11 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

250 KK Hindu Bali Asli di Desa Kayuputih Punya Tradisi Imlek | Ceritanya Mirip Dongeng

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 12, 2021
inKhas
250 KK Hindu Bali Asli di Desa Kayuputih Punya Tradisi Imlek | Ceritanya Mirip Dongeng

250 KK Hindu Bali Asli di Desa Kayuputih Punya Tradisi Imlek

Keyakinan dan kepercayaan terhadap sebuah tradisi, bukan melulu soal agama, ras atau negara. Di Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, terdapat sekitar 250 KK punya tradisi merayakan Imlek setiap tahunnya.

Mereka adalah umat Hindu asli warga Bali. Artinya mereka bukan warga keturunan, dan sama sekali tak punya kaitan dan hubungan dengan Cina atau Tionghoa.

Yang unik, mereka tidak merayakan Imlek di klenteng atau di tempat peribatan warga keturunan seperti di klenteng Ling Gwang Kiong di area Pelabuhan Buleleng atau klenteng Seng Hong Bio di Kampung Baru, Singaraja. 

Mereka punya bangunan kongco dengan desain dan gaya bangunan tradisional Bali. Pada dinding bangunan bagian dalam tertempel lukisan-lukisan China, juga beberapa patung dan lilin berukuran besar.

Tata cara ibadah pada setiap Imlek dikolaborasikan dengan persembahyangan cara Tionghoa dan Hindu.  Antara lain diisi lantunan tri sandya.  Pemujaan khusus menggunakan sarana utama berupa dupa. Tata cara pegang dupa persis seperti warga keturunan Cina beribadah. Dewa apa yang mereka puja atau sungsung? Mereka menyebut, Dewa Hyang Kongco.

Persembahyangan di bangunan kongco milik warga Hindu itu bukan hanya dilaksanakan pada saat Imlek, melainkan juga pada setiap bulan purnama dan tilem. Namun persembahyangan saat purnama dan tilem, biasanya tak seramai persembahyangan saat Imlek.

Persembahyangan Imlek warga Hindu di Kayuputih, Buleleng

Mirip Dongeng

Ketut Langgeng, salah seorang tetua dadia di Kayuputih, mengatakan warga sebanyak sekitar 250 KK yang punya tradisi melakukan persembahyangan Imlek itu terdiri dari tiga dadia.  “Mereka dengan taat melakukan persembahyangan setiap Imlek,” katanya.

Dadia adalah kelompok keluarga besar berdasarkan garis keturunan, atau semacam klan atau marga dalam sistem kekerabatan di Bali. Berdasar garis keturunan, mereka berasal dari keturunan Bali atau Jawa, dan tak punya garis keturunan dari Cina. Bentuk fisik mereka juga tak seperti warga keturunan Cina umumnya, berkulit putih dan bermata sipit. Mereka orang Bali beragam Hindu, tapi punya keyakinan bahwa tradisi ala Cina yang mereka lakukan sudah sesuai dengan keyakinan leluhur mereka yang diturunkan terus-menerus kepada anak-cucu.

Yang unik juga mengherankan, hingga kini tidak ditemukan data-data, atau prasasti, yang bisa dijadikan bukti dan dasar kuat untuk mendukung keyakinan mereka. Mereka hanya punya cerita dari para tetua mereka –- cerita yang mirip-mirip dongeng atau cerita film.

“Kami hanya tahu dari penuturan para tetua keluarga, tanpa ada data yang jelas, kenapa ada kelompok masyarakat Hindu, termasuk saya, sampai memiliki konco dan nyungsung Hyang Dewa Kongco,” kata Ketut Langgeng.

Langgeng bercerita, konon, dahulu kala, ada saudagar Cina berjualan keliling dari desa satu ke desa lain, termasuk ke  Desa Kayuputih. Dalam perjalanan melewati Desa Kayuputih, saudagar itu dirampok dan dibunuh. Sesuai cerita, yang terlibat dalam proses perampokan itu sejumlah orang dari tiga klan keluarga yang berbeda, yakni dari klan Pasek, Pande dan Arya.

Cerita itu tentu saja tak begitu penting, dan mungkin hanya menjadi cerita seram menjelang tidur, sehingga gampang dilupakan. Apalagi tidak ada bukti-bukti fisik, atau dokumen, atau hal sejenis yang bisa jadi bukti bahwa cerita itu benar adanya.

Syahdan, suatu hari, terdapat warga dari keluarga besar itu sakit yang tak kunjung sembuh. Selain itu, keluarga itu mengalamai beberapa peristiwa yang tidak masuk akal. Mereka pun bertanya kepada “orang pintar”, istilahnya nunas baos.

Dari hasil nunas baos itulah cerita tentang perampokan saudagar Cina yang konon dilakukan oleh leluhur mereka itu muncul. Keluarga itu dianggap mendapatkan karma dari perbuatan orang tua mereka di masa lalu.

“Sehingga keluarga dari tiga dadia itu disarankan membuat tempat pemujaan kongco. Setelah mengikuti saran orang pintar itu, warga yang sakit pun sembuh, dan peristiwa-peristiwa yang sifatnya irasional berangsur-angsur membaik,” kata Langgeng.

Hingga kini, keluarga besar itu tetap secara rutin melakuka persembahyangan saat Imlek. “Untuk tahun 2021 di masa pandemi ini, kami melakukan persembahyangan secara bergiliran sesuai protocol kesehatan,” kata Langgeng.

Sarana persembahyangan Imlek di Kongco di Desa Kayuputih, Buleleng

Persembahyangan dan Masakan Cina

Dokter Putu Arya Nugraha, penulis buku Filosofi Sehat, yang kini menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng adalah salah satu dari keluarga besar yang punya tradisi Imlek itu.

Bagi Dokter Arya, tradisi merayakan Imlek yang dilakoni keluarga besarnya, sungguh menarik, penuh makna, dan yang jelas sangat menyenangkan.  

Dokter Arya bercerita, perayaan Imlek keluarganya itu dilakukan sehari mendahului perayaan Imlek nasional, biasanya sehari sebelum penanggalan Bali  tilem kepitu (purwani). Bukan hanya persembahyangannya yang menarik dan menyenangkan, melainkan juga tradisi masakannya. “Kami juga membuat masakan khas Cina,” kata Dokter Arya.

Pagi harinya, salah satu anggota keluarganya pergi ke kota Singaraja membeli bahan masakan khas Tionghoa. Kokinya adalah salah satu anggota keluarga yang punya kebisaan turun temurun  memasak hidangan Cina yang kemudian akan dibagi-bagikan untuk semua, bahkan ada yang dibungkus dibawa pulang. “Rasanya lumayan juga, khas chinese food, bahkan aromanya pun sudah tercium dari jauh,” katanya.

Yang menyenangkan, di halaman kongco biasanya ramai pedagang camilan. Sehingga kemeriahaan Imlek di areal kongco itu jadi meriah. Usai ibadah, biasanya pada tengah malam, keluarga bubar dan beberapa orang tinggal untuk mekemit atau bermalam di kongco yang dibangun di atas dataran tinggi itu.

Seluruh rangkaian persembahyangan dilakukan oleh keluarga besar dari tiga dadia itu. Tak ada warga keturunan Cina. Dulu, di tahun delapanpuluhan, memang kongco itu selalu dikunjungi warga keturunan Cina dari Singaraja saat Imlek. “Namun belakangan ini sudah tak pernah lagi,” kata Dokter Arya. [T]

Tags: bulelengCinahinduImlekTionghoa
Previous Post

Ada Soekarno di Balik Doctor Honoris Causa Ki Hajar Dewantara

Next Post

Kutu-Kutu di Kepala Putu | Cerpen Wulan Dewi Saraswati

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Kutu-Kutu di Kepala Putu | Cerpen Wulan Dewi Saraswati

Kutu-Kutu di Kepala Putu | Cerpen Wulan Dewi Saraswati

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit

by I Made Pria Dharsana
June 10, 2025
0
Perjanjian Pengalihan dan Komersialisasi Paten dalam Teori dan Praktek

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit : Pasca Putusan MK Nomot 67/PUU-XI/2013 Penulis: Dr. I Made Pria Dharsana, SH., MHumIndrasari...

Read more

Paradoks Kebebasan Berpendapat dan Kebebasan Menghina

by Ahmad Sihabudin
June 10, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

BERPENDAPAT katanya boleh mengatakan apa pun, bebas berekspresi, termasuk pernyataan “hinaan”. Kalau begitu menghina juga sama dengan berpendapat, menurut para...

Read more

Komunikasi Egaliter di Era Predator Citra

by Petrus Imam Prawoto Jati
June 10, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

SIDANG pembaca yang budiman, akhirnya kita mengalami hidup di zaman sekarang ini, zaman paling komunikatif dalam sejarah manusia. Tapi anehnya,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja
Panggung

Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja

DI acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” itu, Rizki Pratama tampaknya energik ketika tampil sebagai opening di Café Halaman Belakang...

by Sonhaji Abdullah
June 10, 2025
New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya
Gaya

New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya

SAAT ini sneakers bukan lagi sekadar kebutuhan untuk melindungi kaki saja melainkan telah berkembang jadi bagian penting dari gaya hidup....

by tatkala
June 9, 2025
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co