18 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dari Yogya ke Pasar Intaran, Bertemu Kejutan Bernama Bulan Bahasa Bali

KhumairohbyKhumairoh
March 7, 2025
inKhas
Dari Yogya ke Pasar Intaran, Bertemu Kejutan Bernama Bulan Bahasa Bali

Sebuah lomba berbahasa Bali di Pasar Intaran | Foto: Dok. Pasar Intaran

SUDAH lebih dari sebulan sejak saya pertama kali pindah ke Bali dari Yogyakarta. Bagi pendatang baru seperti saya, banyak hal yang bisa dijumpai atau dicoba untuk pertama kalinya. Bali ternyata menyimpan banyak kejutan, salah satunya adalah perayaan Bulan Bahasa Bali yang berlangsung selama Februari.

Saya tidak menyangka bahwa ada satu bulan penuh yang didedikasikan untuk merayakan dan merawat bahasa serta aksara Bali.

Kebetulan, di Bali Utara, tempat saya tinggal sekarang, ada sebuah pasar yang menjadi bagian dari perayaan ini—Pasar Intaran. Sebuah pasar alternatif yang mengingatkan saya pada Pasar Wiguna atau Pasar Mustokoweni di Yogyakarta, tempat ekosistem pasar eco-market dwimingguan tumbuh dengan komunitasnya masing-masing. Awalnya saya mengira pasar seperti ini bersifat segmented, hanya untuk kalangan tertentu. Tapi, pasar seperti ini bisa menghadirkan ruang baru—ruang ketiga di desa—yang lebih inklusif dan cair.

Suasana Pasar Intaran di Bengkala, Buleleng, Bali | Foto: Dok. Pasar Intaran

Selama hampir setahun, pelataran Rumah Intaran di Desa Bengkala, Kubutambahan, Buleleng, ini disulap menjadi pasar mingguan yang lebih hidup. Anak-anak muda dan pelaku usaha kuliner lokal serta crafting menjadikannya lebih dari sekadar tempat jual beli. Ada pop up kedai kopi, jaja Bali, dan makanan tradisional lainnya. Tapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan ruang ketiga yang inklusif?

Pasar sebagai ruang ketiga

Sosiolog Ray Oldenburg menyebutkan konsep third place atau ruang ketiga sebagai tempat yang bukan rumah (ruang pertama) dan bukan tempat kerja (ruang kedua). Ruang ketiga ini menjadi tempat bagi masyarakat untuk berinteraksi, berdiskusi, dan berbagi gagasan. Pasar Intaran tampaknya memenuhi kriteria ini—sebuah tempat yang tak sekadar transaksi, tapi juga menjadi titik temu bagi beragam individu, dari mahasiswa, keluarga, hingga wisatawan asing.

Menariknya, selama perayaan Bulan Bahasa Bali pada Februari 2025, pasar ini menjadi lebih dari sekadar tempat bertemunya pedagang dan pembeli. Pasar ini dihidupkan dengan berbagai lomba dan diskusi yang membahas bahasa Bali.

“Sekalian rekreasi dan cari sarapan di sini,” kata seorang ibu paruh baya dari kota Singaraja yang mengantar cucunya ikut wimbakrama gending Bali.

Lain halnya dengan Putu Bimantara, alumni bagus Buleleng 2023 yang menyempatkan diri menyambangi Pasar Intaran bersama teman-temannya di komunitas jegeg-bagus Buleleng pertengahan Februari silam. Baginya, Pasar Intaran jadi ruang terbuka hijau alternatif bagi orang-orang yang mencari hawa lebih sejuk.

“Mampir ke sini kayak main ke rumah nenek yang udaranya masih sejuk karena banyak pohon intaran yang menaungi pasar,” ucap Putu Bimantara.

Anak-anak di sela lomba nyurat aksara Bali di Pasar Intaran | Foto: Dok. Pasar Intaran

Obrolan pendek tersebut membuat saya berpikir tentang mengapa ruang ketiga yang informal bisa menjadi alternatif untuk mencari hiburan, mengekspresikan seni, sekaligus ilmu meskipun lokasinya ada di desa, cukup jauh dari pusat kota.

Desa kerap kali dianggap hanya sebagai tempat produksi bahan mentah—entah itu hasil pertanian atau kerajinan. Nilai tambah dari produk-produk ini lebih banyak dinikmati di kota. Pasar seperti ini menjadi jembatan yang memungkinkan produk desa mendapat apresiasi dan nilai ekonomi lebih tinggi. Dengan begitu, pasar bisa jadi ruang yang ramah bagi siapa saja yang datang untuk berinteraksi sosial sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.

Merayakan Bahasa Bali lewat komedi, belajar nyurat aksara Bali di lontar, dan hadirnya keyboard yang menyesuaikan zaman

Oh iya, karena bebarengan dengan acara Bulan Bahasa Bali, sayang sekali jika melewatkan perayaannya begitu saja. Tema peringatan tahun ini adalah Jagat Kerthi-Jagra Hita Samasta, yang secara sederhana bisa diartikan sebagai upaya menjaga kesucian alam semesta demi kesejahteraan bersama.

Selama tiga minggu berturut-turut, berbagai agenda bertemakan bahasa Bali dihelat. Diskusi pertama membahas tantangan penggunaan bahasa Bali yang semakin jarang diucapkan oleh generasi muda. Minggu berikutnya, ada wimbakara atau lomba gending Bali yang diikuti anak-anak SD. Minggu terakhir, suasana pasar makin ramai dengan lomba baligrafi yang berbarengan dengan lomba stand-up comedy berbahasa Bali.

Stand-up comedy ini yang paling menarik perhatian saya. Para komika dengan lihai mengolah humor dan kritik dalam bahasa Bali, yang memiliki tingkatan tutur dari yang halus hingga kasar. Materi komedi mereka gak hanya lucu, tetapi juga menyentil realitas bahwa semakin sedikit anak muda yang fasih berbahasa Bali halus dengan para tetua dalam keseharian.

Menurut Satria, salah satu juri wimbakara Stand-Up Comedy Bahasa Bali, membumikan bahasa Bali melalui komedi adalah salah satu ide segar yang bisa diadopsi pada masa modern kini. “Lomba ini sangat mencerminkan karakter masyarakat Bali dalam berkomedi. Materi dan premis keresahannya pun dekat dengan masyarakat Bali dan bisa dikemas serta disampaikan dengan cara yang lebih asik,” terangnya.

Sebuah lomba berbahasa Bali di Pasar Intaran | Foto: Dok. Pasar Intaran

Perayaan ini juga menghadirkan pengalaman belajar yang beda. Di sudut pasar, saya melihat dua anak SD yang serius menulis di atas lontar menggunakan pisau kecil. Sebelum datang dan melihat langsung, menulis di atas lontar itu seperti realitas yang jauh 2-3 abad sebelum Indonesia merdeka atau berisi hal-hal keramat. Namun, pada nyatanya menulis di atas lontar bagi masyarakat Bali adalah sebuah kelaziman sebagai cara mengarsipkan banyak hal.

Oleh karena itu, ada pepatah lama yang diyakini oleh masyarakat Bali jika lontar kawikanan atau  lontar bisa membuat kita pintar karena barangkali di dalamnya banyak terdapat sumber ilmu pengetahuan.

Ternyata, saat menyaksikannya secara langsung, menulis di lontar ini terlihat seperti seni mengukir, bukan sekadar mencatat saja, ya? Ada ketekunan dan kesabaran yang harus di asah saat menulis di atas lontar. Keterampilan inilah yang kemudian terlihat “mahal dan mewah” bagi orang-orang yang terlanjur terbiasa mencatat di atas kertas. Bagi yang terbiasa menulis di atas lontar, gaya aksara akan memiliki ciri khas dan mudah ditengarai.

Sebenarnya, tak hanya itu saja yang menarik tentang perayaan Bahasa Bali di pasar Intaran. Saya menjumpai keyboard khusus untuk menulis aksara Bali, ada aksara anacaraka dan angka. Keyboard jadi sebuah ide mahal yang menyesuaikan warisan budaya dengan zaman digital. Selain itu, ada juga aplikasi penerjemah aksara Bali bernama ToLatin, yang membantu anak-anak muda lebih mudah belajar aksara nenek moyang mereka.

Bukan Pasar Biasa

Dengan tagline “Bukan Pasar Biasa,” berbagai acara dan sesi berbagi diadakan untuk menjadikan pasar ini lebih dari sekadar tempat belanja. Kini, dengan penyelenggaraan rutin empat kali dalam sebulan, Pasar Intaran telah menjadi opsi menarik bagi banyak orang untuk menghabiskan akhir pekan. Awalnya memang anak muda yang menjadi target utama, tapi lama-kelamaan, keluarga, mahasiswa, bahkan wisatawan pun turut menikmati atmosfernya.

Suasana santai di sela lomba standup comedy berbahasa Bali di Pasar Intaran | Foto: Dok. Pasar Intaran

Beberapa aktivasi yang dilakukan untuk menambah nilai bagi pengunjung antara lain workshop, talkshow, dan zumba. Pasar ini membuktikan bahwa ruang publik bisa disiasati untuk tetap hidup di tengah gempuran komersialisasi dan homogenisasi ruang kota.

Sebagai seseorang yang baru menetap di Bali, pengalaman ini menjadi pengantar bagi saya untuk memahami bahwa bahasa, budaya, dan pasar bisa saling bertautan dalam ekosistem yang dinamis. Pasar Intaran bukan sekadar tempat jual beli, tetapi ruang sosial yang menyatukan manusia dengan identitas, komunitas, dan tentu saja, perasaan senang tiap Minggu tiba. [T]

Penulis: Khumairoh
Editor: Adnyana Ole

  • Liputan ini terselenggara atas kerjasama Pasar Intaran dan tatkala.co
  • BACA JUGA:
Di Pasar Intaran, Anak-anak Riang Menyanyi dalam Wimbakara Karaoke Gending Bali, Bulan Bahasa Bali
Menyusuri Rasa dan Tradisi: Sate Keladi di Pasar Intaran
Pasar Intaran, Pasar Minggu, Pasar Ekonomi Kreatif di Bali Utara
Tags: Bahasa BaliBulan Bahasa BaliPasar IntaranRumah Intaran
Previous Post

Ketika ASN Dinas Pertanian Buleleng Balap Traktor: Bak Petani, Mereka Berkeringat dan Berlumpur

Next Post

Legong dan Tabuh Palegongan Gaya Peliatan Sebagai Warisan Adiluhung dalam Gema Kreasi ST Kumara Çanti Gotraja 2025

Khumairoh

Khumairoh

Khumairoh atau biasa dipanggil Ira adalah penulis lepas. Senang melakukan "susur hore" di gang, pasar dan memiliki ketertarikan pada isu pangan, desa, serta sejarah lingkungan. Dapat dihubungi melalui akun sosial media Instagram @khumairohaira atau bisa mampir ke rumah virtual medium.com/khumairohaira

Next Post
Legong dan Tabuh Palegongan Gaya Peliatan Sebagai Warisan Adiluhung dalam Gema Kreasi ST Kumara Çanti Gotraja 2025

Legong dan Tabuh Palegongan Gaya Peliatan Sebagai Warisan Adiluhung dalam Gema Kreasi ST Kumara Çanti Gotraja 2025

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tali Pusat, Gudangnya Misteri Sekala dan Niskala — Mulai dari Penangkal Ilmu Gaib dan Sumber Sel Punca Secara Medis

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 18, 2025
0
Tali Pusat, Gudangnya Misteri Sekala dan Niskala — Mulai dari Penangkal Ilmu Gaib dan Sumber Sel Punca Secara Medis

Oleh: dr. Putu Sukedana, S.Ked., AIFO-K., FISQua; Dr. I Putu Mardika, S.Pd., M.Si WAJAH saya serius saat saya mendengarkan materi...

Read more

Diet, Hal Sederhana yang Dibuat Ribet

by Gede Eka Subiarta
June 18, 2025
0
Selamat Galungan, Selamat Makan Lawar! — Ingat Atur Gaya Makan Agar Tetap Sehat

HIDUP sehat itu bisa dijalankan dengan pola makan yang bagus dan teratur, baik itu porsi makan, jam makan, dan jenis...

Read more

Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

by Emi Suy
June 18, 2025
0
Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

Di dunia yang riuh oleh teriakan, ambisi besar, dan citra-citra agung, kita sering kali lupa bahwa sesuatu yang kecil bisa...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan 

Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan

June 16, 2025
Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

June 15, 2025
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Wine Knowledge: Sentuhan Global dalam Pendidikan Vokasi
Khas

Wine Knowledge: Sentuhan Global dalam Pendidikan Vokasi

Ke kebun anggur di pagi hari, Langit cerah hati pun senang. Belajar wine sambil tur industri, Ilmu bertambah, skill pun...

by Luh Eka Susanti
June 18, 2025
Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center
Khas

Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center

DI ruang kelas LPK Hishou Tejakula, seorang remaja berdiri dengan seulas senyum, Gede Bayu Pratama, siswa kelas 7 dari SMPN...

by Komang Puja Savitri
June 18, 2025
Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng
Khas

Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

MENJAGA hutan desa, tidak cukup dengan hanya berkoar—atau mengajak sesama mari menjaga hutan dan air; untuk hidup yang sedang berlangsung,...

by Sonhaji Abdullah
June 17, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

June 15, 2025
Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

June 15, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co