10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kembali | Cerpen Karisma Nur Fitria

Karisma Nur FitriabyKarisma Nur Fitria
December 14, 2024
inCerpen
Kembali | Cerpen Karisma Nur Fitria

Ilustrasi tatkala.co

BADANKU kini tidak lagi seperti manusia kayu. Badanku telah berisi dan kuat, juga begitu segar. Seperti aku baru bangun tidur dan langsung rasakan lapar. Sangat-sangat lapar.

Rumah ramai orang, sanak saudara, dan tetangga. Aku mengitari ruang tamu yang sesak dengan lega. Aku mengenali setiap wajah yang ada di ruangan ini. Bahkan sampai sehari sebelumnya aku rasa tidak pernah mengingat nama mereka. Kini aku rasanya terlahir kembali.

Tudung saji di meja makan tampak rapih. Aku membuka isinya dan melihat begitu banyak makanan kesukaanku. Tunggu, bahkan ada ayam goreng yang sudah lama dilarang untuk masuk ke mulutku. Aku terpikirkan ice cream rasa coklat kegemaranku sewaktu dulu.

Bergegaslah aku membuka kulkas dan ternyata sudah penuh dengan ice cream coklat. Aku tidak tahu  situasi macam apa ini. Penuh dengan ketiba-tibaan. Aku bisa berdiri, daunku muncul kembali, udara menerobos dari sela-sela daun dan dahanku. Apakah aku menemui musim semi?

***

“Bu, makan dulu ya,” ujar Shinta, anakku sambil menyodorkan sendok yang tidak berlauk apapun itu kepadaku.

Aku hanya menggeleng, siapa yang mau membuka mulutnya untuk dijejalkan makanan seperti itu. Hanya nasi putih yang dihaluskan dan ditambah kuah sayur bening saja.

Aku ingin makan ayam goreng. Aku ingin makan ice cream manis rasa coklat itu lagi. Aku ingin makan sesuatu yang tidak seperti ini. Hambar. Itulah yang ingin aku katakan kepada anakku.

Akan tetapi, aku hanya bisa marah dan membalikkan piring di tangannya hingga berserakan.

“Bu, ya sudah kalau tidak mau makan!” Bentakan itu datang dari anak yang sejak dulu aku besarkan tanpa amarah ketika dia memilih meremas makanannya ketimbang mengunyahnya.

Aku merasa duniaku jauh berbeda dengan keinginannya atau keinginanku. Semuanya telah memilih memakan ego masing-masing ketimbang memahami diri. Shinta meninggalkanku dengan nasi yang masih berserakan di lantai. Aku sendirian.

Rumah besar ini tidak pernah berubah isi benda matinya hanya manusia di dalamnya yang terlalu menikmati kehidupan sendiri-sendiri. Sepeninggalnya suamiku dan anak-anakku bekerja, tinggallah aku sendiri bersama Inah sesekali.

Inah hanya datang seminggu tiga kali untuk membersihkan rumah ini. Tidak jarang pula ia menemani hari-hariku ketika Shinta sibuk bekerja. Inah selalu sabar menghadapiku atau dia sebetulnya berempati kepadaku. Usianya tidak jauh berbeda denganku. Bedanya Inah masih menjadi tumbuhan yang segar.

Aku telah melewati separuh kehidupan menjadi tumbuhan segar yang siap bergoyang kesana-kemari menebar kehidupan bagi keluargaku. Bunga tidak lagi bermekaran pada dahanku. Daun-daun telah gugur dan melayu hingga tersisa satu yang mampu memberiku makan.

Hanya itu yang dapat aku harapkan agar dapat tumbuh kembali. Tidak seperti pohon yang tampak sedih menggugurkan daunnya ketika musim gugur tiba dan kembali merona ketika musim semi muncul. Daun-daunku tidak akan kembali. Aku tahu itu.  

Kini aku tinggal menjadi kayu, bahkan untuk ditegakkan saja butuh penopang. Begitulah aku, menunggu hingga daun terakhir menemukan tempatnya.

Aku tidak bisa menyampaikan isi pikiranku kepada siapapun lagi. Pernah sekali aku mencobanya tapi hanya cerca yang terdengar padaku.

“Ibu sudah mau jadi kayu. Daunnya tinggal satu,” kata Shinta sewaktu ia menyuapiku makan tanpa bantahan dari mulutku. “Apa sih, Bu. Jangan mulai lagi, cepat makan saja!”

Shinta lebih sering meninggikan nadanya kepadaku sejak peristiwa yang menjadikannya yatim. Shinta tidak mengerti atau sengaja tidak mau memahami bahwa aku juga menjadi janda karenanya. Kehilangan rumah dan isinya.

Ini menjadi pikiranku sendiri. Menilik daun itu dan melihatnya tetap berada pada posisinya menjadikanku sedikit tenang. Meskipun, warna hijau itu setiap harinya mulai bergradasi dengan warna kuning lalu coklat. Hal itu menjadikanku sadar bahwa semuanya akan berubah dan tinggal menunggu. Menunggu untuk kembali atau pergi sendiri-sendiri.

Aku menyadari bahwa tubuhku akan menjadi kayu dan entah bagaimana nasib kayu ini, biarkan Tuhan yang membawa pergi.

“Ibu, minta maaf, Shinta!” Aku berusaha mengeja maaf yang tidak aku tahu salahku apa. Sepertinya, aku memang salah di mata anak bungsuku itu. Oleh karenanya, aku berusaha mengeja kata itu. Aku menyusunnya semalaman hingga energi yang aku simpan hampir habis.

Daun yang memberiku makan tidak lagi mampu berfotosintesis karena hijaunya sudah tidak bersisa. Satu daun itu tidak lagi mampu memberiku kehidupan.

“Sudahlah, Bu. Shinta juga salah melampiaskan marah kepada Ibu,” kata Shinta.

Senang aku mendengarnya. Shinta memelukku dengan nyaman seperti aku memeluknya sewaktu kecil di taman rumah yang hangat ketika musim semi tiba. Daunku yang satu meninggalkan dahannya, terbang menemui tempatnya. Takdirnya.

Aku masih ingat betul hangat pelukan Shinta semalam. Badanku telah jauh tumbuh dan tidak lagi seperti manusia kayu. Aku menanggalkan bunga tidur indah itu dan beranjak keluar.

Aku mengitari ruang tamu yang sesak, tapi tidak seorangpun hiraukan hadirnya aku. Bendera kuning melambai dengan sendu menghiasi dinding rumahku itu. Telah aku lihat badan yang kurus itu terbujur kaku, dingin. Terbaring dengan sedih di atas meja bertutup kain jarik seram.

Aku telah kembali. Kembali menjadi tumbuhan segar dan kembali kepada Tuhan dengan keutuhannya. Kembali, seluruh daunku telah kembali. Musim gugurku telah usai di sini, kembalilah musim semiku bersama-Nya kini. [T]

BACAcerpen laindi tatkala.co

Arus Pelayaran | Cerpen Karisma Nur Fitria
Tanah Kuburan Bapak | Cerpen Jaswanto
Burung-Burung di Langit Mekkah | Cerpen Khairul A. El Maliky
Tanah Kawin | Cerpen Sonhaji Abdullah
Maling Pratima | Cerpen I Made Ariyana
Tags: Cerpen
Previous Post

Puisi-puisi Novita Dina | Stasiun Kata-kata

Next Post

Mencatatkan Laut dalam Puisi — Ulasan Buku Puisi SMKN 1 Klungkung

Karisma Nur Fitria

Karisma Nur Fitria

Mahasiswi berusia 20 tahun yang sedang menempuh pendidikan di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Yogyakarta. Memiliki ketertarikan dalam bidang kepenulisan berbagai genre baik fiksi maupun non fiksi. Tengah berusaha mengembangkan project humanity @katabantu_ dengan konsep menjual e-book karya sastra dan 100% hasil penjualannya akan didonasikan untuk aksi kemanusiaan.

Next Post
Mencatatkan Laut dalam Puisi — Ulasan Buku Puisi SMKN 1 Klungkung

Mencatatkan Laut dalam Puisi --- Ulasan Buku Puisi SMKN 1 Klungkung

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co