24 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Brain Rot” pada Anak: Virus Era Digital

Petrus Imam Prawoto JatibyPetrus Imam Prawoto Jati
January 11, 2025
inEsai
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

Petrus Imam Prawoto Jati

DI tengah suka cita kita memanfaatkan dunia digital, ada suatu ancaman yang tak kasat mata, semacam virus, tengah mengintai generasi muda kita. Adalah brain rot, yang meskipun terdengar tidak resmi, namun menggambarkan kondisi yang sangat serius, yaitu penurunan fungsi kognitif dan mental akibat konsumsi konten digital yang dangkal dan berlebihan.

 Ironisnya, di saat bangsa ini bersiap memanen bonus demografi, dan digadang-gadang menuju generasi emas, kita justru menghadapi risiko besar melemahnya aset terpenting kita yaitu sumber daya manusia muda. Yang ingin saya sampaikan brain rot bukan hanya musuh negara, tetapi juga ancaman nyata bagi kita semua sebagai anggota inti terkecil masyarakat yaitu keluarga.

Brain rot, dalam pengertian yang sederhana, adalah kerusakan kognitif akibat asupan informasi yang berlebihan, dangkal, dan tidak bermanfaat. Maka disebut juga suatu pembusukan otak. Sebenarnya awalnya, istilah ini digunakan untuk menggambarkan efek negatif dari menonton televisi yang terlalu banyak. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, kemudian diluaskan mencakup media digital, terutama media sosial.

Kita semua tahu bahwa media sosial, kontennya memang dirancang untuk memanjakan perhatian sesaat seperti:  video pendek, meme, dan drama viral yang kemudian menguasai pikiran anak-anak kita. Pada anak dengan usia lebih muda akan terjadi juga gangguan sosial dan emosional, di mana anak menjadi lebih mudah tantrum, menangis, dan rewel. Pasti banyak dari para pembaca yang budiman melihat fenomena ini di tengah masyarakat.

Secara kimia biologis, ketika scrolling di media sosial kegiatan ini memicu pelepasan dopamin, yang dikenal sebagai hormon bahagia, di mana otak anak akan merasa senang dan terhibur. Namun, ini adalah kebahagiaan semu. Bahayanya, dalam jangka panjang, si anak lebih memilih perangkat digital dibandingkan interaksi nyata dengan keluarga. Pasti banyak yang merasa bahwa kini interaksi sosial yang sehat sudah mulai tergantikan oleh interaksi digital yang sebenarnya dangkal.

Musuh Negara: Melemahkan SDM Muda

Brain rot bukan hanya soal kecerdasan yang melemah. Dampaknya lebih luas dan mendalam. Anak-anak dengan paparan konten dangkal yang berlebihan sering kali kesulitan untuk fokus. Informasi yang kompleks sulit mereka proses karena otaknya terbiasa dengan hal-hal instan. Dengan demikian mereka jelas akan mengalami penurunan kemampuan belajar. Efeknya jelas, otak anak-anak kita menjadi tumpul dalam berpikir kritis, kreativitasnya juga menurun, dan kemampuan belajar merosot drastis, prestasi gak ada juga.

Negara kita termasuk kaya sumber daya manusia, alias penduduknya banyak.  Sebenarnya bonus demografi semacam ini adalah peluang emas bagi bangsa kita. Namun, tanpa SDM berkualitas, peluang ini bisa menjadi bencana. Brain rot melemahkan daya saing generasi muda, membuat mereka lebih rentan terhadap manipulasi informasi, dan kurang inovatif.

 Bayangkan saja, Indonesia melimpah dengan suatu generasi yang lemah, yang tidak mampu menganalisis masalah kompleks, mustahil mengharapkan mereka mampu menciptakan solusi inovatif. Sebaliknya, mereka perlu dipenuhi segala macam kebutuhan dan konsumsinya namun tidak mampu untuk menjadi produktif, jadi mereka hanya akan menjadi beban bagi perekonomian dan sosial masyarakat.

Generasi muda yang kecanduan konten dangkal mana mungkin mampu membawa Indonesia menjadi negara maju. Padahal sudah menjadi keprihatinan umum bahwa negara kita sedang tidak baik-baik saj. Jadi dengan generasi macam ini ke depan negara kita bisa terancam ambyar.

Pemerintah dan masyarakat, yaitu kita sendiri, perlu sadar bahwa brain rot adalah musuh yang harus dilawan secara kolektif dan serempak. Ini bukan hanya persoalan individu, tetapi telah menjadi masalah struktural yang berdampak langsung pada masa depan bangsa.

Merusak Ikatan Emosional Keluarga

Di depan sudah disampaikan bahwa brain rot juga merupakan musuh utama keluarga. Ketika anak-anak lebih sibuk dengan perangkat digital mereka, hubungan dengan orang tua menjadi renggang. Interaksi yang seharusnya menjadi momen penting dalam pembentukan karakter anak, kini tergantikan oleh video TikTok atau gim daring.

Orang tua sering kali tidak menyadari bahwa mereka sedang “kalah bersaing” dengan media digital. Bisa jadi menyadari namun membiarkan masalah ini hari demi hari, tanpa terasa menjadi bulan demi bulan, dan tahun.

 Anak yang terlalu sering terpapar media digital cenderung kehilangan kemampuan untuk membangun hubungan emosional yang sehat. Akibatnya ada yang putus dalam hubungan orang tua dan anak. Usaha pendidikan dalam keluarga menjadi gagal dan tentu ini adalah ancaman serius bagi stabilitas keluarga, dan ujungnya ke negara juga.

Melawan Brain Rot Tugas Kita Bersama

Mengatasi brain rot bukan perkara mudah. Dibutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan keluarga, sekolah, dan pemerintah. Dari banyak saran ahli, beberapa langkah konkret harus diambil. Misalnya orang tua harus mengawasi waktu layar anak-anak mereka. Batasi aktivitas pasif seperti scrolling media sosial dan ganti dengan kegiatan yang lebih bermakna.

Anak-anak harus diterapkan adanya rutinitas sehat. Dengan pola tidur, makan, dan olahraga yang teratur, akan membantu otak anak pulih dari paparan digital yang berlebihan. Rutinitas ini juga bisa meningkatkan kemampuan kognitif dan emosional anak. Kita juga harus mendorong aktivitas kreatif seperti kembali membaca buku, menulis cerita, atau mempelajari alat musik; di mana hal ini merupakan kegiatan yang dikenal mampu merangsang otak dan meningkatkan kreativitas.

Tak kalah penting adalah detoks digital. Mau tak mau, orang tua harus menjadwalkan waktu bagi anak-anak untuk bebas perangkat digital secara berkala. Ini memberikan kesempatan bagi otak anak-anak untuk beristirahat sehingga bisa memproses informasi secara lebih baik. Di sini pentingnya edukasi orang tua dan guru, di mana keluarga dan sekolah harus menjadi garda terdepan dalam melindungi anak-anak dari bahaya brain rot.

 Para guru juga perlu memahami bagaimana mengarahkan anak menggunakan teknologi secara bijak. Jadi sebaiknya guru jangan dibebani dengan tugas administratif yang banyak sehingga bisa fokus dalam pengajaran dan pendidikan. Faktanya beban itu membuat sering jamkos dan malahan menyuruh anak mengerjakan tugas mandiri dengan macam-macam fitur digital.

Investasi untuk Masa Depan

Brain rot adalah ancaman nyata yang harus segera kita tangani. Jika dibiarkan, generasi muda kita tidak akan mampu menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Di sisi lain, keluarga sebagai unit terkecil masyarakat akan kehilangan fungsinya sebagai tempat pembentukan karakter dan nilai-nilai moral.

 Mengatasi brain rot bukan hanya sok-sokan tentang membatasi waktu layar. No debat, ini adalah perjuangan nyata untuk melindungi masa depan bangsa dan memperkuat ikatan keluarga sebgai pondasi negara. Orang tua, guru, pemerintah, dan masyarakat harus bersatu padu dalam melawan fenomena ini.

Sebagai penutup, sekali lagi mari kita renungkan. Teknologi adalah buatan manusia yang seharusnya menjadi alat yang mendukung kehidupan kita lebih baik, bukan sebagai penghancur generasi muda. Brain rot adalah musuh bersama yang harus kita lawan dengan kesadaran, tindakan, dan cinta kepada anak-anak kita.

Masa depan mereka adalah masa depan bangsa ini, masa depan kita juga di masa tua. Jangan biarkan mereka tumbang oleh virus digital yang kita ciptakan sendiri. Kita terlanjur membuat virus, mari segera buat vaksinnya. Tabik.  [T]

BACA artikel lain dari penulis PETRUS IMAM PRAWOTO JATI

Dunia Maya atau Dunia Nyata? Tren Media Sosial 2025
Renungan Natal: Membunuh Tuhan dengan Algoritma
Dunia Tanpa Ampun: Ketika Jejak Digital Menghakimi Anda
TikTok, Generasi Muda, dan Identitas Digital yang Terkonstruksi
Memaknai Foto sebagai Narasi Identitas, Sosial, dan Budaya
ASMR: Hiburan, Manipulasi, dan Refleksi atas Kehidupan Modern
Merandai Cakrawala Sinema: Membangun Karakter Generasi Milenial hingga Alpha

Tags: brain rotmedia sosial
Previous Post

Kuda Laut Jatuh Cinta | Dongeng Pendidikan

Next Post

Agus Nantika, Mural, dan Canvas Beton: Tidak Asal Coret, Tapi Kalau Ada Panggilan, Ia Siap Mencoret

Petrus Imam Prawoto Jati

Petrus Imam Prawoto Jati

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah

Next Post
Agus Nantika, Mural, dan Canvas Beton: Tidak Asal Coret, Tapi Kalau Ada Panggilan, Ia Siap Mencoret

Agus Nantika, Mural, dan Canvas Beton: Tidak Asal Coret, Tapi Kalau Ada Panggilan, Ia Siap Mencoret

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mars dan Venus: Menjaga Harmoni Kodrati

by Dewa Rhadea
May 24, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DI langit malam, Mars dan Venus tampak berkilau. Dua planet yang berbeda, namun justru saling memperindah langit yang sama. Seolah...

Read more

“Storynomics Tourism”: Tutur Cerita dalam Wisata

by Chusmeru
May 24, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

BANYAK pertimbangan wisatawan berkunjung ke satu destinasi wisata. Selain potensi alam dan budayanya, daya tarik destinasi wisata terletak pada kelengkapan...

Read more

Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

by Stebby Julionatan
May 23, 2025
0
Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

DALAM dunia pendidikan, kemampuan berbicara bukan hanya tentang menyampaikan kata-kata, melainkan juga menyangkut kepercayaan diri, daya pikir kritis, dan keterampilan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co