10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lelaki itu Mati dengan Perasaan yang Sama Seperti Perasaan Tuan-Tuan Setelah Mendengar Cerita ini

I Putu Agus Phebi RosadibyI Putu Agus Phebi Rosadi
February 2, 2018
inCerpen

Ilustrasi: IB Pandit Parastu

13
SHARES

Cerpen: I Putu Agus Phebi Rosadi

DI ruang tamu, tiga orang interogator telah duduk di depanku. Matanya tajam. Seperti ingin mencengkram leherku.

“Tuan-tuan. Jangan memandang seperti itu. Kita santai saja. Hembuskan napas dan carilah posisi duduk sampai merasa nyaman. Sebentar lagi saya akan menceritakan bagaimana ia mati hari itu. Seperti kabar burung yang tuan-tuan dengar, ia memang mengidap gangguan afektif.

Saat pertama kali lelaki itu memiliki pacar dan menceritakan semuanya padaku, lelaki itu tiba-tiba merasa sedih secara berkelanjutan, lalu merasa senang beberapa menit kemudian, kemudian bersedih lagi. Lama sekali seolah-olah itu terjadi secara fluktuatif.

Kalau tuan-tuan melihat sendiri bagaimana lelaki itu memerankan hidupnya, niscaya tuan-tuan akan benar menganggap bahwa lelaki itu adalah keturunan dewa dan setan sekaligus. Saya sendiri, selaku orang yang paling dekat dengannya selalu merasa iba dan terharu pada setiap keluh-kesahnya.

Terlebih, saat dia mabuk hingga dini hari. Dia benar-benar sanggup menyirih untuk berdebat dengan bahasa yang bahkan kami berduapun tak mengerti. Dalam keadaan seperti itulah, saya harus selalu mengerti bahkan pada apa yang belum dia katakan dan turut meniru apa yang dia lakukan.

Itulah hari pertama bahwa saya tahu lelaki itu sering mengalami gangguan kiklomitik yang membikin mood-nya berubah dari sedih ke senang atau senang ke sedih secara signifikan. Tidak hanya itu, ia juga seperti mengidap enosumonia. Segala yang dilakukannya selalu berhati-hati.

Misalnya ketika makan, ia selalu mencium terlebih dulu makanan, atau melihat penampakan apa yang akan dia makan. Apakah makanan itu berjamur atau mengandung racun. Kadang-kadang sifat lelaki itu membikin setiap orang yang dekat dengannya menjadi penuh amarah seolah mendapat kecurigaan yang luar biasa. Lelaki itu sangat takut melakukan kesalahan sekecil apapun.

Tapi tuan-tuan jangan salah duga, lelaki itu mati bukan karena penyakit yang dia idap. Bukan sama sekali. Dia juga bukan mati karena usia. Tuan-tuan sendiri tahu, bahwa usianya masih sebaya denganku. Masih dua puluh enam tahun. Di usia seperti itu, manusia normal tentu sedang berada di puncak ketahanan tubuh.

Lelaki itu adalah manusia normal, tuan-tuan. Dia tak memiliki satupun cacat pada fisik. Tubuhnya bugar. Dia amat sehat dengan otot yang kekar. Saya bahkan sempat menganjurkan padanya untuk menjadi atlet gulat atau atlet panco saja. Tapi dia senantiasa menolak. Katanya, di Indonesia, menjadi atlet sama saja tidak menjadi apa-apa. Entah apa maksud perkataanya. Saya merasa tidak perlu menggali makna lebih dalam mengenai pernyataan yang tidak penting itu.

Lelaki itu, tuan-tuan, dia kadang-kadang mengajakku pergi ke suatu tempat hanya karena ingin merasakan suasana semata di tempat itu. Dan ketika kami sampai di tempat itu, kadang-kadang lelaki itu tiba-tiba langsung mengajakku pulang. Perlakuan yang seperti itu sudah biasa. Dia tak pernah merasa bersalah karena membohongi.

Dia adalah satu-satunya orang yang pernah mengajariku bagaimana membangun sebuah rumah dengan menanam bermacam-macam tanaman yang berguna di halaman. Setiap tanaman memiliki fungsinya sendiri. Begitu menurutnya. Dia juga menyarankan agar tidak memasang tangga pilin di tengah rumah. Itu adalah sumber penyakit bagi keluarga. Begitu menurut salah satu tokoh fengshui yang ia kagumi. Entah siapa tokoh itu. Lagi-lagi menurut saya bukanlah sesuatu yang penting.

Bahkan untuk tuan-tuan ketahui. Menurut saya, tak ada hubungannya antara tangga pilin dan kesehatan keluarga. Kesehatan bagi saya selalu datang dari dalam diri. Tapi, toh, akhirnya saya percaya pada perkataan lelaki itu untuk tidak menaruh tangga pilin di dalam rumah. Hal ini semata-mata hanya untuk membuat seolah laki-laki itu memiliki perkataan yang mujarab untuk mengubah hidup orang lain yang hidup di alam semesta ini.

Oh, ya, sambil bersantai ria, silakan tuan-tuan menikmati kopi yang telah disediakan istri saya. Ini kopi rubosta yang saya datangkan dari Bali. Bukan hanya jenis kopi yang menjadi daya tariknya, tuan-tuan juga harus mempertimbangkan daerah asal ketika hendak menikmati. Kopi ini rasanya sedikit masam, tapi menusuk langsung ke dalam kepala tuan-tuan sekalian. Kepala tuan-tuan akan merasa ringan sekali. Maklum, proses pengolahannya sangat alami tanpa sedikitpun sentuhan pembubuk skala lanoratorium. Ia dipetik, dijemur, disangrai, kemudian ditumbuk.

Istri saya menyeduh kopi itu dengan air rendaman cengkeh, kapulaga, kayu manis, dan satu ramuan rahasia. Khasiatnya luar biasa. Setelah meminum kopi ini, akan terjadi sesuatu pada badan tuan-tuan. Silakan tuan. Nah, bagaimana aromanya, sangat wangi bukan? Kalau rasanya tidak cocok dengan apa yang diaharapkan tenggorokan tuan-tuan sekalian, berpura-puralah menikmatinya. Begitu hal yang biasa saya lakukan untuk menyenangkan hatinya.

Sambil menemani tuan-tuan minum kopi, sebaiknya saya lanjutkan saja.

Tepat di hari kematiannya, memang benar saya ada di situ. Saya menyaksikanya. Saya tahu persis bagaimana ia mati, siapa pelaku dan apa motifnya. Saya tahu persis. Tuan-tuan tidak usah khawatir. Saya akan menceritakan semuanya. Sebagai saksi yang baik, tentulah saya memiliki tugas untuk jujur. Dan kejujuran saya ini tentulah buntut dari kesuksesan tuan-tuan selaku anggota penyelidik.

Apakah tuan-tuan mengantuk? Mengapa memejamkan mata seperti itu? Nah kalau tuan-tuan sudah tidak sabar dan merasa terlalu lama menunggu sampai saya tiba di pokok cerita. Bersabarlah sebentar lagi. Tentu tuan-tuan tidak mau rugi bukan, karena datang pagi-pagi sekali bertamu ke rumah kami? Maka baiklah tuan. Saya juga bukan tipe orang yang ingin merugikan usaha orang lain.

Saya sebenarnya amat menyayangkan kematian lelaki itu seperti saya menyayangkan kepergian seekor anjing yang baru saja saya beli dengan harga tiga bulan gaji. Saya tahu memang tidak baik membandingkan manusia dengan anjing. Tapi bukan begitu maksud saya. Bukan. Saya adalah orang sering menggolongkan rasa sayang.

Rasa sayang yang saya miliki terhadap sesuatu memiliki peringkatnya sendiri. Seperti yang saya katakan tadi, saya memiliki seekor anjing kecil. Saya sangat menyayanginya. Rasa sayang yang saya berikan terhadap anjing itu saya golongkan dalam peringkat pertama. Setara dengan rasa sayang saya terhadap lelaki itu.

Tuan-tuan, saya rasa sudah terlalu lama tuan-tuan duduk dengan posisi seperti itu. Jangan tegang-tegang. Sekarang, agar suasana lebih santai, aturlah kembali posisi duduk anda sampai menemukan posisi duduk paling nyaman. Nah, sekarang tibalah saya di pokok cerita.

Tuan-tuan, bersiaplah. Pada akhirnya, tuan-tuan bisa menuduh saya yang bercerita tentang apapun yang saya suka. Saya bisa saja membahas lebih banyak apa saja tentang lelaki itu, namun sebenarnya saya tak beranjak ke mana-mana. Sejak awal tuan telah tahu pokok cerita ini. Tentang kejujuran saya sebagai saksi, dan supaya pengakuan saya lekas selesai dengan singkat, saya ingin bertanya; apa yang tuan-tuan rasakan sekarang ini?

Perasaan yang timbul dalam dada tuan-tuan sampai detik ini, sampai saya selesai bercerita, akan sama persis seperti apa yang dialami lelaki itu sebelum mengebuskan napas terakhirnya. Lelaki itu mati dengan perasaan santai dan menunggu saya selesai bercerita tentang suatu apa saja yang telah ia ketahui sebelumnya. Hanya saja ia meminum kopi. Persis seperti kopi yang baru saja tuan-tuan nikmati. “

Tiga orang interogator masih duduk di depanku. Matanya tajam. Seperti ingin mencengkram lehernya sendiri. (T)

 

Tags: Cerpen
Previous Post

Proses Kreatif Kurnia Effendi 3# Selalu “Ya” – Bermain Adrenalin

Next Post

Hampir tak Mungkin Penulis Sejarah Benar-benar “Jujur”

I Putu Agus Phebi Rosadi

I Putu Agus Phebi Rosadi

Setelah menempuh pendidikan di Singaraja, ia kembali ke kampung halamannya di Jembrana untuk menjadi petani sembari nyambi jadi guru. Selain menulis puisi, ia juga menulis esai dan cerpen.

Next Post

Hampir tak Mungkin Penulis Sejarah Benar-benar “Jujur”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co