12 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Ilustrasi: Surya Pratama

Ilustrasi: Surya Pratama

PPL-Real: Mata Kuliah Tersulit Mahasiswa Calon Guru – Setuju atau Tidak?

Surya Pratama by Surya Pratama
February 2, 2018
in Esai
82
SHARES

BAGI anak kuliahan, terutama di kampus calon guru, siapa yang tidak pernah mendengar kata PPL – Program Pengalaman Lapangan. Dan jika PPL sudah menjelang, maka muncul berbagai kekhawatiran. “Aduh, engken nyanan pas PPL ah?” Aduh, bagaimana nanti sewaktu PPL ya?

Belum-belum banyak mahasiswa takut. Bagaimana tidak, sewaktu PPL-Awal saja sudah ruwetnya minta ampun. Ngurusin ini-itu. Bagaimana kalau PPL-Real? Kita akan mengajar murid-murid secara langsung, belum lagi juga ngurusin data ini-itu. Ampun dah.

Tapi jangan salah, pasti ada alasan kenapa kampus menawarkan mata kuliah PPL-Real, terutama untuk semester akhir, 7 dan 8. PPL bertujuan untuk menyelaraskan teori yang mahasiswa dapatkan ketika sedang belajar sampai melakukan simulasi mengajar di kelas, dengan kondisi nyata suasana mengajar di sekolah.

Kalau kita flashback ke masa saat kita menghadapi mata kuliah microteaching dan simulasi mengajar lainnya saat berada di kampus, dan membandingkan dengan kondisi nyata di sekolah, tentu banyak sekali hal yang berbeda. Ekspektasi tidak sesuai dengan realita.

Mulai dari jumlah siswa, penataan ruangan, tingkat kemampuan dan tingkah laku siswa tentu sangat berbeda. Nah, intinya, dengan adanya PPL-Real ini, mahasiswa diharapkan bisa mengkondisikan hal-hal yang berbeda tersebut supaya proses belajar mengajar di kelas tetap bejalan lancar. Dengan kata sederhana: mahasiswa sebagai calon guru harus praktek dulu sebelum nanti jadi guru.

Sekarang pertanyaannya, apakah harapan itu sesuai dengan realita? Dengan kata lain, apakah mahasiswa yang melakukan PPL-Real dapat dengan mudah mengkondisikan hal-hal yang berbeda itu? Memang, proses tak akan semulus harapan, praktek tak selancar menghapal teori-teori.

Sejumlah hal yang agak menganggu kelancaran itu memang sebaiknya dicatat. Antara lain, pada saat penentuan lokasi PPL, banyak mahasiswa yang sudah mengeluh ketika mengetahui tempat PPL mereka yang jauh dari lokasi tempat tinggal atau tempat kos.

Misal, yang tinggal dan kos di dekat kampus, dapat PPL di sekolah dekat kampus. Itu enak. Ada juga yang tinggal di kota dapat jauh di sekolah desa. Eh, ada juga yang tinggal di desa justru dapat di kota. Itu sedikit merepotkan.

Ada mahasiswa yang bilang, “Katanya penentuan lokasi itu berdasarkan IPK. Yang IPK bagus katanya ditempatkan di sekolah pavorit di kota. Ini aku dengan IPK besar ditempatkan di sekolah yang baru berdiri, dan jauh di desa”.

Sudahlah, mungkin maksudnya supaya mahasiswa pinter bisa menggubah cara mengajar mereka sedemikian rupa sehingga siswa yang minat belajarnya kurang bisa semangat belajar. Tapi, kasian juga ya, mahasiswa yang low disuruh ngajar siswa yang pinter dan jenius. Kasian siswa bertanya, mahasiswa ga bisa jawab. Haha.

Oke. Kalau urusan jarak tempuh sih itu bisa dikondisikan. Yang biasa bangun siang jadi dipaksakan untuk bangun lebih pagi.        Tapi untuk urusan mengajar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Jadi begini, kalau di kampus, jam simulasi mengajar masing-masing mahasiswa sudah ditentukan, misalkan untuk setiap mahasiswa ditargetkan mengajar sekali saat latihan,dan sekali saat ujian. Tapi kalau PPL ini memang benar-benar nyata, yaitu jam mengajar sesuai dengan bagaimana guru asli mengajar, di mana setiap guru memiliki jam mengajar yang berbeda.

Kondisi sekolah yang satu dengan sekolah lain pastilah berbeda-beda. Dan mahasiswa yang satu dengan mahasiswa lainnya juga menghadapi persoalan yang tidak sama.

Misal, di satu sekolah, seorang guru memiliki 24 jam pelajaran dalam seminggu. Ada yang 12 jam pelajaran, bahkan juga ada yang 8 jam pelajaran. Guru-guru tersebut diberikan wewenang untuk membimbing 1 sampai 2 mahasiswa. Kemudian, mahasiswa tersebut akan menggantikan guru itu dalam mengisi jam mengajar sesuai tugas guru itu.

Jadi kenyataannya, ada mahasiswa yang ditugaskan untuk mengisi 4 jam pelajaran dalam seminggu. Sungguh tenang mahasiswa tersebut. Lalu bagaimana dengan kondisi mahasiswa yang mengisi 24 jam pelajaran dalam seminggu? Stress mungkin.

Sudah-sudah. Jalani saja. Toh cuma 2 SKS. Paling sebulan mahasiswa itu mengajar sekitar 48 kali. Paling keseharian mahasiswa itu membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), ngurusin laporan akhir sambil dibayang-banyangi oleh ujian PPL.

Nah, sekarang coba bandingkan dengan mata kuliah microteaching yang 4 SKS, yang mengajar hanya 1 kali dalam semester. Itupun mengajar bohongan. Hahaha… (T)

Tags: mahasiswaPendidikanPPL
Surya Pratama

Surya Pratama

Lahir di Denpasar. Sedang menempuh pendidikan di Undiksha Singaraja, jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Bergabung dengan Komunitas Mahima sembari belajar teater, musik, dan sastra.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Ilustrasi diolah dari Google
Esai

Lawan Korupsi, Bisa Mulai dari Ruang Kelas

HARI anti korupsi selalu dirayakan dari berbagai kalangan, namun korupsi masih terjadi. Esai anti korupsi sudah banyak ditulis, apalagi jika ...

February 2, 2018
Mbah Prapto (pakai topi, kiri)  di sela-sela latihan bersama penulis di Bali
Khas

Selamat Jalan, Mbah Prapto: Kini, Tubuh Gerakmu Abadi

Setelah latihan Gerak di Tejakula, Buleleng, tepatnya di Candi Teja Amertha pada bulan Februari 2019, saya membonceng Mbah Prapto ke ...

December 30, 2019
Pentas Drama Musikal Pan Balang Tamak, dipentaskan Yayasan Pendidikan Dria Raba di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, 7 Mei 2019
Ulasan

“Harusnya Drama Gong Ne!” – Ulasan Kecil Pementasan Drama Musikal Pan Balang Tamak

Beberapa waktu lalu, 7 Mei 2019, saya menonton satu nomor pertunjukan berjudul, Pentas Drama Musikal Pan Balang Tamak, dipentaskan Yayasan ...

May 10, 2019
Esai

Pada “Peta Kesehatan”, Di Manakah Posisi Anda?

Seorang kawan, laki-laki 46 tahun, ditemukan meninggal di suatu pagi dalam apartemen oleh sopir pribadinya. Dokter memperkirakan, ia telah menghembuskan ...

September 2, 2019
Tremor si lucu
Khas

Menjaga Gunung Agung, “Tremor” jadi Hiburan – Cerita dari Pos Pantau Rendang

  PAGI, Selasa 13 Desember 2017. Di Pos Pantau Rendang, Karangasem. Hari cerah. Gunung Agung tampak sangat tenang. Petugas PVMBG ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli
Khas

“Ngusaba Kadasa” ala Desa Kedisan | Dimulai Yang Muda, Diselesaikan Yang Muda

by IG Mardi Yasa
April 10, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gde Suardana
Opini

Tatkala Pandemi, (Bali) Jangan Berhenti Menggelar Ritual Seni dan Budaya

by Gde Suardana
April 10, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1455) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (342)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In