31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bercermin Pada Sastra: Membaca Pesan Kakawin Nitisastra dan Sang Hyang Kamahayanikan

IGP Weda Adi WangsabyIGP Weda Adi Wangsa
December 8, 2024
inEsai
Bercermin Pada Sastra: Membaca Pesan Kakawin Nitisastra dan Sang Hyang Kamahayanikan

ORANG itu jadi viral. Seluruh media sosial membahas dia. Bahkan, ia menjadi trending topik yang panas. Kesalahan dia—yang menyebabkan viral—itu adalah karena ia mengucapkan sepatah kata yang dianggap mengghina, yang menyebabkan ia mendapatkan kecaman dari hampir seluruh rakyat pengguna medsos di Indonesia.

Ya, dia. Anda tahu bukan?

Seminggu lalu, saya membaca adigium pada pintu masuk IGD RS Mangusada Kapal di Kabupaten Badung, yang berbunyi “melayani dengan hati, tidak sesuka  hati, dengan hati-hati”.

Kali ini saya mencoba mengadopsi kalimat tersebut menjadi “berbicara dengan hati, tidak sesuka hati, dan dengan hati-hati”. Kalimat indah tersebut sesuai sebagai pesan situasi saat ini.

Sebab tidak saja Hyang Suratma yang akan mencatat perilaku baik buruk kita, namun mata kamera yang entah datang dari mana senantiasa siap melahap momen yang berlangsung. Seolah sudah menjadi takdir, kali ini ia viral bukan karena keluhurannya, namun disebabkan oleh ulah tak berbudi.

Setiap kata-kata yang kita ucapkan tak lain bagaikan anak panah. Setelah lepas dari induk panahnya ia takkan dapat kembali. Serta melaju dengan cepat menusuk hati bila tajam, dan menyejukkan bila terpuji.

Perkataan terlahir dari pikiran. Pikiran adalah pengendali yang sesungguhnya. Dalam Hindu kita mewarisi, Tri Kaya Parisuddha yang terdiri dari, Manacika, Wacika, dan Kayika.

Manacika menuntut umat Hindu agar senantiasa berpikir yang baik, begitu pula Wacika, merupakan hilirisasi dari pikiran yang baik. Pikiran yang baik tentu akan menghasilkan tutur kata yang luhur. Dari tutur kata yang luhur maka akan terlahir perilaku atau kayika yang baik sebagai cerminan pribadi kita.

Dari kesalahan berbicara yang tengah viral saat ini, hendaknya kita mengingat beberapa kisah. Dalam kisah tersebut si tokoh hancur binasa karena ulahnya sendiri. Serta, apa penyebab kehancurnnya? Tiada lain karena ucapan melalui sapa atau kutukan.

Satu di antaranya adalah Maharaja Parikesit. Cerita ini termuat dalam Adi Parwa, karya sastra Jawa Kuno. Dalam segmen tersebut, ia tengah melakukan perburuan di hutan Hastina. Tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang rsi yang sedang bertapa. Karena geram beberapa kali pertanyaannya tidak dijawab ia mengalungkan bangkai ular di leher sang Bhagawan Srnggi.

Kemarahan sang bhagawan tidak dapat dibendung. Karena ia diganggu sewaktu menjalankan tapa. Kutukan terucap bahwa Parikesit akan meninggal dipatuk ular Taksaka. Selang beberapa tahun, hal tersebut benar terjadi, Parikesit wafat setelah dipatuk oleh Taksaka.

Kisah berikutnya adalah ketika Ken Arok, seorang rakyat biasa yang ingin menjadi raja di Tumapel. Untuk melancarkan siasatnya ia memesan keris kepada seorang mpu pande besi bernama Mpu Gandring. Mpu Gandring menyepakati pesanannya, namun dengan syarat setelah setahun keris itu baru akan rampung. Sebelumnya Ken Arok pergi dengan menyetujui perjanjian itu.

Namun, karena ambisi yang mencuat membuatnya ingkar pada janji tersebut. Geram karena kerisnya belum rampung, Ken Arok kemudian menguji kesaktian kerisnya pada Mpu Gandring. Sebelum meninggal Mpu Gandring mengutuk keris tersebut. Bahwasannya ia akan memakan tujuh korban sebagai caru dari keris itu sendiri.

Kedua kisah tersebut sekiranya cukup sebagai contoh. Bagaimana kata-kata sangat berbahaya. Bahkan ia lebih berbahaya dari senjata itu sendiri. Paling parah senjata akan membuat luka dan meninggal seketika. Namun, jika kata-kata yang buruk? Atau bahkan kutukan? Ia akan terus membayangi kehidupan. Bahkan jika ucapan itu adalah sebuah kutukan ia akan terus memakan seiring dengan waktu.

Keris Mpu Gandring memakan korban karena kutukan itu, bukan karena kesaktiannya. Jika andai kata Mpu Gandring mengucapkan “yang memiliki keris akan berbahagia”, pasti yang membawanya akan senantiasa dipayungi oleh kehidupan yang berbahagia.

Satu kisah yang terjadi pada saat ini, dan dua kisah yang terjadi pada jaman Jawa Kuno, agaknya memerlukan sebuah cerminan. Karya sastra Nusantara yang dituliskan oleh pujangga hebat, telah menitipkan pesan yang begitu penting bagi kita. Melalui sajak pola metris yang konon digubah oleh Mpu Dwijendra menjelaskan ajaran  penting sebagai berikut:

Wwaṣita nimittanta manĕmu lakṣmi,
waṣita nimittanta pati kapangguh,
waṣita nimittanta manĕmu duhka,
waṣita nimittanta manĕmu mitra.
(Kakawin Nitisastra, V.3)

Oleh karena perkataan engkau, akan mendapat kebahagiaan.
Oleh karena perkataan, engkau akan menemukan ajal.
Oleh karena perkataan, engkau akan mendapat kesusahan.
Oleh karena perkataan, engkau akan mendapat sahabat

Melalui kutipan tersebut kita mendapatkan pesan bahwasannya perkataan tersebut dapat mendatangkan sahabat, apabila kualitas perkataan yang kita ucapkan terpuji. Namun, apabila perkataan tersebut buruk bahkan menyakti seseorang tentu kesengsaraan hingga ajal yang akan kita temui.  

Selain Nitisastra Kitab Sang Hyang Kamahayanikan juga meyerukan ajaran mengenai pola tingkah laku yang baik. Dalam segmen Sad Paramita bagian Sila Paramita dijelaskan secara jelas perilaku mulut yang harus dijaga.

Beberapa di antaranya adalah haywa mrsawada, (jangan suka membohong), tan pasunya (tidak memfitnah), tan parusya (tidak berkata keras, atau mencela). Larangan-larangan tersebut merupakan paksaan positif yang harus kita lakukan di era kali ini. Tentu susah, sering kali kita diluar kendali ketika sudah bersosialisasi. Sedikit saja aja percikan gibah kita sangat bersemangat untuk menyambungnya.

Semoga kejadian serupa mulai berkurang di kehidupan kita. Ini dapat diawali dari kita sendiri, karena untuk menjadi manusia yang utama hendaknya memiliki batin yang tenang dan bening, seperti air di dalam tempayan. Karena hanya karena demikian bayangan bulan dapat tercermin dengan sempurna di dalamnya. [T]

Guyon dan Relasi Kuasa dalam Pergaulan: Antara Keakraban dan Penghinaan
Kata-Kata untuk Pemegang Tahta
Kata-kata Meneduhkan Merefleksikan Nilai-nilai Kebijaksanaan
Tags: kakawinKakawin Nitisastrakata-kata
Previous Post

Ucapan yang Tepat untuk Seseorang yang Memasuki Purnabakti

Next Post

FGD Ibu-ibu Kantin: Hujan, Cuaca Buruk atau Berkah?

IGP Weda Adi Wangsa

IGP Weda Adi Wangsa

I Gusti Putu Weda Adi Wangsa, mahasiswa Prodi Jawa Kuno, FIB Unud. Akun Instagram: igstngrweda_

Next Post
FGD Ibu-ibu Kantin: Hujan, Cuaca Buruk atau Berkah?

FGD Ibu-ibu Kantin: Hujan, Cuaca Buruk atau Berkah?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co