31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

ChusmerubyChusmeru
May 10, 2025
inEsai
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

Chusmeru

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan hari besar nasional selalu dibarengi dengan kebijakan cuti bersama yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berwisata.

Asumsi banyak orang terhadap kebijakan libur panjang adalah peningkatan kunjungan wisatawan, terjadinya mobilitas dan pergerakan manusia ke berbagai daerah. Maka, kalangan pelaku pariwisata pun sangat antusias menyambut cuti bersama dan libur panjang itu.

Namun apa yang terjadi? Pergerakan masyarakat Indonesia terganjal oleh efisiensi anggaran dari pemerintah. Pengusaha hotel menjerit. Target mereka untuk mendulang uang dari bisnis konvensi gagal total. Instansi pemerintah membatasi anggaran untuk melakukan kegiatan pertemuan di hotel.

Angka kunjungan wisatawan di beberapa destinasi terkenal mungkin saja meningkat. Akan tetapi peningkatan angka kunjungan tidak dibarengi dengan peningkatan hunian kamar hotel. Semua bertanya-tanya, apa yang terjadi dalam industri pariwisata Tanah Air?.

Pergerakan wisatawan antarpulau dan antardaerah bisa jadi rendah, karena kecenderungan untuk mengunjungi objek dan daya tarik wisata yang lebih dekat dengan tempat tinggal (closer destination). Lantaran hanya berkunjung ke destinasi wisata yang dekat, maka wisatawan tidak memerlukan akomodasi untuk menginap.

Bisa terjadi pula, angka kunjungan wisatawan tinggi di satu destinasi, tetapi wisatawan tidak menginap di hotel. Wisatawan lebih memilih menginap di rumah kost maupun homestay ilegal yang tidak terdaftar dan terdata. Diduga hal ini terjadi di Bali, dan tidak tertutup kemungkinan terjadi juga di destinasi wisata favorit lainnya.

Kenyataan tersebut memunculkan apa yang disebut pseudotourism. Kondisi kepariwisataan yang semu, tidak autentik, dan seolah baik-baik saja. Pseudotourism bukan hanya melanda Indonesia, namun juga beberapa negara yang selama ini mengandalkan pariwisata sebagai sumber pendapatan. Kegiatan pariwisata tetap berlangsung, namun sangat rendah kontribusinya bagi perekonomian negara dan masyarakat.

Seperti dikatakan Marselinus Nirwan Luru (dalam detikNews, 26/05/2025), geliat pariwisata tampak semarak di permukaan, angka kunjungan tinggi dan destinasi ramai, namun tidak sejalan dengan peningkatan pendapatan lokal. Dalam banyak kasus, kehadiran wisatawan dalam jumlah besar tidak diiringi dengan durasi tinggal yang memadai, tingkat okupansi akomodasi yang stabil, maupun pertumbuhan pendapatan pelaku usaha setempat. Kontribusi ekonomi yang semestinya mengalir ke pemerintah atau komunitas lokal justru menyisakan angka statistik tanpa jejak nyata.

Pepesan Kosong

Pseudotourism bukan semata soal tingkat kunjungan wisatawan yang semu. Banyak kegiatan pariwisata yang seolah-olah baik, namun nyatanya semu. Perkembangan pariwisata yang diklaim mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ternyata hanya pepesan kosong. Banyak destinasi wisata yang mengklaim indah, namun hanya pepesan kosong; tak bermakna dan tak bernilai karena melanggar aturan dalam proses pengembangannya.

Banyak daerah yang menyatakan pengembangan pariwisatanya berorientasi pada ekowisata dan pariwisata berkualitas. Akan tetapi, praktiknya jauh dari prinsip itu. Pengembangan pariwisata tidak berwawasan lingkungan, namun justru merusak lingkungan. Ingin mengembangkan pariwisata berkualitas, tetapi mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya. Itu semua pseudotourism dan pepesan kosong belaka.

Banyak contoh kasus pariwisata semu dalam pengembangannya. Konsep pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) acapkali juga hanya pepesan kosong. Pengembangan pariwisata tidak mampu berkelanjutan secara ekologis, karena sawah dan hutan tergusur oleh beton-beton hotel berbintang.

Budaya, seni, dan tradisi yang dianggap menjadi daya tarik wisata tak luput memberi andil dalam pariwisata semu. Autentisitas budaya harus tuduk pada komodifikasi untuk kepentingan tontonan bagi wisatawan. Dan pseudotourism memang tidak menghargai sisi autentik dari nilai-nilai budaya.

Kedok-kedok dalam pengembangan pariwisata membuatnya sekadar pepesan kosong. Keberlanjutan yang semestinya bersifat ekonomis menjadi semu, tak lagi bernilai dan bermakna. Pariwisata sering diklaim dapat menyejahterakan ekonomi masyarakat, tetapi nyatanya lebih menyuburkan investor.

Belum lagi keberlanjutan secara sosial. Pariwisata kadang berkedok dapat memberdayakan masyarakat di sekitar destinasi wisata. Itu pun tak luput dari pepesan kosong. Masyarakat tetap menjadi penonton dari gemerlap pariwisata di daerahnya; bahkan bisa jadi terusir dari rumahnya untuk kepentingan pariwisata.

Desa wisata yang digadang-gadang menjadi ujung tombak pariwisata Tanah Air ikut terjebak dalam pseudoturism. Pengembangan desa wisata yang semestinya bertujuan menjaga dan melestarikan alam, justru dipenuhi wahana wisata. Desa wisata tak lagi alami.

Penguatan

Mencegah pseudotourism tidaklah mudah. Apalagi pariwisata sudah dianggap sebagai rezim yang mampu mengobati kemiskinan serta sumber pendapatan bagi daerah dan negara. Mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya dan menguras kantong wisatawan adalah doktrin rezim pariwisata. Semua bakal tunduk pada pariwisata.

Maka, cara terbaik untuk melindungi masyarakat, lingkungan, alam, dan budaya dari ganasnya rezim pariwisata adalah dengan melakukan penguatan. Komunitas masyarakat lokal menjadi pihak yang paling penting untuk diberikan penguatan; bukan sekadar jargon pemberdayaan yang seringkali menjadi pepesan kosong.

Penguatan komunitas masyarakat lokal adalah memberikan otonomi tanpa syarat kepada masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata di daerahnya. Konsep Community Base Tourism (CBT) harus dimaknai sebagai kekuatan komunitas lokal untuk menentukan arah pariwisata di daerahnya. Apa pun bentuk pariwisata yang akan dikembangkan di daerah, masyarakatlah yang menentukan, bukan investor yang ujug-ujug datang membawa segepok uang.

Diperlukan penguatan komunitas lokal yang didukung oleh akademisi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan kelompok kristis agar terjaga kelestarian dan keberlanjutan dalam pengembangan pariwisata di daerah. Keterlibatan mereka akan membuat komunitas lokal tidak sendirian dalam memperjuangkan hak untuk ikut menikmati kue pariwisata.

Tak kalah penting adalah penguatan di tubuh pemerintah. Mentalitas dan integritas perlu dibangun dengan kokoh agar kebijakan di bidang pariwisata benar-benar berpihak kepada masyarakat. Penguatan birokrasi pemerintahan akan membuat aparatur negara tidak mudah tergiur suap maupun gratifikasi untuk memuluskan proyek-proyek pariwisata yang bermasalah. Persoalan perizinan menjadi titik rawan bagi aparatur pemerintah untuk bersekongkol dengan investor.

Pseudotourism semogalah bukan lahir dari pemerintahan yang semu juga. Pemerintahan yang tidak autentik dalam membuat kebijakan. Pemerintah yang seolah-olah ingin memajukan dan menyejahterakan rakyat, namun nyatanya justru membebani dan membuat rakyat semakin sengsara. Jika itu terjadi, apa pun upaya untuk memajukan sektor pariwisata hanya pepesan kosong belaka. [T]

Penulis: Chusmeru
Editor: Adnyana Ole

BACA artikel lain dari penulis CHUSMERU

Desa Wisata, Ujung Tombak yang Tumpul?
Waspada “Cancel Culture” di Sektor Pariwisata
Apa Kabar 5 Destinasi Wisata Super Prioritas?
“Influencer” dan Promosi Pariwisata
Ironi Efisiensi dan Bangga Berwisata di Indonesia
Berwisata ke Rumah Jokowi: Ada Apa?
Tags: Pariwisatawisata
Previous Post

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

Next Post

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

Chusmeru

Chusmeru

Purnatugas dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP, Anggota Formatur Pendirian Program Studi Pariwisata, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Penulis bidang komunikasi dan pariwisata. Sejak kecil menyukai hal-hal yang berbau mistis.

Next Post
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co