HIDUP sehat itu bisa dijalankan dengan pola makan yang bagus dan teratur, baik itu porsi makan, jam makan, dan jenis makanan yang kita makan. Porsi makan dikombinasikan dengan jumlah yang benar, sesuai dengan isi piringku dimana 1/3 dari piring kita terdiri dari sumber sayur sayuran, 1/3-nya terdiri dari sumber karbo dan sisanya lauk pauk.
Apalagi bisa dikombinasikan dengan olahraga yang sifatnya baik, benar, terukur dan teratur, Baik dalam artian dilakukan secara teratur sesuai dengan kemampuan tubuh dan tentunya memberi manfaat bagi tubuh kita.
Benar dalam artian olahraga dilakukan secara benar baik gerakan maupun intensitasnya. Terukur berati olahraga dilakukan dengan range waktu yang baik, tidak terlalu berlebih atau hanya sekedar olahraga. Sedangkan teratur berarti dilakukan secara konsisten bukan olahraga kalau ada waktu.
Kembali ke pola hidup sehat, sekarang ini banyak klien atau pasien yang datang dengan keluhan penyakit dan disarankan konsultasi gizi serta ada juga yang datang dengan keinginan untuk mengatur pola makan atau ber-diet.
“Pak, saya ingin diet. Pak, saya ingin mengubah pola makan saya. Pak, saya mau konsultasi gizi terkait keluhan penyakit yang saya alami!” Itulah berbagai macam pertanyaan dari klien terkait dengan pola makan.
Diet yang baik itu sebenarnya adalah semua makanan bisa kita makan kok , tapi dengan syarat kita harus perhatikan porsi atau seberapa banyak yang kita makan dan variasi dari makanan yang kita makan. Jika kita makan steak daging, atau sate kambing atau siobak yang merupakan makanan khas dari daerah di Singaraja, Buleleng, yang sangat menggoda selera makan kita, kalau kita makan hanya sebulan 2 atau 3 kali itu kan sah sah saja.
Kita dan tubuh kita juga punya hak untuk menikmati wisata kuliner yang ada di sekeliling kita. Kalau misalnya sekarang makan siobak, besoknya sate kambing, lusa makan cumi pedas asam manis, 2 hari lagi makan babi guling, nah itu namanya kebanyakan. Dua atau tiga kali dalam sebulan boleh kok, selebihnya kita kembali ke makanan yang rendah kalori dan rendah lemak.
Urusan mengecilkan perut atau diet biar BB turun, itu bukan perkara yang bisa diselesaikan dalam waktu 2 atau 3 hari. Kalau mengecilkan perut dalam jangka waktu hanya 2 atau 3 hari itu namanya mimpi di siang bolong. Kalau mau mengecilkan perut atau menurunkan berat badan targetkan dalam jangka waktu 2 atau 3 bulan dengan dilakukan secara konsisten dan tentunya arahan dari seorang ahli gizi biar berat badan kita tidak bolak balik seperti yoyo, turun 10 kilo dalam 2 minggu tapi akhirnya kembali lagi ke berat badan awal.
Turunnya berat badan yang bagus itu adalah 0,5 – 1 kilo dalam seminggu. Jangan lebih dari itu. Kalau lebih dari itu kita yang inginnya sehat malah jadi sakit.
Sama halnya perkara nasi putih. Katanya nasi putih itu kurang bagus karena cepat membuat berat badan kita naik atau kadar gulanya naik. Nasi putih itu tetap kita perlukan kok sebagai sumber karbo tubuh kita. Karbo itu penting untuk regenerasi sel kita, untuk sumber makanan bagi sel kita. Memang mau umur masih muda tetapi mukanya sudah kelihatan tua karena kita sama sekali tidak makan sumber karbo?
Bagi orang yang kerja mengandalkan fisik seperti tukang bangunan, tukang sumur, penarik becak yang kerjanya mengandalkan fisik, nasi putih dengan porsi sedikit lebih banyak sah-sah saja karena semua digunakan sebagai sumber tenaga. Nah, bagi kita yang kerjanya kebanyakan di belakang meja atau duduk atau yang punya kendala di kadar gula, makan nasi putih dengan porsi berlebih itu tentunya kurang pas namanya.
Nasi putih harus dimakan dengan porsi yang tepat atau dapat diganti dengan sumber karbo yang lain seperti jagung, kentang dan ubi.
Satu hal yang paling penting dalam menerapkan pola hidup sehat atau diet adalah perubahan kebiasaan. Contoh klien yang tidak biasa sarapan pagi, atau pagi-pagi terbiasa baru bangun langsung ngopi, ketika dianjurkan untuk sarapan pagi demi mencegah resiko terjadinya gangguan lambung karena tubuh kita puasa 6 – 8 jam saat kita tidur, jawabannya adalah tidak bisa sarapan pagi.
Tidak bisa berarti tidak terbiasa untuk sarapan pagi. Perubahan kebiasaan sebenarnya hal yang paling susah diterapkan oleh klien bukan pilihan makanan baik dari jenis, jumlah dan jam makan. Makanan diciptakan oleh Tuhan dengan berbagai fungsinya, dan kita tidak bisa mendewakan salah satu jenis makanan tertentu saja.
Justru makanan yang bervariasi dan jumlah yang tidak berlebih sangat diperlukan oleh tubuh kita. Kebiasaan sebenarnya bisa diubah dengan menerapkan kebiasaan baru secara konsisten dalam 1 sampai 2 minggu pertama tanpa ada yang terlewatkan, niscaya akan ada pergeseran ke kebiasaan yang lebih baik.
Jadi masalah yang sebenarnya terkait dengan penerapan pola makan yang sehat atau diet adalah bukan lah makanan makanan yang kita makan sehari hari melainkan lebih ke porsi makan yang berlebih, jarang untuk olahraga serta perubahan kebiasaan yang lama ke kebiasaan yang lebih baik.
Salam Sehat! [T]
Penulis: Gede Eka Subiarta
Editor: Adnyana Ole