18 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Peristiwa

Sekeluarga Bunuh Diri di Bondalem – Oh, Tuhan, Seberat Apa Hidup Mereka Sesungguhnya?

tatkala by tatkala
February 2, 2018
in Peristiwa
53
SHARES

Oh, Tuhan, seberat apa sesungguhnya beban hidup keluarga Kadek Artaya? Apakah memang sungguh-sungguh berat, sehingga hanya kematianlah yang bisa membuatnya jadi lebih ringan?

Kadek Artaya (35) bersama istrinya, Kadek Suciani, serta dua anak mereka Putu Wahyu Adi Saputra (7) dan Kadek Dwi Cahya Putri (3), ditemukan meninggal di rumahnya di Banjar Jro Kuta, Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Kamis 23/2/2017, pagi. Mereka diduga bunuh diri secara bersama-sama dengan cara minum cairan pestisida.

Keluarga itu adalah keluarga sederhana. Dilihat dari tempat tinggalnya, mereka bukanlah keluarga amat miskin, meski tak bisa juga disebut kaya. Tapi tampaknya karena sakit yang diderita ibu dan anak secara bergiliran, mereka pun putus asa. Hidup mulai terasa berat.

Tak jelas apa sakitnya, namun disebutkan sang ibu kerap batuk-batuk dan tak kunjung sembuh. Batuk juga menyerang anak pertamanya, Adi Saputra. Bahkan bocah malang yang sudah masuk TK itu sempat menjalani rawat inap di RSUD Buleleng.

“Batuknya gantian, setelah ibunya, disusul anaknya. Ibu sembuh, anak sakit lagi, terus-terusan seperti itu,” cerita Made Suardana (52), ayah dari Kadek Artaya.

Untuk sementara, disimpulkan keluarga itu bunuh diri lantaran putus asa akibat sakit yang tak kunjung sembuh. Mereka diduga minum cairan pestisida dicampur minuman ringan.

“Diduga karena sakit tak kunjung sembuh, kemudian korban putus asa dan akhirnya bunuh diri dengan cara meminum racun pestisida yang di campur minuman, hingga satu keluarga yang berjumlah empat orang itu meninggal,” Demikian kata Kapolsek Tejakula AKP. Mangku Putu Yasa.

Seberat Apa Hidup Ini?

Apa sesungguhnya yang berat dalam hidup ini hingga bunuh diri harus dipilih sebagai cara untuk mati?

Bagi keluarga Kadek Artaya, batuk yang tak kunjung sembuh adalah satu hal yang membuat beban hidupnya jadi berat. Mungkin sebagian besar penghasilannya sebagai buruh serabutan habis untuk biaya pengobatan, tapi sakit selalu datang lagi dan sulit disuruh pergi.

Terasa lebih berat lagi apabila mereka tak menemukan jalan keluar, tak banyak tempat berbagi, tak banyak tempat untuk meminta pertimbangan. Maka, dianggap putuslah seluruh asa.

Keputusasaan menciptakan keberanian untuk memilih mati dengan sengaja, bukan hanya keberanian untuk bunuh diri sendiri, tapi bunuh diri bersama orang-orang yang dicintai.

Johann Gottlieb Fichte, seorang filsuf dari Jerman, mengatakan orang membutuhkan keberanian besar untuk mengakhiri hidupnya. Namun dibutuhkan keberanian yang lebih besar lagi untuk menjalani hidup dengan segala jatuh bangunnya.

Dan, Plato, filsuf Yunani, mengatakan tindak bunuh diri adalah tanda bahwa orang tidak melihat keluhuran kehidupan. Namun, ia tidak menolak bunuh diri ketika kehidupan justru menciptakan penderitaan besar yang tak tersembuhkan. (T/sumbangan data: hardiyanta)

Tags: bulelengbunuh diriKeluarga
tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Kampung Wae REbo [IK Gde Subagia]
Perjalanan

Melawat ke Flores [5] : Singgah ke Wae Rebo

Baca juga: Melawat ke Flores : Perjalanan Dimulai Dari Labuan BajoMelawat ke Flores : Mengarungi Perairan KomodoMelawat ke Flores ...

February 21, 2020
Kilas

Teater Sastra Welang Rilis Video Puisi Kolaborasi oleh 5 Seniman Muda

Lama menghilang, akhirnya Teater Sastra Welang tampil lagi ke permukaan publik. Kali ini dengan meluncurkan sebuah video pembacaan kolaborasi puisi ...

July 6, 2020
Sastrawan Mas Ruscitadewi saat memberi workshop menulis puisi untuk anak-anak SD
Kilas

Mengajari Anak SD Menulis Puisi: Biarkan Mereka jadi Bos

  SAAT mengajari menulis puisi, siapa pun sebaiknya anak-anak tak dicekoki teori-teori berat, apalagi memaksa mereka menulis tentang sesuatu yang ...

February 2, 2018
Tribute to Koes Plus di Festival Tepi Sawah 2019
Khas

Koes Plus Tak Pernah Mati

Koes Plus tak pernah pudar, apalagi mati. Lalu-lagunya selalu berkumandang menembus zaman demi zaman, dan setiap lagunya bergema semua orang ...

July 9, 2019
Ilustrasi: Nuriarta
Peristiwa

“Sing Ade Foto Turkini, Dadong Buung Nyoblos” – Cerita Tercecer Pilkada Buleleng

PILKADA Buleleng sudah usai. Namun ada cerita menarik yang tercecer dari pesta demokrasi di Bali Utara itu. Cerita ini fakta, ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi diambil dari Youtube/Satua Bali Channel
Esai

“Satua Bali”, Cerminan Kehidupan

by IG Mardi Yasa
January 18, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1350) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In