2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Ngusaba Kadasa” ala Desa Kedisan | Dimulai Yang Muda, Diselesaikan Yang Muda

IG Mardi YasabyIG Mardi Yasa
April 10, 2021
inKhas
“Ngusaba Kadasa” ala Desa Kedisan | Dimulai Yang Muda, Diselesaikan Yang Muda

Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli

Kadasa dalam  Bahasa Jawa Kuna disebut sebagai istilah waisaka massa, yang  jatuh pada bulan Maret–April. Dalam perhitungan Bali bahwa pada bulan Maret–April disebut sebagai sasih kadasa  atau bulan kesepuluh. Dalam sasih kadasa ini banyak Desa Adat yang melaksanakan Piodalan. Salah satunya Desa Adat Kedisan di wilayah Kintamani, Bangli.

Desa Adat Kedisan dalam melaksanakan ngusaba kadasa sangat berbeda dengan desa-desa yang lain. Saya sebagai warga Desa Adat Kedisan sangat merasakan perbedaan itu. Perbedaannya terletak pada ritual acaranya. Ritual dimulai oleh deha truna (kawula muda) dan muput-nya juga oleh deha truna.

Sebelum ngusaba kadasa digelar terdapat sejumlah rangkaian upacara lain. Misalnya ngusuba embah/piodalan Ida Bhatara Bujangga Sakti tudak luah. Dari sana diberlakukan upacara ngempet.

Ngempet intinya sebuah upacara sebagai penanda atau simbol penting bahwa deha truna Desa Adat Kedisan dilarang menikah sebelum melakukann sebuah upacara ngerebeg. Upacara ngerebeg dilaksanakan pada tileming sasih jaista.

Upacara ngerebeg diikuti oleh daha truna dengan mengelilingi desa sebanyak tiga kali dimulai dari Pura Desa/Bale Agung, Pura Dalem Pingit, dan Pura Puseh. Sebelum acara ngerebeg dilakukan dahulu acara maprani. Acara maprani diikuti oleh Krama Desa Adat Kedisan yang jumlahnya 185 KK dengan menggunakan sistem tegak.

Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, Kintamani, Bangli

Upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan dilaksanakan setiap tahun. Setiap dua tahun sekali upacara ngusaba kadasa dilengkapi dengan upacara ngantukang. Ngantukang dilakukan untuk mengganti penyungsung Ratu Wayan dan Ratu Ketut. Upacara ngusaba kadasa yang disertai dengan ngantukang dilaksanakan selama tujuh hari yang bertempat di Pura Dalem Pingit.

Dipuput oleh Deha Truna

Ngusaba kadasa di Desa Kedisan adalah ngusaba yang dilakukan dalam kurun waktu tiga hari atau bisa sampai tujuh hari. Sesuai dresta Desa Kedisan, warga yang memiliki andil terpenting dalam upacara itu adalah deha truna. Dari awal mulai ngusaba sampai akhir deha truna yang memiliki andil terpenting dalam menyelesaikan upacara.

Dalam sebuah pembagian ayah-ayahan (tugas), deha truna mendapatkan ayah-ayahan yang amat penting untuk dilaksanakan. Karena deha truna mendapatkan tugas untuk membuka upacara dan mengakhiri upacara.  Deha truna menjadi ujung tombak dari keberhasilan upacara ngusaba kadasa.

Selain deha truna, semua elemen masyarakat tentu saja diikut sertakan dalam menyelesaikan sebuah upacara. Namun, yang terpenting sekali adalah deha truna. Bahwa deha truna–lah yang bisa muput upacara karena mereka dianggap sebagai abdi serta tulang punggung Desa Adat Kedisan.

Deha truna sebagai pemuput, artinya tidak muput seperti pemangku ataupun sang dwijati. Akan tetapi, deha truna muput dengan menggunakan sebuah mantra yang terdapat di dalam hati dan tidak menggunakan bajra dan segala macamnya.

Dan dalam persembahyangannya tidak menggunakan bunga pacar atau bunga yang mudah kita temukan di pasar atau di warung-warung. Bunga yang digunakan hanyalah bunga tunjang langit. Dalam muput, para deha truna melakukannya bersama linggih dane Jro Peduluan Desa Adat Kedisan.

Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli

Sebagai Ajang Pemuliaan Desa

Upacara ngusaba Desa Adat Kedisan adalah sebagai pemuliaan desa. Tepat sehari sebelum acara makiis atau upacara pemuput yang dilakukan oleh deha truna, linggih dane jro peduluan diikuti oleh pengayah lainnya mempersiapkan sarana yang akan digunakan untuk makiis dan sarana yang dihaturkan pada saat itu.

Sebelum acara tersebut dimulai didahului dengan acara mendak (menjemput) Ratu Puseh. Yang konon Ratu Puseh sebagai pamuput acara ngusaba kadasa secara niskala yang sakala-nya di-puput oleh deha truna. Setelah mendak Ratu Puseh dilakukan upacara mamando. Dimana mamando ini diikuti oleh 185 KK yang didahului dengan mengelilingi Pura Dalem Pingit sebanyak tiga kali dan dilangsungkan menuju Pura Dalem Kahuripan.

Setelah upacara mamando dilaksanakan sebuah upacara nyolahang (menarikan) Ratu Keker. Dimana yang menyolahang tersebut adalah seorang Jro Kubayan. Pada saat Jro Kubayan nyolahang Ratu Keker menggunakan gelungan yang terbuat dari ental, kerikan kayu tulak, daun andong, dan lumut kayu.

Pada saat nyolahang tersebut diikuti oleh Jro Paduluan dan Jro Dangka ke cabang desa. Dimana ketika upacra nyolahang  Ratu Keker diikuti dengan sapaan “baas barak baas putih, nyen negak ia sugih. Dari sapaan itu, dapat saya ketahui bahwa jro peduluan berseta pengayah sedang meminta anugrah kepada bhatara agar di Desa Kedisan tidak kekurangan sandang, pangan, dan papan. Karena dapat saya lihat bahwa dari atribut yang digunakan oleh Jro Kubayang adalah semuanya alami bahkan mudah didapatkan.

Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli

Besoknya digelar upacara ngelurang atau makiis. Dimana makiis yang bertujuan untuk melebar semua sarana yang digunakan dalam upacara ngusaba kadasa. Pada saat makiis ini Jeo Kubayan mucuk membawa satu pohon pisang yang bernama biu kayu yang diukir menyerupai Naga Basukih. Naga Basukih konon seekor naga yang mampu memberikan kemuliaan. Dari sanalah saya berasumsi bahwa upacara ngusaba kadasa yang digelar adalah sebagai ajang untuk kemuliaan desa beserta isinya.

Pada ngusaba pun digelar upacara matetanduran. Yang mana matatanduran ini adalah pica (anugerah) dari Ratu Wayan dan Ratu Ketut. Dengan mendapatkan pica ini diharapkan bahwa di Desa Kedisan tidak kekurangan sandang pangan dan papan. Selain itu, dengan pica ini diharapkan bahwa Desa Kedisan mendapatkan sebuah kemulian dari Ida Bhatara yang berstana di Pura Dalem Pingit. [T]

Tags: BangliDesa KedisanKintamaniupacara
Previous Post

Sepuluh Ribu Mangrove dari Somethinc untuk Desa Bedono, Demak, Jawa Tengah

Next Post

Puisi-puisi Ruhma Ruksalana Huurul’in | Lakon Penari, Hikayat Serdadu

IG Mardi Yasa

IG Mardi Yasa

Lahir dan besar dan tinggal di Bukit Tunggal, sekarang sedang menempuh pendidikan.

Next Post
Puisi-puisi Ruhma Ruksalana Huurul’in | Lakon Penari, Hikayat Serdadu

Puisi-puisi Ruhma Ruksalana Huurul’in | Lakon Penari, Hikayat Serdadu

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co