SURGA di bawah telapak kaki ibu. Ungkapan itu begitu akrab dan populer di Indonesia. Tentu saja itu hanya simbolik. Namun di balik ungkapan tersebut terkandung makna yang luar biasa. Ibu adalah segalanya dalam kehidupan.
Ibu di mata masyarakat Indonesia bukan sekadar bermakna biologis. Ibu bukan hanya makhluk reproduktif, perempuan yang mengandung dan melahirkan. Ibu adalah sosok yang bermakna religius dan spiritual. Tak heran bila seorang ibu diposisikan sebagai sosok yang terhormat di Indonesia. Sebagai apresiasi terhadap peran ibu, pemerintah menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Indonesia yang memiliki beragam budaya menempatkan sosok ibu dalam berbagai cerita, legenda, tradisi, dan mitologi. Personifikasi Ibu Kota untuk pusat pemerintahan, dan Ibu Petiwi untuk tanah tumpah darah menggambarkan begitu penting arti ibu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Personifikasi itu tentu saja tidak bermaksud bias gender lantaran tidak menyebut Bapak Kota atau Bapak Pertiwi. Sebutan Ibu Kota dan Ibu Pertiwi oleh masyarakat Indonesia semata untuk memposisikan ibu sebagai representasi bumi, dan tanah tumpah darah. Artinya, pijakan kehidupan manusia diawali dari peran seorang ibu.
Masa depan seorang anak acapkali juga digambarkan tak lepas dari kontribusi luar biasa sosok ibu. Lahirlah berbagai tradisi yang berkaitan dengan ungkapan surga di bawah telapak kaki ibu. Tradisi membasuh kaki ibu dilakukan dalam prosesi pernikahan di Indonesia yang merupakan simbolisasi permohonan restu anak kepada ibunya. Hal itu juga terjadi pada prosesi kegiatan lain di berbagai lembaga pendidikan yang diwarnai dengan tradisi membasuh kaki ibu.
Begitu melekat sosok ibu bagi masyarakat Indonesia, sehingga banyak legenda yang bernuansa seorang ibu. Legenda Malin Kundang di masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat begitu terkenal di Indonesia. Betapa seorang anak yang durhaka kepada ibunya lantas berubah bentuk menjadi batu. Legenda itu sejatinya hendak menuturkan kepada masyarakat, bahwa ucapan seorang ibu adalah doa.
Makna religius dan spiritual kemudian muncul dalam bentuk doa ibu. Banyak kisah, dongeng, dan mitos yang dikaitkan dengan doa seorang ibu. Keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam kehidupan sering dikaitkan dengan doa dari sang ibu. Tidak heran jika muncul anjuran: “dengar kata-kata ibu, ingat ucapan ibu, jangan bantah ibu, jangan kecewakan ibu, jangan sia-siakan ibu”. Anjuran itu bukanlah bentuk dominasi dan hegemoni seorang ibu, namun gambaran sosok ibu yang memiliki kekuatan transendental dalam doanya.
Komunikator dan Komunikan Andal
Ibu adalah gambaran seorang komunikator yang sekaligus komunikan pertama dalam kehidupan. Begitu seorang anak lahir ke dunia ini, sosok ibulah yang berada di sampingnya. Ibu yang kemudian memberikan keberlanjutan kehidupan dengan air susunya.
Komunikator pertama dalam kehidupan anak adalah seorang ibu. Anak belajar tengkurap dengan bimbingan ibunya. Setelah merangkak, anak juga belajar berdiri dengan bantuan ibu. Dari ibu pula seorang anak mulai untuk bicara dan mengenal beragam bentuk komunikasi.
Sesungguhnya sejak dalam kandungan seorang ibu sudah berkomunikasi dengan sang anak. Ketika anak keluar dari rahimnya, sang ibu mengajaknya berkomunikasi. Bukan hanya sebagai komunikator, ibu juga menjadi komunikan atau audiens yang andal bagi anaknya.
Seorang ibu yang begitu dekat dengan anaknya tahu persis apa dan bagaimana perangai sang anak. Saat anak menangis, ibu tahu apakah sang anak lapar, marah, atau mengantuk. Ketika anak mulai mengeja kata, ibu paham betul apa yang ingin disampaikan sang anak.
Proses komunikasi seorang ibu dan anaknya berlangsung timbal-balik, secara verbal dan nonverbal. Pengamat dan komunikator andal pertama dalam kehidupan adalah seorang ibu. Ia mempelajari betul setiap gerakan tangan, kaki, mata, bibir, dan wajah anaknya. Maka seorang ibu akan sangat cermat menafsirkan pesan verbal dan nonverbal yang disampaikan sang anak.
Boleh jadi, anak berada dalam situasi diskordansi pesan. Artinya, apa yang diucapkan seorang anak berbeda dengan ekpresi wajah dan gerakan tubuhnya. Ibu akan tahu persis itu semua. Sehingga ketika anak berbohong, seorang ibu akan dapat mengetahui lewat ucapan dan gerakan tubuh yang ia pelajari dari anaknya sejak kecil. Tidak heran, sepandai-pandainya anak berbohong pasti akan ketahuan oleh ibunya.
Kasih Sayang Ibu
Komunikasi ibu dan anak yang dimulai sejak anak berada dalam kandungan dilakukan secara verbal dan nonverbal. Konon, komunikasi sejak anak dalam kandungan berpengaruh besar dalam tumbuh kembang anak nantinya; baik secara fisik maupun psikologis. Oleh karena itu, banyak terapi kehamilan yang dilakukan seorang ibu; misalnya dengan memutarkan musik yang lembut di dekat perut sang ibu hamil, agar anak memiliki sifat dan kehidupan yang tenang nantinya.
Ungkapan kasih sayang ibu kepada anaknya tiada henti. Hal itu bisa dilakukan dengan ucapan maupun tindakan. Berne ( dalam Borden Stone, 1976) menyebutnya stroking, yaitu satu unit rekognisi, pesan komunikasi dengan kontak fisik secara intim. Bentuknya bermacam-macam, seperti pelukan, dekapan, belaian, bahkan cubitan yang bukan bertujuan menyakiti.
Semua ungkapan kasih sayang itu merupakan sesuatu yang fundamental bagi anak dalam interaksi sosialnya. Anak yang sejak kecil diperlakukan dengan lembut oleh ibunya, senantiasa didekap dan dipeluk sayang, kelak akan tumbuh menjadi anak yang hangat dalam interaksi sosial.
Kelembutan dan kehangatan seorang ibu acapkali pula menjadi model dalam komunikasi, bahkan dalam komunikasi bisnis. Banyak produk barang dan jasa yang digambarkan dengan kehadiran seorang ibu dalam iklan. Maka muncullah kata-kata: “sentuhan kasih ibu”, “selembut kasih ibu”, maupun “ibu yang bijak”. Semua menggambarkan sosok ibu yang kredibel sebagai komunikator.
Tak cukup kata-kata untuk menggambarkan sosok ibu dan penghormatan terhadapnya. Ibu tempat berbagi segalanya dalam kehidupan. Dan berbagi adalah proses komunikasi yang penting. Seperti kata Borden Stone, without sharing there is no human growth.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia selalu dimulai lewat berbagi dengan ibu. Maka, layak kiranya mengucapkan “Selamat Hari Ibu”. [T]