30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kapankah Saya Akan Sembuh?

Krisna AjibyKrisna Aji
January 23, 2025
inEsai
Kemajuan Manusia dan Kestabilan Mental

Krisna Aji | Foto diolah oleh tatkala.co

“Kapankah saya akan sembuh?”

Itu adalah pertanyaan yang sering terlontar dari pasien di praktik klinis. Hal yang sangat wajar diutarakan pasien di semua bidang kedokteran. Munculnya pertanyaan ini berakar dari tujuan utama pasien datang ke praktik dokter, yaitu mencari kesembuhan.

Jawabannya tentu sangat tergantung pada kondisi medis dan penyakit yang diderita. Tingkat kesulitan untuk memprediksi waktu juga akan sangat tergantung dari variabel tersebut. Berdasarkan pengalaman saya yang sangat sedikit sebagai generalis—karena hanya 3 tahu—yang pernah bekerja sebagai dokter umum sebelum masuk ke dunia yang lebih sempit, penyakit-penyakit fisik yang jelas penyebab dan terapinya memang akan lebih mudah untuk ditebak waktu kesembuhannya.

Misalkan, cukup mudah dalam memprediksi waktu penyembuhan luka sobek pada kulit untuk memperkirakan waktu melepaskan jahitan, atau prediksi lama penyembuhan infeksi dengan antibiotik sederhana untuk memperkirakan lama waktu yang dibutuhkan untuk konsumsi antibiotik agar terhindar dari resistensi antibiotik. Dengan catatan, tidak ada variabel lain yang memperburuk keadaan seperti diabetes, masalah pembekuan darah, penyakit autoimun, atau banyak hal lainnya.

Kesulitan memprediksi waktu kesembuhan akan semakin meningkat saat variabel lain yang perlu diperhitungkan semakin banyak. Kesulitan tersebut tetap terjadi walau semua variabel yang memengaruhi dapat dihitung dengan statistik. Dengan variabel yang dapat dihitung saja masih mungkin memunculkan kesulitan, bagaimana jika sebagian dari variabel tersebut bersifat kualitatif dan tidak bisa dipaksa untuk diwakilkan dengan angka?

Kesulitan secara nyata terjadi pada bidang psikiatri yang sebagian dari pendekatannya bersifat kualitatif. Dikatakan sebagian karena masih ada variabel terukur dari psikiatri yang bersifat biologis seperti tubuh, otak, atau respons terhadap obat yang penilaiannya dapat dihitung. Tetapi, tetap saja psikiatri perlu memandang manusia seutuhnya dari sisi yang lebih luas dari pada sekadar hal-hal yang dapat diukur. Seperti perasaan, pikiran, kesadaran, dan hal-hal lain yang membentuk pengalaman subjektif yang unik yang tidak dapat disamakan dengan manusia lainnya.

Lalu, bagaimana cara menjawab jika pertanyaan tersebut terlontar di ranah psikiatri?

Jawaban yang paling memuaskan biasanya hanya berdasarkan statistik dari lama pemberian obat. Misalkan saja, pengobatan depresi atau cemas dengan obat tipe selective serotonine reuptake inhibitor (SSRI) memerlukan rata-rata waktu paling cepat 6 bulan. Itu pun sering kali meleset. Di praktik klinis yang pernah saya tangani, ada yang lebih cepat dari itu—dengan tambahan sesi psikoterapi yang dijadwalkan secara eksklusif dan rutin—tetapi ada pula yang lebih lama hingga membutuhkan waktu tahunan. Dengan realita tersebut, jawaban pragmatis dari pertanyaan tersebut adalah: tidak bisa diprediksi dengan pasti.

Pertanyaan yang sama pernah diajukan oleh teman saya saat kami masih sama-sama menjadi residen psikiatri. Latar waktu dan tempat perbincangan tersebut terjadi di warung nasi bungkus dekat RSUP Sanglah—saat ini bernama RSUP Prof. Ngoerah—sehingga arah diskusi menjadi lebih lentur dan bisa dibawa sesuka hati. Karena kelenturan tersebut, saya mencoba memandang dari sisi filosofis yang nilai kebenarannya bisa didebat. Pandangan ini juga terkesan agak tangensial, berputar, tetapi masih terikat benang merah dengan fokus diskusi utama.

Baik. Mari kita mulai.

Jika pertanyaannya adalah “Kapan saya akan sembuh”, jawabannya adalah: tidak ada yang pasti. Dengan dasar argumentasi seperti yang telah dijabarkan sebelumnya. Tetapi, bagaimana jika pertanyaannya digeser menjadi “Akankah saya sembuh?”.

Jawaban atas pertanyaan tersebut kurang lebih mirip dengan jawaban atas pertanyaan pertama. Akan ada banyak sekali variabel yang memengaruhi kesembuhan total dari seseorang yang mengalami masalah mental.  Hal ini secara spesifik juga pernah terjadi pada perdebatan peneliti akan pertanyaan “Akankah pasien dengan bipolar minum obat seumur hidup?” Sudut pandang yang berdasarkan penelitian terhadap kasus bipolar tersebut pun pada akhirnya berujung pada dua kubu bersebarangan: perlu minum obat seumur hidup atau tidak; emosi benar-benar terkontrol dengan terus konsumsi obat atau pada akhirnya tetap dapat stabil dengan bebas obat; masalah mental akan menetap atau tidak.

Munculnya gangguan mental yang relatif menetap terjadi karena pergantian sel lama dengan yang baru dan berkelanjutan dari otak–sering disebut dengan neuroplastisitas. Pada dasarnya, restrukturisasi berkelanjutan dari otak dapat mengarah ke hal baik atau pun buruk, tergantung dari bagaimana arah pertumbuhan tersebut digiring. Jika dipupuk dengan baik, neuroplastisitas akan tumbuh ke arah yang sehat. Sebaliknya, jika terjadi gangguan dan tidak dibenahi, neuroplastisitas akan bertumbuh ke arah negatif lalu menghasilkan masalah mental.

Neuroplastisitas paling banyak terjadi di masa remaja. Di masa itu, secara masif terjadi penggantian sel-sel otak baru dan hanya menyisakan setengah sampai dua per tiga dari sel – sel lama yang sudah ada sejak masa kanak. Saat masalah psikis terjadi di usia itu, maka sel buruk sebagai akibat dari tekanan psikis akan muncul dalam jumlah besar sebagai sel baru yang menggantikan sel lama. Restrukturisasi di masa itu akan membuat masalah mental relatif bertahan jika dibandingkan dengan adanya masalah di usia selanjutnya. Penyembuhannya pun akan lebih sukar saat dilakukan di usia yang lebih tua karena menurunnya persentase pergantian sel baru.

Ada beberapa kasus di mana penyembuhan dapat berjalan dengan sempurna sehingga pasien dapat bebas obat dan lepas dari psikoterapi psikiaternya. Hal tersebut disebabkan bekas trauma pada neuroplastisitas masih bisa diubah dan ada usaha yang konsisten untuk mengubah kesehatan psikis yang pada akhirnya memengaruhi penggantian sel baru yang lebih baik. Waktu yang diperlukan pun tergantung dari besarnya trauma psikis yang terjadi dalam neuroplastisitas otak. Banyak masalah psikis yang berdampak pada neuroplastisitas yang relatif permanen walau sudah diterapi dengan maksimal. Hal tersebut sering menyebabkan tahap maksimal dari penyembuhan hanya berada pada terapi obat seumur hidup.

Dari berbagai hal yang telah disebutkan, kesembuhan bukan sesuatu yang pasti, tapi lebih ke sesuatu yang “mungkin” terjadi. Tetapi, jika kita kerucutkan lagi pada kemungkinan pasien yang pada akhirnya sembuh, apakah kesembuhan paripurna benar-benar terjadi?

Cara memandang hal ini tentu agak berbeda jika dibandingkan dengan melihat penyakit fisik. Pada penyakit fisik, kembalinya tubuh ke fungsi optimalnya sudah cukup untuk mengatakan bahwa kesembuhan sudah tercapai. Untuk masalah mental, parameternya bisa jadi lebih kompleks.

Memang benar bahwa seseorang dikatakan sehat secara mental jika sudah mampu merasa nyaman dengan diri sendiri, mengenali potensi diri, dapat menerima realita dan orang lain apa adanya, produktif, dan mampu mengatasi stres sehari – hari. Ukuran dari sehat mental cukup jelas di situ. Tetapi, bagaimana jika kita melihat dari peningkatan kesehatan mental seseorang yang tidak memiliki ujung?

Maksudnya begini. Saat hari ini, secara mental seseorang sudah lebih baik dari hari sebelumnya, bukankah kondisi hari ini dapat dikatakan berada di posisi “sehat” dan di hari sebelumnya orang tersebut dikatakan lebih “sakit” dari sekarang? Jika kita teruskan lagi, saat hari ini kondisi mental benar-benar bagus dan tidak ada satu pun masalah signifikan yang muncul, kemudian di hari berikutnya orang tersebut bertumbuh menjadi lebih baik, bukankah kondisi hari ini relatif lebih “sakit” dibandingkan hari berikutnya?

Lalu, jika dalam ranah psikiatri, bagaimana cara menjawab pertanyaan – pertanyaan pasien tersebut? Kapankah saya akan sembuh? Atau, apakah saya bisa sembuh? Sebagai orang yang tidak tahu apa-apa, saya pun tidak bisa menjawabnya. Saya hanya bisa berkelit dan bersembunyi di balik jawaban filosofis yang tak berisi. Jawaban berbentuk pertanyaan yang membuka celah diskusi baru bagi hubungan dokter-pasien:

“Bahkan, jika manusia terus tumbuh ke arah yang lebih baik, apakah manusia pernah benar-benar berada di posisi sembuh yang absolut?” [T]

Penulis: Krisna Aji
Editor: Adnyana Ole

BACA artikel lain dari penulis KRISNA AJI

Psikoterapi dengan Kecerdasan Buatan: Sejauh Apa Kecerdasan Buatan akan Menggantikan Manusia?
Pikiran Salah terhadap Depresi
Masalah dan Solusi Pada Pendampingan Orang Dengan Gangguan Jiwa
Cara Manusia Menyimpulkan Sesuatu dan Bagaimana Memanfaatkannya
Keberadaan Diri dalam Psikoanalisa dan Mindfulness
Tags: dokterkesehatan
Previous Post

Kampusku Sarang Hantu [4]: Mahasiswa Kesurupan di Ruang Kuliah

Next Post

Pertalian antara Pulau-Pulau Kecil di Madura dengan Kota Singaraja

Krisna Aji

Krisna Aji

Psikiater dan penulis lepas

Next Post
Pertalian antara Pulau-Pulau Kecil di Madura dengan Kota Singaraja

Pertalian antara Pulau-Pulau Kecil di Madura dengan Kota Singaraja

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co