SEKITAR 11 stand berderet panjang di acara Lokakarya Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10 Kabupaten Buleleng, yang dilakukan di SMKN 3 Singaraja pada Sabtu, 26 Oktober 2024.
Siswa-siswi dari SD-SMA ramai mendatangi stand itu satu persatu sejak pagi, melihat-lihat, pula membeli sesuatu yang di dalamnya terdapat praktik kewirausahaan yang dilakukan oleh siswa itu hingga siang hari.
Dan tak hanya itu, di salah satu stand tampak dua siswa SD ikut tenggelam pada permainan yang disediakan sangat asyik oleh para calon Guru Penggerak, sebagai hasil pelatihan enam bulan mereka pada bulan Juni sampai Oktober lalu.
Seperti pada stand milik Kadek Ashadi Putra (31), peserta calon Guru Penggerak asal SDN 7 Kampung Baru itu, menyediakan berbagai macam projek pembelajaran di sana. Seperti literasi dan numerasi dalam bentuk game yang menyenangkan pesertanya.
Suasana Ramai di Acara Lokakarya Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10 Kabupaten Buleleng | Foto: tatkala.co/Son
“Ini stand literasi, di mana anak-anak disuguhkan telor-telor literasi. Di dalam telor itu terdapat soal, nanti anak-anak membaca cerita dulu, setelah itu ada soal. Dan setelah anak-anak menjawab soal tersebut, dan dinyatakan benar, kami akan berikan souvenir. Berikutnya ada program literasi dan numerasi, pada permainan Mayang Sari,” kata Kadek Ashadi Putra, peserta calon Guru Penggerak.
Permaianan Mayang Sari ini melibatkan dua tim dan setiap tim beranggotakan 2 orang. Permainan ini adalah memnjawab soal perkalian 2, 4, 6, 7, 8, dan 9 dari angka yang muncul pada dadu bilangan.
Kemudian bila dadu tim A muncul angka 6 dan dadu tim B muncul angka 7, maka peserta akan mencari jawaban 6×7 dan segera menyentuh angka menggunakan kaki dan atau tangan pada lantai jawaban.
“Siapa yang tercepat menginjakkan kaki dan jawabannya tepat akan mendapatkan poin 1. Di sini, peserta wajib bergoyang mengikuti iringan musik sambil bermain termasuk seluruh anggota tim,” tambah Ashadi Putra.
Dua siswa SD sedang memainkan permainan Mayang Sari yang di pandu langsung oleh Kadek Ashadi Putra | Foto: tatkala.co/Son
Pada permaianan seperti ini, lanjut Ashadi, dapat membuat anak senang dan tahu artinya belajar, dan yang paling penting anak-anak larut gembira dalam mempelajari matematika. Tidak lagi horor soal angka atau numerasi itu.
Belajar Berwirausaha, Belajar Membuat Karya
Berbeda dengan stand sebelumnya, stand milik Agustin Vidia Mitra (39) dan kawan-kawannya melibatkan siswa-siswi binaannya membuat produk. Dari mulai siswa diajarkan membuat sesutu, dan pula diajarkan caranya memasarkan. Dari es jeruk, kue, gorengan, hingga minyak dari cengkeh.
“Program yang kami buat adalah usaha untuk membuat dampak positif kepada anak didik kami,” kata Agustin.
Dan di dalam stand miliknya itu, Luh Sugiantari, siswi kelas 10 SMKN 1 Singaraja, tampak sibuk bersama satu rekannya, menyiapkan es jeruk. Tangannya tampak terampil dalam membuat minuman yang menyegarkan itu.
Tampak Luh Sugiantari kelas 10 Siswi SMK 1 Singaraja tengah sibuk membuat welcome drink | Foto: tatkala.co/Son
Setalah selesai menaburkan es dan jeruk dalam bentuk bubuk ke dalam beberapa cup yang terbuat dari plastik itu, ia segera mengantarkannya ke pembeli. Sebagai welcome drink, Sugiantari tampak berhasil membuat pelanggannya nyaman di sana.
“Hanya saja, beberapa tidak terlalu terbeli dengan laris. Gorengan dan beberapa kue ini, [misalnya]. Orang-orang lebih banyak membeli es, barangkali karena panas,” jelas Luh Sugiantari.
Ia juga mengaku pengalaman ini membuatnya lebih belajar dalam membaca pasar dan bagaimana kewirausahaan itu dijalankan. Acara ini benar-benar memanen hasil belajar. Calon Guru Penggerak pula benar-benar mengajarkan siswa-siswi dengan terampil, membuat orang-orang untuk belajar.
Agustin Vidia Mitra (39) Peserta Calon Guru Penggerak sedang duduk di depan standnya dengan tersenyum | Foto: tatkala.co/Son
Melihat hal baik itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Olahrga Kabupaten Buleleng, Made Astika, S.Pd., M.M., menaggapi ini sebagai langkah sangat positif. Di mana Program Guru Penggerak ini, katanya, adalah salah satu inisiatif strategis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Buleleng.
Pula, ia sangat berharap kepada Guru Penggerak ini nantinya, untuk terus memodifikasi metode pembelajaran, dan mengisi pengetahuan diri dengan berbagai macam disiplin ilmu, dan kempauan menjadi pemimpin pembelajaran agar murid merasakan cerdas, dan kasih sayang yang hadir dalam setiap kelas yang diikutinya.
“Kami selalu mendukung pengangkatan kepala sekolah dari GP untuk mempercepat kemajuan kualitas pendidikan di Buleleng,” tegas Made Astika, saat memberi sambutan mewakili PJ. Bupati Buleleng, Lihadnyana.[T]
Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Jaswanto