10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Nostalgia dan Modernitas “Kumpul Bocah”: Perjalanan Abadi dari Vina Panduwinata ke Maliq & D’Essentials

Putu Gangga PradiptabyPutu Gangga Pradipta
April 16, 2025
inUlas Musik
Nostalgia dan Modernitas “Kumpul Bocah”: Perjalanan Abadi dari Vina Panduwinata ke Maliq & D’Essentials

video musik Kumpul Bocah - MALIQ & D’Essential (dok: Youtube MALIQ & D’Essential

DI tengah derasnya arus inovasi musik dan transformasi industri hiburan digital, ada karya-karya klasik yang mampu menembus batas waktu. Salah satunya adalah lagu “Kumpul Bocah”. Dikenal luas karena kesan hangatnya, lagu ini awalnya dinyanyikan dengan penuh kehangatan oleh Vina Panduwinata di era 1980-an. Kini, dengan aransemen modern oleh Maliq & D’Essentials, “Kumpul Bocah” kembali mencuri perhatian, terutama setelah menjadi salah satu soundtrack andalan dalam film animasi Jumbo.

Asal-Usul dan Identitas “Kumpul Bocah”

Vina Panduwinata: Ikon Musik Legendaris

Lahir di tengah gejolak musik pop Indonesia, Vina Panduwinata telah lama dikenal sebagai sosok diva yang identik dengan karya-karya yang mengusung semangat positif. “Kumpul Bocah” merupakan salah satu lagu yang melekat di ingatan publik karena iramanya yang ceria dan lirik yang mengandung pesan tentang kebersamaan masa kecil. Di masa itu, lagu ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga sebuah simbol kenangan akan momen sederhana yang penuh dengan tawa, canda, dan persahabatan antar anak-anak.

Lagu ini disusun dengan sederhana namun memiliki daya tarik universal yang mampu menghubungkan berbagai lapisan masyarakat. Pesannya yang ringan namun mendalam menyampaikan nilai keakraban dan semangat gotong royong—nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam budaya Indonesia. Pada masa kemunculannya, “Kumpul Bocah” merupakan representasi dari optimisme, di mana keceriaan masa kecil diangkat sebagai sumber kekuatan dan inspirasi hidup.

Transformasi dalam Era Digital

Memasuki era digital, industri musik Indonesia kian melejit dengan inovasi dan adaptasi terhadap tren global. Salah satu wujud pembaruan ini tampak ketika Maliq & D’Essentials memutuskan untuk mengaransemen ulang “Kumpul Bocah”. Di balik ide tersebut terkandung hasrat untuk tidak hanya melestarikan karya klasik, namun juga mengemasnya dalam format yang lebih relevan dengan selera pendengar modern.

Remake kali ini mempertahankan esensi lirik dan melodi aslinya, namun diberikan sentuhan aransemen kontemporer. Penggunaan instrumen modern seperti bass elektrik, gitar dengan efek ruang, dan sentuhan drum serta keyboard yang lebih kompleks berhasil memberikan warna baru. Inovasi inilah yang membuat lagu tampak segar dan tetap harmonis, sekaligus menjembatani jarak antara pendengar generasi lama dan muda.

Makna Lirik dan Pesan Moral dalam “Kumpul Bocah”

Simbolisme Kesederhanaan

Lirik “Kumpul Bocah” secara eksplisit menggambarkan situasi anak-anak yang berkumpul, bermain, dan merajut kenangan. Meskipun sederhana, susunan kata-katanya sarat dengan nilai moral. Lagu ini mengajak pendengarnya untuk kembali mengenang masa kecil—sebuah masa yang dipenuhi dengan keceriaan, keikhlasan, dan semangat kebersamaan. Dalam konteks sosial budaya Indonesia, pesan tersebut relevan sebagai representasi nilai gotong royong dan kehangatan hubungan antar sesama.

Dari sudut pandang estetika, bahasa yang digunakan dalam lagu ini mudah dicerna dan membuat pendengar merasa akrab. Masing-masing baitnya berhasil mengundang nostalgia sekaligus menyiratkan pesan bahwa kebahagiaan sebenarnya ada pada momen-momen sederhana. Hal ini menjadi relevan di tengah kehidupan modern yang kerap kali terlalu kompleks dan penuh tekanan.

Relevansi Nilai Kebersamaan

Nilai kebersamaan yang diusung “Kumpul Bocah” mengajarkan bahwa dalam setiap pertemuan atau kumpulan, terjalin suatu ikatan emosional yang tidak lekang oleh waktu. Dalam remake kali ini, nilai tersebut pun ditekankan kembali sehingga generasi muda sekalipun dapat merasakan kehangatan dan keaslian pesan tersebut.

Pesan kebersamaan yang kuat juga menunjukkan bagaimana musik dapat menjadi medium sosial untuk mengingatkan kembali identitas budaya dan kekuatan hubungan interpersonal. Dengan menggabungkan lirik yang sederhana namun penuh makna, lagu ini menegaskan bahwa semangat kolektif merupakan fondasi yang penting bagi perkembangan karakter dan identitas bangsa.

Aransemen Musik: Dari Era Klasik ke Modernitas Eksperimental

Versi Asli yang Menggugah

Pada versi aslinya, “Kumpul Bocah” mengusung aransemen musik khas tahun 1980-an. Karakteristik musik tersebut adalah penggunaan instrumen elektronik yang sederhana namun efektif dalam menciptakan suasana hangat dan mengundang nostalgia. Vina Panduwinata dengan vokalnya yang khas turut menyuntikkan emosi dalam setiap lirik, sehingga lagu ini berhasil membawa pendengarnya ke dalam dunia kenangan masa kecil yang penuh warna.

Sentuhan Modern Maliq & D’Essentials

Maliq & D’Essentials, band yang dikenal dengan inovasi serta kualitas musikalitasnya, memberikan revitalisasi pada “Kumpul Bocah” melalui aransemen ulang yang modern. Mereka tidak sekadar mengadopsi teknologi produksi terkini, melainkan juga berhasil mengintegrasikan elemen-elemen musik jazz, soul, dan funk ke dalam komposisi.

Hasilnya, lagu yang awalnya identik dengan kesederhanaan kini tampil dengan kekayaan tekstur musikal yang lebih mendalam. Teknik mixing dan mastering yang modern memungkinkan setiap lapisan instrumen terdengar dengan jelas, memberikan pengalaman mendengarkan yang lebih immersive. Inovasi ini tidak hanya membuat lagu terasa segar, tetapi juga membawa “Kumpul Bocah” ke ranah musik kontemporer—sebuah bukti bahwa karya klasik dapat terus beradaptasi di tengah dinamika zaman.

Sinergi Musik dan Film: “Kumpul Bocah” dalam Film Jumbo

Kekuatan Narasi Visual dan Audio

Film Jumbo, sebuah karya animasi yang mengusung kisah petualangan dan pertumbuhan, memilih “Kumpul Bocah” sebagai salah satu soundtrack utamanya. Pemilihan ini bukan tanpa alasan; lagu tersebut memiliki kemampuan untuk menyampaikan emosi yang mendalam, menghubungkan narasi visual dengan kenangan emosional penonton.

Dalam beberapa adegan penting, irama dan lirik lagu ini digunakan untuk memperkuat pesan tentang keberanian, persahabatan, dan keajaiban masa kecil. Sinergi antara musik dan visual berhasil menciptakan atmosfer yang resonan, memungkinkan penonton untuk tidak hanya menikmati cerita secara visual, tetapi juga merasakan kehangatan emosi yang terpancar melalui alunan lagu.

Dampak di Era Digital dan Media Sosial

Penggunaan “Kumpul Bocah” sebagai OST dalam film Jumbo memicu lonjakan popularitas di media sosial. Berbagai platform digital seperti YouTube, Instagram, dan Twitter ramai dipenuhi oleh reaksi positif, di mana netizen berbagi kenangan masa kecil mereka melalui postingan yang mengaitkan lagu tersebut dengan pengalaman pribadi.

Kampanye digital yang melibatkan teaser, behind the scenes pembuatan lagu, dan kolaborasi dengan influencer turut mendongkrak antusiasme, sehingga remake ini tidak hanya sukses secara musikal, tetapi juga menjadi fenomena budaya yang menghubungkan berbagai generasi.

Implikasi Sosial dan Ekonomi dari Remake Lagu “Kumpul Bocah”

Penguatan Warisan Budaya

Keberhasilan remake “Kumpul Bocah” adalah bukti bahwa warisan budaya musik Indonesia dapat terus hidup meskipun zaman telah berubah. Pembaruan ini mengajarkan bahwa karya seni yang memiliki nilai intrinsik akan selalu memiliki tempat di hati masyarakat. Dengan membumikan kembali lagu klasik ke dalam format modern, generasi muda pun dapat belajar dan mengapresiasi sejarah musikal bangsa.

Potensi Ekonomi dalam Industri Musik dan Film

Remake lagu ini juga membuka peluang ekonomi yang signifikan. Keterlibatan lagu dalam film Jumbo menciptakan sinergi antara industri musik dan perfilman, yang saling menguntungkan dalam segi branding, pemasaran, dan distribusi. Dalam era digital, sukses sebuah lagu sering kali diukur melalui penayangan online, streaming, dan interaksi di media sosial.

Keberhasilan “Kumpul Bocah” membuktikan bahwa proyek-proyek kolaboratif yang menggabungkan elemen tradisional dengan inovasi modern tidak hanya memiliki nilai sentimental, tetapi juga dapat menciptakan pendapatan ekonomi yang substansial. Hal ini sekaligus menjadi inspirasi bagi musisi dan pembuat film untuk lebih kreatif dalam menciptakan karya yang relevan dan bernilai tinggi.

Refleksi dan Harapan Ke Depan

Merajut Masa Lalu dan Masa Depan

Transformasi “Kumpul Bocah” dari versi Vina Panduwinata ke versi Maliq & D’Essentials adalah contoh nyata bahwa musik tak lekang oleh waktu. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu membuka diri terhadap inovasi, tanpa harus melupakan akar budaya yang telah membentuk identitas bangsa.

Karya semacam ini diharapkan dapat terus menginspirasi seniman muda dan membuka jalan bagi lebih banyak kolaborasi kreatif antara generasi. Di masa depan, keberhasilan remix seperti ini dapat menjadi pionir dalam memperkenalkan kembali lagu-lagu klasik kepada khalayak global, sekaligus memperkaya perbendaharaan musik Indonesia.

Mendorong Sinergi Lintas Generasi

Lebih dari sekadar pembaruan musik, fenomena “Kumpul Bocah” juga menggarisbawahi pentingnya sinergi lintas generasi. Di satu sisi, nostalgia masa lalu tetap hidup melalui karya-karya yang pernah menghangatkan hari kita. Di sisi lain, inovasi modern membawa warna baru yang relevan dengan dinamika kehidupan saat ini. Dengan demikian, lagu ini tak hanya menjadi jembatan emosional antar generasi, tetapi juga sebagai inspirasi untuk terus berkreasi tanpa batas.

“Kumpul Bocah” bukan sekadar lagu yang dinyanyikan ulang—ia adalah perjalanan emosional yang mengajak pendengar untuk kembali mengenang momen-momen penuh kehangatan masa kecil. Dari penampilan ikonik Vina Panduwinata yang menyematkan keakraban dalam setiap bait, hingga penafsiran modern oleh Maliq & D’Essentials yang menghadirkan suara baru, lagu ini telah menorehkan sejarah di kancah musik Indonesia.

Dengan ditemukannya kembali melalui film Jumbo, lagu ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai simbol keabadian seni, yang mampu menyatukan nilai-nilai tradisional dan inovasi modern. Keberhasilan kolaborasi lintas disiplin ini tidak hanya berdampak pada ranah musik dan film, tetapi juga menggambarkan bagaimana warisan budaya dapat terus berevolusi, beradaptasi, dan menginspirasi.

Harapannya, transformasi “Kumpul Bocah” menjadi cermin bagi industri kreatif Indonesia untuk terus mengeksplorasi potensi diri. Lewat sinergi antara musik, film, dan teknologi digital, karya-karya klasik dapat kembali bersinar, memikat hati penikmat seni di seluruh generasi, dan menambah kekayaan budaya bangsa. [T]

Penulis: Putu Gangga Pradipta
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Dari Puisi ke Melodi: Jejak Puitis Chairil Anwar dalam Musik Banda Neira
Tulus dan Pesona Lirik Puitis: Menelusuri Jiwa Remaja dalam “Tujuh Belas”
Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik Lagu “Guru Oemar Bakrie” Karya Iwan Fals
Tags: musik pop indonesia
Previous Post

Memuja Tuhan dan Logika Untung dan Rugi

Next Post

Sang Suci Pulang ke Brahma: Mengiringi Pelebon Ida Sinuhun Pande Taman Bali

Putu Gangga Pradipta

Putu Gangga Pradipta

Lahir di Surabaya, kini sedang menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Singaraja.

Next Post
Sang Suci Pulang ke Brahma: Mengiringi Pelebon Ida Sinuhun Pande Taman Bali

Sang Suci Pulang ke Brahma: Mengiringi Pelebon Ida Sinuhun Pande Taman Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co