31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sang Suci Pulang ke Brahma: Mengiringi Pelebon Ida Sinuhun Pande Taman Bali

Abdi Jaya PrawirabyAbdi Jaya Prawira
April 16, 2025
inEsai
Sang Suci Pulang ke Brahma: Mengiringi Pelebon Ida Sinuhun Pande Taman Bali

Sang Suci Pulang ke Brahma: Mengiringi Pelebon Ida Sinuhun Pande Taman Bali

SEJAK pagi, Desa Taman Bali, Kabupaten Bangli menjadi pusat keramaian. Ribuan orang, yang berasal dari berbagai penjuru Bali berkumpul dalam lautan seragam didominasi merah menyala. Tujuannya adalah untuk ikut bersama melepas Ida Sinuhun ke perabuannya. Hari itu adalah Selasa (15/4/2025).

Ida Sinuhun dikenal sebagai sulinggih sepuh oleh kalangan warga Pande. Beliau merupakan guru dari para guru. Ida Sinuhun, atau Sira Mpu Taman Bali merupakan nama sebutan yang akrab digunakan umat untuk mengacu beliau, sementara gelar diksa beliau adalah Sira Mpu Dharma Dasi, ‘sang pelayan dharma’.

Sebutan sinuhun merupakan gelar honorifik yang disematkan pada gelar beliau setelah mencapai tingkat tertinggi dalam kesulinggihan di warga Pande.   Beliaulah yang paling senior dan paling matang dalam usia semadi sebagai sulinggih di kalangan warga Pande. Beliau sudah “duduk” sebagai sulinggih selama puluhan tahun, sembari nyala api pun tidak hanya hidup dalam piranti pemujaan di Siwa Upakarananya, namun benar-benar menyala berwujud yoga dalam diri. Beliau ibarat telah membadankan prapén di dalam setiap doa mantra yang purna diucap.

Beliau berpulang untuk menyatu kembali dengan Brahma, tepat ketika masyarakat Bali masih lelap dan terikat dengan Catur Brata Panyepian, Minggu (30/3/2025) pukul 03.00 dini hari. Sepanjang beliau masih nyeneng, Ida Sinuhun dikenal sebagai tokoh yang bersahaja. Tak heran, banyak yang menganggap hari beliau berpulang sebagai isyarat akan kesederhanaan yang senantiasa terbawa hingga akhir tarikan napasnya. Kepergian beliau di hari paling sunyi itu menjadi sebuah pengingat yang akan sulit dilupakan.

Banyak pihak mengenang beliau, tidak hanya warga Pande belaka. Kata-katanya yang terucap dari bibir beliau, seperti embun yang menyegarkan tanah tandus. Selalu menenangkan, menyejukkan dan bahkan menyembuhkan batin yang bingung dan terluka. Arah hidup dan kekusutan rohani banyak orang menjadi lurus saat duduk mendengar wejangan ringkasnya. 

Terakhir kali, saya bertemu dengan beliau ketika ayah saya meninggal. Saya datang bersama keluarga untuk memohon tirta pangentas, kajang dan beberapa perlengkapan upacara ngaben. Kala itu, ketika keluarga saya menangis tersedu-sedu di hadapan beliau, beliau berucap teduh.

“Ajak konyang lakar ajak mrika, dumunan kén dorinan,” (Semua akan ke sana, hanya duluan dan belakangan). Kata-kata beliau membuat keluarga berhenti bersedih dan mulai mengikhlaskan.

Di balik semua itu, sepuluh dari sepuluh orang sepakat bahwa beliau adalah figur yang karismatik dan berwibawa, namun tetap ramah bersahaja.

***

Pagi itu, di depan griya sejumlah orang mendampingi proses pamlaspas wahana berupa lembu putih, Padma, juga panganyutan dan balé salunglung. Dua orang sulinggih, yakni Sira Mpu Banjar Griya Bangli dan Sira Mpu Munggu memimpin ritus sakralisasi tersebut. Ketika memasuki griya, suara angklung dan salonding membahana mengiringi persembahan yang dipimpin Sira Mpu Galuh Tunggak. Halaman dalam griya pun penuh sesak ketika semua yang hadir duduk dan melakukan persembahyangan bersama.

Rincian teknis perjalanan menuju perabuan di tegal suci, areal khusus untuk prosesi pembakaran jenazah, disampaikan oleh panitia melalui pelantang. Ketua Maha Semaya Warga Pande Bali, Pande Nyoman Wahyu Suteja dalam kesempatan itu juga mengapresiasi peran serta seluruh pihak yang sudah menyokong bersama upacara untuk Ida Sinuhun. Sebelum puncak acara, upacara dimulai dengan negtegang karya, Selasa (8/4/2025) dilanjutkan mabersih dan malelet (memandikan jenazah), dilanjutkan narpana saji bertepatan dengan Purnama Kadasa, Sabtu (12/4/2025). Ngening pada Minggu (13/4/2-25). Narpana saji dilakukan setiap hari sejak malelet sampai Senin (14/4/2025).  

***

Sekitar pukul 10.50, berbagai kelengkapan berupa uparengga mulai dibawa ke luar griya melalui sebuah tragtag melintasi tembok griya. Para gadis mengenakan lelunakan mengusung sarana upacara, disusul dua buah gayot ‘tandu’. Sira Mpu Galuh Taman Bali dan Sira Mpu Laplapan duduk di atas gayot itu sembari dipayungi sepasang tedung. Baleganjur mulai ditabuh bertalu-talu bersamaan dengan denting genta puluhan pemangku yang ikut mengiringi sebelum pemberangkatan dimulai sampai tiba di tegal suci.

Bandusa, yakni peti mati berbentuk mirip badan perahu lalu dinaikkan ke Padma. Gamelan gender di sisi Padma mulai mengalun. Dua sulinggih yakni Sira Mpu Batubulan dan Sira Mpu Galiran naik ke Padma, yang satu menyebar sekar ura, satu lagi memegang ubes-ubes berbentuk burung sang dewata. Lelancuban berupa kain putih kuning dan kain berajah, disertai tali berkulit putih menjulur dari Padma. Orang-orang pun memeganginya dari kanan dan kiri. Saya tergolong beruntung bisa ikut memegang kain ini. 

Ribuan orang membanjir mengantarkan Ida Sinuhun ke tegal suci, yang secara sekilas tampak ada di belakang griya. Walau demikian, iring-iringan uparengga berjalan dari depan griya menuju utara, lalu bertolak ke timur sampai di depan Pura Bale Agung Taman Bali lalu menuju selatan sampai perempatan Desa Taman Bali.

Di perempatan ini, lembu dan Padma diputar tiga kali berlawanan arah jarum jam. Setelahnya, iring-iringan dari ribuan pasang kaki itu menuju barat untuk sampai ke lahan suci itu. Para pengguna seragam merah menyala yang mengombak di jalanan, bersukacita, bersorak-sorai mengantar lembu dan Padma. Tak ada duka dalam iring-iringan mengantar seorang yang akan menyatu pada Yang Tak Terbayangkan itu. Warna merah yang tampil di berbagai penjuru laksana lambang api, membawa nyala kesejatian diri yang tak akan pernah padam.

Setibanya di tegal suci, pembawa guling panyugjug dan pembawa baleman berisi kepala kerbau menari-nari. Sederhana, tapi tulus. Berikutnya,tari baris poleng menyambut layon Ida Sinuhun. Seusai persembahan tedun layon, bandusa berisi layon diturunkan lalu berputar berlawan arah putaran jarum jam di lembu yang sudah diistirahatkan di bawah bale pabasmian. Para sulinggih memercikan berbagai air suci setelah layon ditempatkan dengan rapi di dalam perut lembu bersama sejumlah uparengga yang diperlukan.

Usai dengan tahap itu, masyarakat yang hadir di tegal suci mendekat pada lembu. Ada yang menggenggam dupa, sekuntum bunga, hingga kwangen. Semuanya berdoa dengan ucapannya masing-masing. Sarana yang sudah selesai dipakai lalu dikumpulkan bersama di bawah perut lembu. Ratusan dupa yang menyala itu mengepulkan asap wangi, disusul kobaran api yang lebih besar membuat lembu bersama layon di dalamnya menjadi arang dan abu. Api itulah wujud Brahma, jalan pembebasan badan. Abu-abu tulang lalu disusun kembali dalam wujud sekah tunggal.    

***

Sayup-sayup angin menemani doa para sulinggih yang kini memanjatkan doa mengiringi pelebon Ida Sinuhun kala sang surya condong ke barat. Para sulinggih yang juga lahir secara ideologis dari telapak tangan beliau, kini memberi doa dan penghormatan terakhirnya pada sang guru. Angin dan matahari pun membuat saya sadar: angin dan matahari yang sama juga pernah menjadi saksi dalam fragmen suara Ida Sinuhun nan sejuk, yang pernah memimpin doa bertimpal genta, di berbagai pura, rumah umat dan berbagai tempat lain dalam beraneka upacara yang pernah beliau tangani.

Lantunan doa beliau, saya yakin akan senantiasa terngiang di telinga setiap orang yang pernah mendengarnya. Doa yang juga melekat sebagai ingatan abadi dalam ruang yang pernah beliau singgahi. Sementara beliau sendiri sudah menyatu lagi dengan Sang Sangkan Paran. [T]

Taman Bali, Anggara Paing Sungsang (15/4/2025)

Penulis: Abdi Jaya Prawira
Editor: Adnyana Ole

Menebak Karakteristik dari Penampilan Fisik: Catatan dari Lontar Pawetuan Jadma
TRI KARANA SWARŪPA : Temuan Ida Wayan Oka Granoka untuk Menjawab Tantangan Zaman
YONINÉ GENTOSIN: Mengubah Kualitas Kelahiran Perspektif Ida Padanda Made Sidemen
Niksayang Peplajahan: Tujuan Ida Padanda Made Sidemen Menjadi Pendeta
Tags: Bangliin memoriamsulinggih
Previous Post

Nostalgia dan Modernitas “Kumpul Bocah”: Perjalanan Abadi dari Vina Panduwinata ke Maliq & D’Essentials

Next Post

Perupa Rama Pamerkan 7 Karya “Harmony” di ARTspace ARTOTEL Sanur

Abdi Jaya Prawira

Abdi Jaya Prawira

Pande Putu Abdi Jaya Prawira, tinggal di Tulikup, Gianyar. Alumnus Sastra Jawa Kuno Udayana.

Next Post
Perupa Rama Pamerkan 7 Karya “Harmony” di ARTspace ARTOTEL Sanur

Perupa Rama Pamerkan 7 Karya "Harmony" di ARTspace ARTOTEL Sanur

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co