9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sang Suci Pulang ke Brahma: Mengiringi Pelebon Ida Sinuhun Pande Taman Bali

Abdi Jaya PrawirabyAbdi Jaya Prawira
April 16, 2025
inEsai
Sang Suci Pulang ke Brahma: Mengiringi Pelebon Ida Sinuhun Pande Taman Bali

Sang Suci Pulang ke Brahma: Mengiringi Pelebon Ida Sinuhun Pande Taman Bali

SEJAK pagi, Desa Taman Bali, Kabupaten Bangli menjadi pusat keramaian. Ribuan orang, yang berasal dari berbagai penjuru Bali berkumpul dalam lautan seragam didominasi merah menyala. Tujuannya adalah untuk ikut bersama melepas Ida Sinuhun ke perabuannya. Hari itu adalah Selasa (15/4/2025).

Ida Sinuhun dikenal sebagai sulinggih sepuh oleh kalangan warga Pande. Beliau merupakan guru dari para guru. Ida Sinuhun, atau Sira Mpu Taman Bali merupakan nama sebutan yang akrab digunakan umat untuk mengacu beliau, sementara gelar diksa beliau adalah Sira Mpu Dharma Dasi, ‘sang pelayan dharma’.

Sebutan sinuhun merupakan gelar honorifik yang disematkan pada gelar beliau setelah mencapai tingkat tertinggi dalam kesulinggihan di warga Pande.   Beliaulah yang paling senior dan paling matang dalam usia semadi sebagai sulinggih di kalangan warga Pande. Beliau sudah “duduk” sebagai sulinggih selama puluhan tahun, sembari nyala api pun tidak hanya hidup dalam piranti pemujaan di Siwa Upakarananya, namun benar-benar menyala berwujud yoga dalam diri. Beliau ibarat telah membadankan prapén di dalam setiap doa mantra yang purna diucap.

Beliau berpulang untuk menyatu kembali dengan Brahma, tepat ketika masyarakat Bali masih lelap dan terikat dengan Catur Brata Panyepian, Minggu (30/3/2025) pukul 03.00 dini hari. Sepanjang beliau masih nyeneng, Ida Sinuhun dikenal sebagai tokoh yang bersahaja. Tak heran, banyak yang menganggap hari beliau berpulang sebagai isyarat akan kesederhanaan yang senantiasa terbawa hingga akhir tarikan napasnya. Kepergian beliau di hari paling sunyi itu menjadi sebuah pengingat yang akan sulit dilupakan.

Banyak pihak mengenang beliau, tidak hanya warga Pande belaka. Kata-katanya yang terucap dari bibir beliau, seperti embun yang menyegarkan tanah tandus. Selalu menenangkan, menyejukkan dan bahkan menyembuhkan batin yang bingung dan terluka. Arah hidup dan kekusutan rohani banyak orang menjadi lurus saat duduk mendengar wejangan ringkasnya. 

Terakhir kali, saya bertemu dengan beliau ketika ayah saya meninggal. Saya datang bersama keluarga untuk memohon tirta pangentas, kajang dan beberapa perlengkapan upacara ngaben. Kala itu, ketika keluarga saya menangis tersedu-sedu di hadapan beliau, beliau berucap teduh.

“Ajak konyang lakar ajak mrika, dumunan kén dorinan,” (Semua akan ke sana, hanya duluan dan belakangan). Kata-kata beliau membuat keluarga berhenti bersedih dan mulai mengikhlaskan.

Di balik semua itu, sepuluh dari sepuluh orang sepakat bahwa beliau adalah figur yang karismatik dan berwibawa, namun tetap ramah bersahaja.

***

Pagi itu, di depan griya sejumlah orang mendampingi proses pamlaspas wahana berupa lembu putih, Padma, juga panganyutan dan balé salunglung. Dua orang sulinggih, yakni Sira Mpu Banjar Griya Bangli dan Sira Mpu Munggu memimpin ritus sakralisasi tersebut. Ketika memasuki griya, suara angklung dan salonding membahana mengiringi persembahan yang dipimpin Sira Mpu Galuh Tunggak. Halaman dalam griya pun penuh sesak ketika semua yang hadir duduk dan melakukan persembahyangan bersama.

Rincian teknis perjalanan menuju perabuan di tegal suci, areal khusus untuk prosesi pembakaran jenazah, disampaikan oleh panitia melalui pelantang. Ketua Maha Semaya Warga Pande Bali, Pande Nyoman Wahyu Suteja dalam kesempatan itu juga mengapresiasi peran serta seluruh pihak yang sudah menyokong bersama upacara untuk Ida Sinuhun. Sebelum puncak acara, upacara dimulai dengan negtegang karya, Selasa (8/4/2025) dilanjutkan mabersih dan malelet (memandikan jenazah), dilanjutkan narpana saji bertepatan dengan Purnama Kadasa, Sabtu (12/4/2025). Ngening pada Minggu (13/4/2-25). Narpana saji dilakukan setiap hari sejak malelet sampai Senin (14/4/2025).  

***

Sekitar pukul 10.50, berbagai kelengkapan berupa uparengga mulai dibawa ke luar griya melalui sebuah tragtag melintasi tembok griya. Para gadis mengenakan lelunakan mengusung sarana upacara, disusul dua buah gayot ‘tandu’. Sira Mpu Galuh Taman Bali dan Sira Mpu Laplapan duduk di atas gayot itu sembari dipayungi sepasang tedung. Baleganjur mulai ditabuh bertalu-talu bersamaan dengan denting genta puluhan pemangku yang ikut mengiringi sebelum pemberangkatan dimulai sampai tiba di tegal suci.

Bandusa, yakni peti mati berbentuk mirip badan perahu lalu dinaikkan ke Padma. Gamelan gender di sisi Padma mulai mengalun. Dua sulinggih yakni Sira Mpu Batubulan dan Sira Mpu Galiran naik ke Padma, yang satu menyebar sekar ura, satu lagi memegang ubes-ubes berbentuk burung sang dewata. Lelancuban berupa kain putih kuning dan kain berajah, disertai tali berkulit putih menjulur dari Padma. Orang-orang pun memeganginya dari kanan dan kiri. Saya tergolong beruntung bisa ikut memegang kain ini. 

Ribuan orang membanjir mengantarkan Ida Sinuhun ke tegal suci, yang secara sekilas tampak ada di belakang griya. Walau demikian, iring-iringan uparengga berjalan dari depan griya menuju utara, lalu bertolak ke timur sampai di depan Pura Bale Agung Taman Bali lalu menuju selatan sampai perempatan Desa Taman Bali.

Di perempatan ini, lembu dan Padma diputar tiga kali berlawanan arah jarum jam. Setelahnya, iring-iringan dari ribuan pasang kaki itu menuju barat untuk sampai ke lahan suci itu. Para pengguna seragam merah menyala yang mengombak di jalanan, bersukacita, bersorak-sorai mengantar lembu dan Padma. Tak ada duka dalam iring-iringan mengantar seorang yang akan menyatu pada Yang Tak Terbayangkan itu. Warna merah yang tampil di berbagai penjuru laksana lambang api, membawa nyala kesejatian diri yang tak akan pernah padam.

Setibanya di tegal suci, pembawa guling panyugjug dan pembawa baleman berisi kepala kerbau menari-nari. Sederhana, tapi tulus. Berikutnya,tari baris poleng menyambut layon Ida Sinuhun. Seusai persembahan tedun layon, bandusa berisi layon diturunkan lalu berputar berlawan arah putaran jarum jam di lembu yang sudah diistirahatkan di bawah bale pabasmian. Para sulinggih memercikan berbagai air suci setelah layon ditempatkan dengan rapi di dalam perut lembu bersama sejumlah uparengga yang diperlukan.

Usai dengan tahap itu, masyarakat yang hadir di tegal suci mendekat pada lembu. Ada yang menggenggam dupa, sekuntum bunga, hingga kwangen. Semuanya berdoa dengan ucapannya masing-masing. Sarana yang sudah selesai dipakai lalu dikumpulkan bersama di bawah perut lembu. Ratusan dupa yang menyala itu mengepulkan asap wangi, disusul kobaran api yang lebih besar membuat lembu bersama layon di dalamnya menjadi arang dan abu. Api itulah wujud Brahma, jalan pembebasan badan. Abu-abu tulang lalu disusun kembali dalam wujud sekah tunggal.    

***

Sayup-sayup angin menemani doa para sulinggih yang kini memanjatkan doa mengiringi pelebon Ida Sinuhun kala sang surya condong ke barat. Para sulinggih yang juga lahir secara ideologis dari telapak tangan beliau, kini memberi doa dan penghormatan terakhirnya pada sang guru. Angin dan matahari pun membuat saya sadar: angin dan matahari yang sama juga pernah menjadi saksi dalam fragmen suara Ida Sinuhun nan sejuk, yang pernah memimpin doa bertimpal genta, di berbagai pura, rumah umat dan berbagai tempat lain dalam beraneka upacara yang pernah beliau tangani.

Lantunan doa beliau, saya yakin akan senantiasa terngiang di telinga setiap orang yang pernah mendengarnya. Doa yang juga melekat sebagai ingatan abadi dalam ruang yang pernah beliau singgahi. Sementara beliau sendiri sudah menyatu lagi dengan Sang Sangkan Paran. [T]

Taman Bali, Anggara Paing Sungsang (15/4/2025)

Penulis: Abdi Jaya Prawira
Editor: Adnyana Ole

Menebak Karakteristik dari Penampilan Fisik: Catatan dari Lontar Pawetuan Jadma
TRI KARANA SWARŪPA : Temuan Ida Wayan Oka Granoka untuk Menjawab Tantangan Zaman
YONINÉ GENTOSIN: Mengubah Kualitas Kelahiran Perspektif Ida Padanda Made Sidemen
Niksayang Peplajahan: Tujuan Ida Padanda Made Sidemen Menjadi Pendeta
Tags: Bangliin memoriamsulinggih
Previous Post

Nostalgia dan Modernitas “Kumpul Bocah”: Perjalanan Abadi dari Vina Panduwinata ke Maliq & D’Essentials

Next Post

Perupa Rama Pamerkan 7 Karya “Harmony” di ARTspace ARTOTEL Sanur

Abdi Jaya Prawira

Abdi Jaya Prawira

Pande Putu Abdi Jaya Prawira, tinggal di Tulikup, Gianyar. Alumnus Sastra Jawa Kuno Udayana.

Next Post
Perupa Rama Pamerkan 7 Karya “Harmony” di ARTspace ARTOTEL Sanur

Perupa Rama Pamerkan 7 Karya "Harmony" di ARTspace ARTOTEL Sanur

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co