7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menunggu Liga Inggris, Menunggu Perang “Taksu” Para Aktor

Ida Bagus Pandit ParastubyIda Bagus Pandit Parastu
February 2, 2018
inUlasan

Ilustrasi: IB Pandit Parastu

66
SHARES

HIRUK-PIKUK perhelatan akbar sepakbola yang begitu menyedot antusiasme dunia dalam sebulan terakhir usai sudah. Piala Eropa (Euro) dan Copa America Centenario 2016 berakhir dengan konklusi Portugal dan Chile menjuarai turnamen masing-masing teritorial. Spirit membara, hingar bingar dan sedu sedan getir yang bergejolak tentu akan selalu termuat rapi dalam benak-benak banyak orang,utamanya para pemain yang berlaga maupun pendukung tim kesayangan.

Bahkan, kalangan yang ‘buta’ bola pun tak ketinggalan turut terlibat. Mereka boleh saja tak tahu-menahu soal strategi, sejarah tim maupun formasi ideal yang harus diterapkan. Mereka hanya siap untuk menang dan kalah, dapat duit atau duit ambles. Yaa, taruhan mode on. Maka terang saja, senyum merekah para pemain dari tim nasional yang menang akan berbanding lurus dengan kerasnya gelak tawa para penjudi bola yang menang taruhan. Pun sebaliknya, kekalahan tim, apalagi dengan skor telak, pasti mengundang kegalauan.

Tidak bisa dipungkiri, ajang turnamen sepakbola tersebut di atas telah menjadi semacam daya tarik bagi banyak kalangan. Tidak hanya menjelma trending topic di berbagai jejaring sosial, namun juga dapat menghidupkan suasana dalam perbincangan-perbincangan di pergaulan sosial. Lebih jauh lagi, khususnya bagi penggemar tayangan sepakbola seperti saya, sebuah laga menarik yang disiarkan akan menjadi tontonan paling menghibur hati dan obat termujarab ketika jiwa merasa lelah. Kondisi mood yang berantakan bisa pulih dengan kilat tatkala tim kesayangan menuai kemenangan. Ia menjadi semacam hal yang selalu dinantikan kehadirannya.

Fokus ke Liga Inggris

Euro dan Copa America boleh saja berakhir. Namun, sesungguhnya kompetisi yang jauh lebih lebih panjang, yang akan menghadirkan laga-laga spesial di setiap minggunya akan segera dihelat. LIGA-LIGA ELIT SEPAKBOLA EROPA. Sebuah awal musim kompetisi 2016-2017. Inilah yang sesungguhnya merupakan esensi terkonsisten dari proses peradaban sepakbola. Ia seperti sebuah retorika yang punya bahasa tersendiri, yang secara efektif memberikan makna kepada banyak orang, bukan hanya seputar kebugaran dan peluh semata.

Liga-liga papan atas semacam English Premier League (Liga Utama Inggris), Serie A Liga Italia, La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman serta Ligue 1 Perancis telah bergulir sejak sekian lamanya dan selalu berhasil menjadi tontonan segar bagi penggila bola, selalu bermanfaat dalam menyumbangkan dan meregenerasi pemain-pemain yang berlaga dalam kompetisi antar negara serta sukses menjadi lahan yang luas bagi para jurnalis sepakbola. Bahkan sejujurnya liga-liga sepakbola telah menjadi lebih dari sekadar ‘masyarakat’, menilik pemain-pemain yang berlaga berasal dari multiras dan suku bangsa dari banyak negara di dunia, yang disatukan oleh satu bahasa dan tradisi, yakni sepakbola.

Nah, setelah mondar-mandir tidak karuan, mari kita fokus sekarang. Liga-liga Eropa musim 2016-2017 akan segera terhampar indah. Proses transfer pemain dan laga-laga pramusim mulai dilakukan sebagai prolog kompetisi setahun ke depan. Dan pada edisi ini, perhatian saya (barangkali juga banyak pecinta sepakbola lainnya) lebih tertuju pada satu liga; Liga Premier Inggris.

Selama ini, liga Inggris memang diklaim sebagai liga terbaik di dunia, karena dianggap menghadirkan permainan sepakbola yang cepat, dinamis dan indah, serta hegemoni stadion yang senantiasa penuh gemuruh tanpa kehilangan estetika dan etikanya. Pun juga status para pemain yang selalu berkelas. Namun jujur saja, bukan karena hal itu. Ada sesuatu yang ‘lain’ yang membuat liga Inggris kali ini sukses memancing animo kuat bahkan sebelum kompetisi dimulai.

Perang “Taksu” Pelatih

Hal lain itu adalah keberadaan para pelatih klub alias sang manajer. Pada musim kali ini, Liga Inggris akan disesaki pelatih-pelatih yang mempunyai reputasi mentereng. Memang, visualisasi laga menjadi substansi utama dalam sebuah pertandingan. Namun di balik layar, peran vital para pelatih yang meracik strategi dan formasi sebuah klub tentu sangat menentukan hasil laga, dan hal ini sudah bukan rahasia lagi.

Dimulai dari Manchester City yang berhasil mendaratkan Pep Guardiola ke Etihad Stadium. Kemudian disusul berturut-turut oleh Chelsea yang resmi mendapatkan Antonio Conte serta Manchester United yang secara sah akan digembleng oleh Jose Mourinho. Dengan nama-nama lain yang juga berada di sana macam Arsene Wenger, Jurgen Klopp, Mauricio Pochettino serta Claudio Ranieri, maka lengkap lah sudah skenarionya. Mereka adalah pelatih yang memiliki taksu tersendiri yang ditunjukkan sejak beberapa tahun belakangan. Otomatis, mereka akan perang taksu di Inggris.

Mari bicarakan satu demi satu. Dimulai dari klub juara liga Inggris musim lalu, Leicester City. Bak cerita negeri dongeng, klub dari kota kecil yang baru saja promosi musim sebelumnya ke liga premier, secara ajaib mengakhiri musim 2015-2016 sebagai juara. Pencapaian yang langka; menjadi juara pada musim kedua setelah promosi, kali pertama juara dalam sejarah klub dan dengan materi pemain yang berharga ‘murah’.

Orang-orang lantas sepakat bahwa Claudio Ranieri adalah aktor yang berperan paling besar dalam prestasi itu. Mantan pelatih Chelsea dan Juventus dianggap sukses memadukan komposisi pemain-pemain yang berlabel ‘medioker’ menjadi kumpulan prajurit berdaya juang tinggi sehingga sebuah ‘mimpi di atas mimpi’ justru menjadi kenyataan mutlak.

Chelsea menjadi klub pesakitan musim lalu. Jangankan juara, lolos ke Liga Champions Eropa saja gagal. Mereka lantas mendaratkan pelatih timnas Italia di Euro 2016, Antonio Conte. Ia diharapkan mampu membangkitkan gairah bermain para punggawa Chelsea yang porak-poranda. Melihat prestasi sebelumnya yang sukses memberi tiga Scudetto beruntun bagi Juventus di Serie A, maka bisa jadi harapan tersebut sangat logis dan rasional. Terlebih lagi, timnas Italia yang minim pemain bintang berhasil dibuatnya tampil memukau di Euro, dengan berhasil menghajar negara kuat Belgia dan Spanyol. Conte memang dinilai mempunyai karakter kuat, sama kuat seperti ketika ia menjadi seorang kapten dan gelandang bertenaga kuda di Juventus.

Jose Mourinho ; The Special One. Meski gagal dan diberhentikan Chelsea karena performa buruknya musim lalu, namun Jose tidak kehilangan daya tariknya. Manchester United rupanya masih kesengsem dengan track record Mou, yang pernah sukses bersama beberapa klub besar macam FC Porto, Chelsea, Inter Milan dan Real Madrid. Bahkan daya tariknya diklaim berperan besar dalam proses datangnya striker Zlatan Ibrahimovic serta gelandang Henrikh Mkhitaryan ke MU sejauh ini. Mourinho yang beberapa kali menyatakan bahwa dirinya adalah seorang pengidola mantan manajer MU, Sir Alex Ferguson, berargumen dirinya memang orang yang paling tepat untuk MU saat ini. Sepakbola memang bisa jadi gila, mengingat beberapa musim lalu kita melihat Mourinho dan Chelsea-nya adalah penjegal utama langkah MU dalam meraih gelar juara.

Jangan tanyakan lagi prestasi Josep ‘Pep’ Guardiola. 21 trofi bergengsi dalam 7 tahun bersama Barcelona dan Bayern Munchen serta sekiranya 18 penghargaan individu sebagai pelatih adalah bukti sahih hebatnya seorang Pep. Tangan dinginnya yang identik dengan permainan tiki-taka sukses membuka mata dunia pada dirinya. Ia akan diberikan dana melimpah di Manchester City untuk mendatangkan pemain yang diinginkannya. Ini tentu cukup membuat bergidik para pesaingnya. Menarik ditunggu petualangan perdana Pep di negeri Ratu Elizabeth.

Bisa dibilang, Arsene Wenger, Jurgen Klopp dan Mauricio Pochettino adalah para pesaing utama nama-nama di atas. Mereka juga sudah mendahului bergumul dengan kerasnya liga Inggris, setidaknya dibandingkan dengan Guardiola dan Conte. Wenger, meski telah lama tak menyumbangkan trofi juara bagi Arsenal (terakhir juara EPL pada 2003-2004), namun agaknya tetap dipercaya membesut Olivier Giroud dkk musim ini.

The Professor seolah tak tergantikan, setelah bertahun-tahun menangani The Gunners. Hal spesial yang menjadi pertimbangan atas dipertahankannya Wenger adalah kemampuannya merekrut dan memunculkan potensi pemain-pemain muda, yang mana dirasa sangat penting untuk masa depan klub. Tak kurang dari Patrick Vieira, Thiery Henry, Cesc Fabregas, Alex Chamberlain, Aaron Ramsey, Theo Walcott dan Jack Wilshere merupakan sederet pemain yang ‘ditemukan’ Wenger pada usia muda dan selanjutnya menjadi pemain-pemain penting di Arsenal.

Sementara Klopp, dianggap sukses mengembalikan kesolidan skuat Liverpool. Meski hanya finish di peringkat delapan musim lalu, namun ia tetap diberi kesempatan musim ini. Prestasinya ketika menukangi Borussia Dortmund dengan dua kali menjuarai Bundesliga serta menjadi finalis liga Champions 2013 tentu diperhitungkan dan diyakini bisa membuat Liverpool tampil lebih garang di musim keduanya.

Terakhir, ada nama Mauricio Pochettino. Pemilik 20 caps dan 2 gol semasa bermain untuk timnas Argentina ini memang tidak terlalu sukses bersama Espanyol. Namun, namanya lantas melesat pada 2013 bersama Southampton serta membuatnya menjadi salah satu klub yang diperhitungkan di liga Inggris. Ia terbilang berhasil menggapai pencapaian brilian, karena dengan materi pemain yang berkategori ‘standar’, Southampton bisa menampilkan permainan yang atraktif serta seringkali mengalahkan klub-klub yang notabene jauh lebih besar. Barulah pada musim lalu, Pochettino menangani Tottenham Hotspur. Spurs pun dibawanya nangkring di peringkat kedua klasemen akhir di bawah Leicester City serta lolos ke Liga Champions musim ini.

Aktor-aktor Protagonis

Bisa dibayangkan, betapa serunya laga-laga di Liga Inggris nanti, terutama ketika tim-tim papan atas yang dilatih oleh para formulator strategi tersebut di atas saling bentrok. Bandingkanlah dengan Serie A, La Liga ataupun Bundesliga. Serie A praktis hanya memiliki nama Roberto Mancini (pelatih Inter Milan) dan Massimiliano Allegri sang Allenatore Juventus yang bisa dikategorikan teruji prestasinya. Setali tiga uang dengan La Liga dan Bundesliga, di mana bisa dianggap hanya pelatih Barcelona Luis Enrique, Entrenador Atletico Madrid Diego Simeone dan juru taktik anyar Bayern Munich, Carlo Ancelotti yang tergolong jempolan.

Sungguh, Liga Inggris jauh lebih ‘mewah’ dalam hal ini. Tanpa mengesampingkan pelatih klub lainnya, namun pelatih-pelatih tersebut nampaknya akan menjadi aktor-aktor protagonis panasnya atmosfer liga. Tentu liga Inggris tetaplah liga Inggris, yang setiap saat bisa menghadirkan kejutan tak terduga. Klub-klub seperti Everton, Southampton atau Stoke City bisa menjegal kapan saja.

Sekali lagi, bukan melulu soal terangnya sinar bintang para pemain atau cantiknya paras sang dewi fortuna, namun peran pelatih adalah absolut dalam sepakbola. Racikan strategi, kepiawaian memadukan potensi-potensi dan kemampuan menetralisir ego para pemain selalu ditunggu. Tak hanya itu, tak jarang pula para pelatih terlibat dalam perang urat saraf.

Jika dilihat pada daftar di atas, maka sosok Jose Mourinho pantas disebut ‘Rajanya Psywar’. Selama ini, Mou memang dikenal gemar membuat kuping pihak lawan panas membara dengan komentar-komentarnya, terutama pada momen sebelum pertandingan. Tentu kita tidak lupa dengan friksi-friksi yang terjadi antara Mou dengan Wenger, ketika Mourinho menangani Chelsea. Saat itu, liga Inggris nampak seperti ring tinju yang hangat untuk mereka berdua.

Tentu saya paling menunggu duel Manchester United melawan Manchester City musim ini. Layaknya sebuah partai derby, bentrok dua klub sekota senantiasa menghadirkan nuansa panas. Beberapa musim silam, puncak gilanya seorang Mourinho hadir ketika Real Madrid yang ditanganinya bersua Barcelona dalam sebuah partai bertajuk El Clasico. Terpengaruh sengitnya laga, Mou tertangkap kamera ‘mencolok’ mata mendiang Tito Villanova, asisten pelatih Barcelona saat itu yang sekarang menukangi The Citizen, Pep Guardiola.

Pep dan Mou adalah seteru abadi di Spanyol. Rivalitas mereka berdua kini berimigrasi ke Inggris, dan pasti akan membuncah dalam sebuah pertandingan derby. Bukan tak mungkin, akan ada aksi ‘colok’ mata lagi. Yang jelas, mata para pecinta sepakbola pasti akan ‘tercolok’ musim ini. (T)

Tags: Liga Inggrisolahragasepakbola
Previous Post

KB Bali – 1 Anak Berkualitas atawa 4 Anak Tak Karuan

Next Post

Seekor Kera Penjaga Sebuah Pura

Ida Bagus Pandit Parastu

Ida Bagus Pandit Parastu

Pelukis agak gila tapi sangat gila sepakbola. Sedang pacaran. Salah satu ilustrator tetap di tatkala.co ini tinggal di Jembrana

Next Post

Seekor Kera Penjaga Sebuah Pura

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co