5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Anak Perempuan Suka Boneka – Apakah Mereka Pilih Mainan Sendiri?

Wayan PurnebyWayan Purne
February 2, 2018
inEsai

Foto: koleksi penulis

9
SHARES

SI laki-laki sibuk membatu istrinya yang sedang hamil memilih-milih pakaian bayi di sebuah toko pakaian bayi. Mereka memilih pakaian-pakaian yang warnanya cerah. Yang membuat penasaran, ia banyak membeli pakaian bayi berwarna merah muda. Mungkin, bayi dalam kandungan ibu muda itu sudah diketahui alat kelaminya perempuan.

Sementara itu, di bagian lain, seorang bapak sibuk memilih boneka Hello Kitty. Mungkin, bapak itu membeli boneka itu untuk hadiah ulang tahun putrinya. Mengapa perempuan selalu diidentikan warna merah muda atau Hello Kitty?

“Pur, Ayo pulang! Sudah dapat susu formulanya. Kita harus pulang agar tidak terlalu larut malam karena besok harus kerja di Paud,” kata Angga membuyarkan lamunanku. Kami pun pergi meninggalkan ibu muda dan suaminya yang sedang mengantri di kasir toko itu.

Keesok paginya, Angga datang ke Paud disambut oleh anak-anak. Mereka pun masuk kelas. Ketika berada di kelas, salah satu anak mengomentari pakaian Angga, “Kak Angga, kok pakai baju pink? Kak Angga cowok bukan cewek. Warna pink buat cewek.”

Apakah perkataan itu sudah dipahami oleh anak itu sendiri? Apakah itu karena dokrin orang tuanya saja? Tanpa disadari, orang tua takut anak laki-lakinya memiliki kelainan.

Tak hanya berhenti pada kejadian itu. ketika anak perempuan yang baru masuk Paud sedang asik bermain di tempat permain rumah tangga, tiba-tiba anak laki-laki yang sudah satu tahun di Paud menghampirinya. “Boleh aku ikut main di sini?” tanya anak laki itu yang paham aturan ketika bermain di Paud.

“Cowok tak boleh main di sini. Ini kan bukan mainan cowok,” jawab anak perempuan itu membuat anak laki-laki itu kecewa.

Namun kemudian Angga menjelaskan bahwa anak laki-laki maupun anak perempuan boleh bermain di permainan rumah tangga. Mereka pun bermain tanpa rasa dibedakan.

Mungkin, masalah ini tidak penting bagi sebagian besar orang tua. Mereka menganggap perlakuan terhadap anak laki-laki dan perempuan merupakan hal yang wajar dan normal terjadi. Apakah sesederhana itu? Seolah-olah semenjak masih janin, anak laki dan perempuan memiliki pilihan sesuai jenis kelaminnya. Bahkan, ketika sudah dewasa, perempuan harus mengerjakan pekerjaan sesuai jenis kelaminnya. Padahal tidak jarang seorang perempuan mampu mengerjakan pekerjaan melebihi kemampuan seorang laki-laki.

Akan tetapi, kalau kembali kilas balik di tahun 8000 SM, pemukiman-pemukiman pertanian mulai dibangun. Teknik pertanian gandum mulai menyebar ke Afrika, Mesir, Asia, dan Eropa. Pada tahun 7000 SM, padi, gandum, dan ketela mulai di tanam di Cina.

Di Amerika tengah pun pada masa ini mulai menanam jagung, kentang, kacang-kacangan, dan merica. Di masa inilah, laki-laki dan perempuan memiliki peranan yang sama. Sebab, jika membaca buku sejarah dunia, banyak ditemukan arca-arca wanita hamil. Bahkan, perempuan sangat dihormati sebagai lambang keduburan.

Namun, keadaan menjadi terbalik sejak ditemukan bajak sekitar 4.500 SM. Laki-laki merasa lebih kuat dalam mengatur keperluan rumah tangga. Sedangkan, perempuan hanya mengurus anak dan dapur. Mereka dituntut melahirkan lebih banyak anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Sebab, perempuan mulai diposisikan sebagai orang lemah yang tak mungkin membajak lahan pertanian.

Apakah di masa ini sebagai titik awal pelemahan kaum perempuan? Mereka mulai diidentikkan dengan peralatan rumah tangga. Dari generasi ke generasi hingga ribuan tahun, perempuan dianggap lemah. Posisi mereka sudah menjadi “meme” dalam gennya yang selalu diwariskan ke generasinya hingga sekarang.

Apa lagi setelah revolusi indutri, perkembangan teknologi berkembang pesat. Sosial-ekonomi dan budaya mulai mengalami pekembangan pesat pada akhir abad 18 dan awal abad 19. Di masa ini, semakin membombardir pengiklanan hasil produk teknologi yang bermuatan gender. Akibatnya, kesenjangan antara laki-laki dan perempuan semakin memperjauh jarak.

Apakah ini menjadi sumber masalah orang tua? Ia memberikan perlakuan berbeda antara laki-laki dan perempuan. Bahkan, seorang ibu tidak menyadari sebagai perempuan sedang mengutamakan anak laki-lakinya. Sebab, mereka sudah mulai dibentuk sejak ribuan tahun yang lalu. Untuk itu, sebagian besar legalitas perempuan selalu berada di bawah legalitas laki-laki.

Nah, apa sekarang anak-anak perempuan memiliki perlakuan sama? Apa hanya perlakuan semu saja yang mereka nikmati? (T)

Tags: anak-anakpendidikan usia diniPerempuan
Previous Post

“Kucing Hitam 1988” – Catatan Perayaan Menyambut Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya

Next Post

Mengapa “Passion” Kita Dibunuh? Siapa Pembunuhnya?

Wayan Purne

Wayan Purne

Lulusan Undiksha Singaraja. Suka membaca. Kini tinggal di sebuah desa di kawasan Buleleng timur menjadi pendidik di sebuah sekolah yang tak konvensional.

Next Post

Mengapa “Passion” Kita Dibunuh? Siapa Pembunuhnya?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara
Panggung

Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara

ADA enam flm pendek produksi devisi film Mahima Institute Indonesia (Komunitas Mahima) diputar di Kedai Kopi Dekakiang dengan tema “BERTUMBUH”,...

by Sonhaji Abdullah
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co