayakan Pesan Made Wianta

Sepeninggal maestro Perupa I Made Wianta 13 November 2020 lalu, jejak peninggalan karya masih tergiang di kalangan penikmat seni dan ...

December 11, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Sayang Kukiss/Diah Cintya
Esai

7 Jurus Memperbaiki Diri untuk Melangkah pada Rencana Panjang | tatkalamuda

by Sayang Kukiss
January 25, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1360) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In