DI bawah langit biru cerah Denpasar, pada tanggal 8 Juni 2024, Putu Meisya Tiarani Putri, seorang gadis manis dengan postur yang tidak terlalu tinggi, sekali lagi menorehkan prestasi yang membanggakan.
Di ajang Pekan Olahraga Pelajar Provinsi Bali (Porjar) 2024 yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga, Meisya berhasil mempertahankan gelar juara satu dalam cabang olahraga pencak silat. Meisya kini duduk di XII-B SMA Negeri 1 Singaraja.
Dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya, Meisya mengenang perjalanannya, tahap demi tahap. menuju final yang penuh tantangan dan beban.
Persiapan Meisya untuk kompetisi ini sebenarnya tak jauh berbeda dari rutinitas sehari-harinya. “Saya selalu rutin berlatih setiap hari, tidak ada yang berbeda,” kata Meisya dengan kalimat yang sederhana.
Namun, meskipun terdengar biasa saja, ada tekad yang kuat dalam setiap langkahnya. Meisya mengawali perjalanannya di kompetisi ini dari seleksi antar kabupaten, di mana hanya yang terbaik yang akan mewakili daerah mereka di tingkat provinsi.
Dengan mengalahkan pesaing dari Kabupaten Buleleng, Meisya melaju ke babak penyisihan provinsi, di mana ia bertarung melawan atlet dari Kabupaten Karangasem.
Pertandingan demi pertandingan dilalui Meisya dengan fokus dan dedikasi tinggi. Di babak semifinal, ia berhadapan dengan atlet dari Denpasar, yang juga merupakan lawan tangguh. Namun, dengan ketenangan dan kemahiran yang ia miliki, Meisya berhasil menundukkan lawannya dan melangkah ke babak final.
Di final, Meisya berhadapan dengan atlet dari Kabupaten Badung, di mana tensi dan beban mental semakin terasa berat.
“Tahun ini saya masih bermain di kelas yang sama, jadi saya merasa harus mempertahankan gelar juara ini,” ujar Meisya, mengakui adanya tekanan untuk mengulangi prestasi tahun sebelumnya.
Saat peluit akhir berbunyi dan Meisya dinyatakan sebagai juara, perasaan bangga dan lega bercampur aduk dalam dirinya.
“Saya sangat bangga, meskipun perlu perjuangan yang berat, namun saya masih diberi kesempatan untuk mempertahankan gelar ini,” ungkap Meisya dengan penuh syukur.
Meisya menunjukkan piagam sebagai juara | Foto: Dok. Miesya
Keberhasilan ini tidak hanya mengukuhkan posisi Meisya sebagai salah satu atlet terbaik di Bali, tetapi juga memperkuat motivasinya untuk terus maju ke jenjang berikutnya dalam karir pencak silatnya.
Meisya yang lahir di Singaraja pada 9 Mei 2007, sudah jatuh cinta dengan Pencak Silat sejak duduk di kelas 5 SD. Berawal dari ketertarikan yang sederhana, kini pencak silat telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya.
“Saya menyukai silat sejak kecil, dan pertandingan ini menjadi tahap awal saya untuk terus ke jenjang berikutnya,” kata Meisya, menegaskan komitmennya pada dunia bela diri ini.
Di luar arena, Meisya adalah sosok yang ceria dan aktif. Di waktu luangnya, ia gemar berolahraga dan bernyanyi, dua hobi yang menambah keseimbangan dalam hidupnya yang penuh dengan latihan dan kompetisi. Warna merah muda menjadi favoritnya, mencerminkan sisi feminin dalam dirinya yang kontras dengan ketangguhan yang ia tunjukkan di arena pertandingan.
Ayahnya, I Wayan Artanayasa, dan ibunya, Ni Luh Putu May Pratiwi, selalu mendukung penuh apapun yang Meisya lakukan.
“Saya sangat beruntung memiliki keluarga yang selalu mendukung saya, terutama dalam setiap pertandingan yang saya ikuti,” kata Meisya tentang dukungan yang tak pernah surut dari orang tuanya.
Kini, setelah berhasil mempertahankan gelarnya di Porjar Provinsi Bali 2024, Meisya siap menatap masa depan dengan penuh semangat. Dengan kemampuan, dedikasi, dan dukungan dari orang-orang terdekatnya, tidak ada yang bisa menghentikan langkah Meisya untuk terus meraih mimpi-mimpinya di dunia pencak silat.
Baginya, ini baru permulaan, dan masih banyak kemenangan lain yang menanti di masa depan. [T]