30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dari Bincang Buku di SMAN 2 Kuta: Kecintaan Merawat Literasi

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
March 14, 2025
inKhas
Dari Bincang Buku di SMAN 2 Kuta: Kecintaan Merawat Literasi

Penulis, Nyoman Tingkat, saat membincangkan buku karya siswa SMAN 2 Kuta

SEBELAS Maret 2025, bersamaan dengan 59 tahun fakta sejarah yang sampai hari ini masih menjadi bahan perdebatan seputar Supersemar yang naskah aslinya belum ditemukan, SMA Negeri 2 Kuta menyelenggarakan acara bertajuk, “Bincang Buku Smanduta Menulis Buku”. Acara dibuka Plt. Kepala Sekolah, I Nyoman Tingkat di aula sekolah berlangsung meriah khas gaya Gen Z. Pada sambutan pembukaan ia mengingatkan seluruh peserta yang hadir akan pentingnya buku sebagai lambang kemajuan peradaban sebuah bangsa.

Oleh karena itu, sejumlah negara maju kembali beralih ke buku konvensional, setelah beberapa tahun belajar secara daring dengan flatform digital. Fakta itu menunjukkan adanya kesadaran kembali ke buku konvesional yang mensyaratkan ketangguhan daya juang bagi pembaca buku cetak, ketimbang membaca buku digital yang sering disebut pembaca scrool. Lewat begitu saja di layar HP, malas kembali mengulang bin melelahkan mata.

Sebab itulah, sebagai penyeimbang layak juga sekolah dengan Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) mempertimbangkan penerbitan karya siswa dan guru secara kontinu dan konsisten. Bagaimana pun, buku adalah simbol peradaban sekaligus simbol historis sebuah sekolah. Melalui buku, lembaran sejarah  perjalanan sekolah diabadikan.

“Ke laut memasang jaring, dapat ikan beli duku, walau belajar secara daring, jangan lupa baca buku,”  demikian Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan ini  berpantun mengajak hadirin untuk menyeimbangkan antara buku digital dan buku konvensional.

Begitulah, SMA Negeri 2 Kuta memberikan karpet merah bagi siswa menerbitkan buku untuk kedua kalinya. Sebagai bentuk apresiasi, karya mereka diperbincangkan. Acara bincang buku ini dipandu oleh Ayu Sri Utami jurnalis Alis Mata (Anak Jurnalis Smanduta) berlangsung seru berkat kepiawaian  pemandu menggali persoalan dan mengontekstualkan dengan literasi bangsa hari-hari ini.

Tanpa sengaja, setelah Bincang Buku ini, saya menemukan cuplikan podcast penguat dari Gita Wirjawan, mantan Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal dan Menteri Perdagangan  era SBY “Kekuatan komunikasi bangsa ada pada kekuatan storytelling dan intelektual”, kata Gita Wirjawan yang melanglang buana menjadi dosen ke berbagai negara. Melalui kekuatan bercerita, inspirasi muncul menggoda imajinasi.

Dari imajinasi, mimpi diwujudkan jadi kenyataan. “Seorang guru  pencerita lebih berhasil mendekatkan siswa menjadi fisikawan, daripada seorang fisikawan yang tuna cerita walaupun ia ahlinya,” kata Gita Wirjawan mantap yang mengaku lebih banyak membaca nonfiksi tetapi merangsang imajinasi. Batas fiksi dan nonfiksi memang tipis, setipis pemahaman saya di antara keduanya.

Saya yang didaulat sebagai pembincang dalam acara “Bincang Buku, SMANDUTA Menulis Buku” tidak menyangka respon peserta sangat antusias. Keantusiasannya tampak sejak awal acara hingga pertanyaan yang meledak membludak dari berbagai sekolah, tanda haus panggung. Potensi mereka pantas dipanggungkan, sesuai dengan semngat Merdeka Belajar. Setiap tempat adalah sekolah, setiap orang adalah guru, setiap kesempatan adalah waktu belajar.

Pendeknya, alam semesta beserta isinya adalah guru kita semua. Anies Baswedan bilang, “Semua guru semua murid”. Itulah pula pemantiknya yang saya sampaikan kepada para guru yang mendampingi siswanya dalam acara Bincang Buku di Smanduta. “Jangan malu berguru pada murid”, ajak saya kepada sesama kolega yang datang dari berbagai sekolah di Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan.

Sebelum acara bincang buku dimulai, saya putar lagu Obie Mesakh, “ Kisah Kasih di Sekolah” yang dibawakan Chrisye dengan latar pemainan basket anak SMA yang mampu membawa suasana hati benar-benar SMA. “Kapan lagi SMA,” kata saya memantik ingatan guru dan siswa berbaur akur belajar menyimak dus menyiapkan pertanyaan.

Buku yang dibincang adalah hasil karya siswa SMA Negeri 2 Kuta berjudul, “Dalam Lantunan Gamelan, Aku Ingin  Mencintaimu dengan Perlahan” (Album Cerpen Siswa SMAN 2 Kuta). Album ini terdiri atas 21 cerpen ditulis oleh 17 siswa.

Ada dua siswa menyumbang dua cerpen yang menjadi inspirasi judul buku dengan catatan kecil penyunting berjudul, “Album Cerita Kaya Makna”  oleh Raudal Tanjung Banua sekaligus penerbit. Raudal adalah cerpenis, esais, sekaligus penyair dari Padang menetap di Yogyakarta tetapi kepenyairannya dibesarkan di Bali oleh Umbu Landu Paranggi, Presiden Penyair Malioboro.

Dalam Catatan Penyunting, Raudal menyebutkan, album Cerpen Siswa SMAN 2 Kuta kaya makna dari tema berat nan kompleks hingga ringan dan santai. Itu juga menunjukkan bahwa cerpenis muda dalam album ini punya peluang menjadi cerpenis nasional asalkan mereka tangguh menghadapi tantangan ke depan. Kita tahu Gen Z dijuluki generasi strowbery, lembek bin  mudah menyerah cenderung menjadi generasi scrool yang susah kembali berpaling memeriksa detail cerita.

Tanpa bermaksud mengekor, saya juga menilai di antara 21 Cerpen dalam album ini, karya I Made Krisna Ananta Wirya dalam judul, “Jutaan Warna dalam Satu Ruang” layak menjadi Cerpen Pilihan bila mengacu tradisi Kompas. Cerpen Krisna menampilkan keunggulan baik secara tematik maupun dari segi aktualitas dalam konteks Pendidikan yang ramai dengan isu bullying.

Secara tematik, Krisna menggambarkan indahnya perbedaan di sekolah. Membaca cerpen Krisna saya jadi ingat Bung Karno dan Ki Hadjar Dewantara. Bung Karno bilang,  “Taman yang indah adalah taman yang terdiri atas beraneka ragam puspa, demikikian pula dengan Indonesia dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika”.

Selanjutnya, Ki Hadjar Dewantara yang mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta, jelas menggambarkan sekolah tak ubahnya Taman Indonesia Raya. Di sekolah siswa beraneka ragam karakter berguru tak ubahnya benih tanaman di taman yang semuanya berpeluang menghasilkan bunga yang harum dengan buah ranum untuk kembali dipersembahkan kepada ibu pertiwi yang menanti kehadirannya.

Begitulah, Cerpen Krisna dapat dimaknai. Selain menunjukkan semangat kebangsaan dengan alas perbedaan, ia juga menyisipkan isu perundungan, nilai humanis, semangat berteater, dan cinta dalam cerpennya. Ibarat lukisan, ia berhasil mengisi bidang kanvas dengan penuh tanpa sisa. Krisna memang layak dapat bintang. Siapa tahu ada kritikus yang mengangkatnya, Krisna bisa terbang tanpa sayap. Hebat !

Walaupun dominan cerpen dalam album ini berkisah tentang cinta hingga saya memutar lagu “Kisah Kasih di Sekolah” dari Obie Mesakh mengawali perbincangan. Perbincangan makin seru ketika guru dan siswa adu pertanyaan. Bu Dini, misalnya guru SMAN 1 Kuta adu tangkas dengan siswanya mengajukan pertanyaan. “Bagaimana mengembangkan karakter tokoh protagonis dan antagonis agar kisahnya menjadi seru ? Lalu, seberapa penting unsur instrinsik membangun cerpen?”.

Sebagai orang yang lebih banyak menulis kritik sastra dan resensi, saya menjawab secara normatif untuk pertanyaan kedua. Sebagaimana diketahui umum, unsur pembangun cerita (pendek) adalah unsur intrinsic dan ekstrinsik ibarat jiwa dan raga manusia. Keduanya saling mengada dan saling melengkapi.

Namun, sering orang salah terka, penilaian di permukaan ibarat kemasan yang menarik dari tampilan raga tidak dengan sendirinya mencerminkan isi. Itulah yang dialami tokoh Lia yang diejek dan dibully temannya sebagai orang minoritas di sebuah SMA di Kota Surabaya, yang membuatnya nyaris fobia ke sekolah, bila tidak diselamatkan oleh Pak Ridwan, guru teater bertangan dingin membawa kesejukan.

Untuk pertanyaan kedua, saya minta Krisna sang cerpenis yang berhasil memainkan tokoh Lia sebagai protagonis untuk menjelaskan. Sebagai guru, saya memanggungkan Krisna dihadapan guru yang berguru pada murid. Tampak Krisna tampil dengan tenang percaya diri menjawab. Jawaban Krisna ternyata tidak jauh dari bayangan saya. Cara menampilkan tokoh  dengan seru, yaitu berlatih, berlatih, dan berlatih menulis karakter dengan semangat pantang mudah menyerah. Ibarat nelayan, sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang. Begitulah penulis pada umumnya, memiliki ketangguhan mental bak pahlawan yang rawe-rawe rantas malang-malng putung.

Terhadap jawaban itu, Bu Dini tidak mengkonter kembali. Saya tidak tahu, apakah ibu guru ini puas atau tidak puas terhadap jawaban dua lelaki, tua dan muda sepanggung berkoalisi nenyusun narasi. Sebagai bentuk apresiasi dalam model pembelajaran sastra, kolaborasi seperti ini layak diujicobakan di SMA lebih-lebih bila cerpen yang dibuat siswa dijadikan bahan pembelajaran. Siswa yang cerpennya dibahas merasa dihargai, guru pun tidak merasa dilampau asalkan guru rendah hati mengakui keunggulan karya siswa. Berguru pada siswa.

Sementara itu, seorang siswa dari SMAN 1 Kuta mohon penjelasan bagaimana mendekatkan diri dengan literasi (fiksi, nonfiksi) di tengah dunia informasi yang berlari kencang tak terkejar? Saya pikir diperlukan kesadaran diri dan disiplin positif secara internal dengan dukungan keluarga secara optimal, sehingga fungsi sekolah menguatkan, memupuk, dan memberikan dukungan. Namun, saya sadari tidak mudah bagi guru yang mengampu banyak kelas dengan siswa beragam karakteristiknya. Apalagi, guru yang kemampuannya mengapresiasi dengan bacaan terbatas di tengah banjirnya informasi. Lebih-lebih, guru tamatan Pandemi Covid-19 yang waktu tatap mukanya terbatas dan keburu tamat. Namun, guru Bahasa Indonesia dapat menemukan talenta mereka melalui ektrakurikuler (Jurnalistik, Teater) misalnya. Lagi-lagi, saya temukan tidak banyak yang menekuni apalagi menyuntuki, menggeluti dan menggumuli.

Apa pun itu, sekolah tidak mencetak cerpenis,novelis, esais, penyair. Kompetensi itu lebih banyak diperoleh dalam pergaulan kreatif dengan mereka yang sefrekuensi. Ibarat penabuh gamelan, ia membentuk formasi dengan sendirinya mula-mula di komunitas banjar atau sanggar, ketika ada parade, mereka bergesekan dan bersentuhan antarbanjar atau antarsanggar lintas kabupaten, provinsi, bahkan lintas negara. Persis judul album cerpen yang diperbincangkan, “Dalam Alunan Gamelan, Aku Ingin Mencntaimu dengan Perlahan”.

Acara bincang buku diakhiri dengan memberikan penghargaan kepada para cerpenis muda Smanduta. Dilanjutkan dengan memberikan hadiah buku kepada para penanya dan peserta undangan dari seluruh perwakilan SMA se-Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan. Tidak lupa berfotoria sebagai bukti kegiatan telah terlaksana : Merawat Kecintaan Literasi. [T]

Penulis: I Nyoman Tingkat
Editor: Jaswanto

  • BACA JUGA:
Tentang Cinta dan Lain-lain pada Album Cerpen Siswa SMAN 2 Kuta
Mencatatkan Laut dalam Puisi — Ulasan Buku Puisi SMKN 1 Klungkung
Mengurai Senja dari Timur – Ulasan Buku Puisi karya SMKN 1 Manggis
Tags: buku cerpenLiterasiSMAN 2 Kuta
Previous Post

Catatan dari “Gerak Bersuara”, Sebuah Perayaan Keberlangsungan Berkarya

Next Post

Dewata Kusayang, Dewataku Malang: Bali yang Digempur Kapitalisme

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
Dewata Kusayang, Dewataku Malang: Bali yang Digempur Kapitalisme

Dewata Kusayang, Dewataku Malang: Bali yang Digempur Kapitalisme

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co