22 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Foto: Mursal Buyung

Foto: Mursal Buyung

Jika Sarjana Pertanian jadi Pegawai Bank, Apakah Kampus Masih Penting?

Noval Amanda Firdaus by Noval Amanda Firdaus
February 2, 2018
in Opini
183
SHARES

 

SAYA tertarik membaca artikel dari Sudaryono, Guru Besar Fakultas Teknik UGM yang di bagikan oleh seorang teman di beranda media sosial. Menarik sekali bahasannya, yang menjadi lonceng besar  untuk Perguruan Tinggi (PT) yang mulai ditanggalkan perannya oleh perusahaan-perusahaan besar sekaliber Google. Kita tahu Google merekrut pegawainya tidak menggunakan syarat minimal pendidikan lagi. Melainkan dari skill yang dimiliki.

Bisa saja anak yang bandel, suka bolos sekolah, langganan dikeluarin dari sekolah, dicap anak gagal oleh masyarakat, suka ke warnet,  tapi di warnet kerjanya belajar koding terus, eh tiba-tiba jadi karyawan Google. Pasti teman-temannya ngiler tuh.

Akhirnya banyak lebaga pendidikan swadaya dibuat dengan misi simpel: meningkatkan skill, dan memberi kepastian kerja. Wah jos itu. Does University besutan Erix Soekamti yang melakukan itu. Hanya belajar satu tahun, mereka bisa dapat skill+kepastian kerja.  Dan melahirkan banyak sekali peluang untuk anak-anak didiknya berkembang. Langsung kerja. Duh, anak-anak yang lagi S2, yang kuliah sampai jenggotan, bisa iri nih.

Apakah itu pertanda bahwa PT tak lagi bisa menjadi jaminan bahwa seseorang memenuhi syarat yang diperlukan dunia kerja? Entahlah. Saya bukan ahli untuk hal ini.

Tapi diperhatikan lagi, sindiran Presiden Jokowi di IPB yang viral itu tampaknya bisa dibincangkan lagi. Katanya lulusan IPB banyak kerja di bank ketimbang ke profesi yang sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya. Barangkali ada dua hal yang bisa dipetik dari sindirian ini. Bahwa bank memang mencari dan menemukan orang-orang berbakat di perbankan, tanpa melihat mereka dari lulusan apa dan disiplin ilmu apa yang dipelajari. Atau, ilmu yang dipelajari di kampus tidak meresap dalam kalbu mahasiswa Cieee

Kalau begitu kenapa kok bukan petani saja ya yang diberi beasiswa, diajak belajar di IPB supaya ilmunya tidak mubadzir dan jatuh di meja teller. (Katanya kan belajar itu tidak terikat umur).

Tapi diperhatikan lebih dekat lagi, tetangga tanpa pendidikan tinggi, tapi sejak muda mengejar skill, akhirnya mampu menjadi pengusaha pagar besi yang cukup sukses di kampungnya. Setidaknya ditandai dengan banyaknya tanah dan mobil yang mampu ia beli.

Di satu sisi, seorang yang habis menempuh pendidikan empat tahun di kampus yang jauh. Dengan pengorbanan orang tuanya membiayai sekolah dan hidupnya. Belum lagi biaya paketannya agar selalu terhubung. Sampai ia di Wis Udah, eh maksudnya WISUDA dan pulang ke kampungnya, bingung mau kerja di mana.

Yang tamatan perguruan tinggi kependidikan, ngelamar jadi guru ke sekolah-sekolah ya dilakoni, walau saat diterima jadi guru kontrak misalnya, HR-nya boro-boro untuk beli tanah, beli bensin saja cukup untuk seminggu. Kerja di pabrik, eh kalah sama gengsi yang disematkan Pak Rektor di belakang nama.

Lalu, setelah pendidikan ini dan pendidikan itu tak lagi sesuai harapan dan kenyataan, untuk apa PT itu? Mohon para pakar sudi kiranya memberi pencerahan… (T)

Tags: kampusmahasiswaPendidikan
Noval Amanda Firdaus

Noval Amanda Firdaus

Lahir di Kintamani. Pernah kuliah di Singaraja, kini nyasar di Lamongan. Saudara di Komunitas Puntung Rokok. Pernah menjuarai lomba esai tingkat nasional. Bisa ditemui di instagram: @noval_af

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Ilustrasi: Surya Pratama
Esai

Cerita Pekak Renes: Sial Tapi Tetap Untung

SAMBIL garuk-garuk kepala Pekak Renes bercerita dengan sahabatnya, Nang Ruket di Pos Kamling.  Pekak Renes menceritakan peristiwa yang dialami oleh ...

February 2, 2018
Marco Punx Bali
Kilas

“Punx Ci Nawang”, Single dan Video Klip Baru dari Marco Punx Bali

Marco Punx Bali, sebuah band indie Bali yang kerap menciptakan dan menyenandungkan lagu-lagu dalam Bahasa Bali dengan mengusung genre alternative ...

January 28, 2020
Crop poster Bentara Budaya Bali
Ulasan

Situasi Keperempuanan dalam “Cerita Perempuan Paruh Baya”

Minggu terakhir bulan Juli 2019. Hari Sabtu dan Minggu. Dua malam. Mengenal lima perempuan paruh baya. Vidya Bagchi, Juliette, Glo, ...

July 4, 2019
Foto ilustrasi: Mursal Buyung
Esai

Tanah Air – Sebuah Renungan Tentang Kewarganegaraan

Sangat tepat bila dalam sebuah lagu dinyatakan, tanah air tanah pusaka. Pusaka warisan nenek moyang. Warisan yang tak pernah hapus ...

February 7, 2020
Urun Daya Menghadapi Corona -- Pengukuran Suhu Tubuh
Kilas

Anugerah Jurnalisme Warga 2020 Ajak Urun Daya Menghadapi Corona

Pandemi Covid-19 menyisakan satu pertanyaan, kapan berakhir? Melihat situasi karantina yang terus berkepanjangan mengikuti penambahan kasus ini, salah satu solusinya ...

May 11, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Foto : Dok. Pasemetonan Jegeg Bagus Tabanan
Acara

Lomba Tari Bali dan Lomba Busana | Festival Budaya XI Pasemetonan Jegeg Bagus Tabanan

by tatkala
January 20, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

KEMUNCULAN SERIRIT DALAM PETA BALI UTARA | Kilas Balik Kemunculan Desa-Desa Bulelang Barat

by Sugi Lanus
January 21, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1354) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (309) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In