10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bercermin Pada Sastra: Membaca Pesan Kakawin Nitisastra dan Sang Hyang Kamahayanikan

IGP Weda Adi WangsabyIGP Weda Adi Wangsa
December 8, 2024
inEsai
Bercermin Pada Sastra: Membaca Pesan Kakawin Nitisastra dan Sang Hyang Kamahayanikan

ORANG itu jadi viral. Seluruh media sosial membahas dia. Bahkan, ia menjadi trending topik yang panas. Kesalahan dia—yang menyebabkan viral—itu adalah karena ia mengucapkan sepatah kata yang dianggap mengghina, yang menyebabkan ia mendapatkan kecaman dari hampir seluruh rakyat pengguna medsos di Indonesia.

Ya, dia. Anda tahu bukan?

Seminggu lalu, saya membaca adigium pada pintu masuk IGD RS Mangusada Kapal di Kabupaten Badung, yang berbunyi “melayani dengan hati, tidak sesuka  hati, dengan hati-hati”.

Kali ini saya mencoba mengadopsi kalimat tersebut menjadi “berbicara dengan hati, tidak sesuka hati, dan dengan hati-hati”. Kalimat indah tersebut sesuai sebagai pesan situasi saat ini.

Sebab tidak saja Hyang Suratma yang akan mencatat perilaku baik buruk kita, namun mata kamera yang entah datang dari mana senantiasa siap melahap momen yang berlangsung. Seolah sudah menjadi takdir, kali ini ia viral bukan karena keluhurannya, namun disebabkan oleh ulah tak berbudi.

Setiap kata-kata yang kita ucapkan tak lain bagaikan anak panah. Setelah lepas dari induk panahnya ia takkan dapat kembali. Serta melaju dengan cepat menusuk hati bila tajam, dan menyejukkan bila terpuji.

Perkataan terlahir dari pikiran. Pikiran adalah pengendali yang sesungguhnya. Dalam Hindu kita mewarisi, Tri Kaya Parisuddha yang terdiri dari, Manacika, Wacika, dan Kayika.

Manacika menuntut umat Hindu agar senantiasa berpikir yang baik, begitu pula Wacika, merupakan hilirisasi dari pikiran yang baik. Pikiran yang baik tentu akan menghasilkan tutur kata yang luhur. Dari tutur kata yang luhur maka akan terlahir perilaku atau kayika yang baik sebagai cerminan pribadi kita.

Dari kesalahan berbicara yang tengah viral saat ini, hendaknya kita mengingat beberapa kisah. Dalam kisah tersebut si tokoh hancur binasa karena ulahnya sendiri. Serta, apa penyebab kehancurnnya? Tiada lain karena ucapan melalui sapa atau kutukan.

Satu di antaranya adalah Maharaja Parikesit. Cerita ini termuat dalam Adi Parwa, karya sastra Jawa Kuno. Dalam segmen tersebut, ia tengah melakukan perburuan di hutan Hastina. Tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang rsi yang sedang bertapa. Karena geram beberapa kali pertanyaannya tidak dijawab ia mengalungkan bangkai ular di leher sang Bhagawan Srnggi.

Kemarahan sang bhagawan tidak dapat dibendung. Karena ia diganggu sewaktu menjalankan tapa. Kutukan terucap bahwa Parikesit akan meninggal dipatuk ular Taksaka. Selang beberapa tahun, hal tersebut benar terjadi, Parikesit wafat setelah dipatuk oleh Taksaka.

Kisah berikutnya adalah ketika Ken Arok, seorang rakyat biasa yang ingin menjadi raja di Tumapel. Untuk melancarkan siasatnya ia memesan keris kepada seorang mpu pande besi bernama Mpu Gandring. Mpu Gandring menyepakati pesanannya, namun dengan syarat setelah setahun keris itu baru akan rampung. Sebelumnya Ken Arok pergi dengan menyetujui perjanjian itu.

Namun, karena ambisi yang mencuat membuatnya ingkar pada janji tersebut. Geram karena kerisnya belum rampung, Ken Arok kemudian menguji kesaktian kerisnya pada Mpu Gandring. Sebelum meninggal Mpu Gandring mengutuk keris tersebut. Bahwasannya ia akan memakan tujuh korban sebagai caru dari keris itu sendiri.

Kedua kisah tersebut sekiranya cukup sebagai contoh. Bagaimana kata-kata sangat berbahaya. Bahkan ia lebih berbahaya dari senjata itu sendiri. Paling parah senjata akan membuat luka dan meninggal seketika. Namun, jika kata-kata yang buruk? Atau bahkan kutukan? Ia akan terus membayangi kehidupan. Bahkan jika ucapan itu adalah sebuah kutukan ia akan terus memakan seiring dengan waktu.

Keris Mpu Gandring memakan korban karena kutukan itu, bukan karena kesaktiannya. Jika andai kata Mpu Gandring mengucapkan “yang memiliki keris akan berbahagia”, pasti yang membawanya akan senantiasa dipayungi oleh kehidupan yang berbahagia.

Satu kisah yang terjadi pada saat ini, dan dua kisah yang terjadi pada jaman Jawa Kuno, agaknya memerlukan sebuah cerminan. Karya sastra Nusantara yang dituliskan oleh pujangga hebat, telah menitipkan pesan yang begitu penting bagi kita. Melalui sajak pola metris yang konon digubah oleh Mpu Dwijendra menjelaskan ajaran  penting sebagai berikut:

Wwaṣita nimittanta manĕmu lakṣmi,
waṣita nimittanta pati kapangguh,
waṣita nimittanta manĕmu duhka,
waṣita nimittanta manĕmu mitra.
(Kakawin Nitisastra, V.3)

Oleh karena perkataan engkau, akan mendapat kebahagiaan.
Oleh karena perkataan, engkau akan menemukan ajal.
Oleh karena perkataan, engkau akan mendapat kesusahan.
Oleh karena perkataan, engkau akan mendapat sahabat

Melalui kutipan tersebut kita mendapatkan pesan bahwasannya perkataan tersebut dapat mendatangkan sahabat, apabila kualitas perkataan yang kita ucapkan terpuji. Namun, apabila perkataan tersebut buruk bahkan menyakti seseorang tentu kesengsaraan hingga ajal yang akan kita temui.  

Selain Nitisastra Kitab Sang Hyang Kamahayanikan juga meyerukan ajaran mengenai pola tingkah laku yang baik. Dalam segmen Sad Paramita bagian Sila Paramita dijelaskan secara jelas perilaku mulut yang harus dijaga.

Beberapa di antaranya adalah haywa mrsawada, (jangan suka membohong), tan pasunya (tidak memfitnah), tan parusya (tidak berkata keras, atau mencela). Larangan-larangan tersebut merupakan paksaan positif yang harus kita lakukan di era kali ini. Tentu susah, sering kali kita diluar kendali ketika sudah bersosialisasi. Sedikit saja aja percikan gibah kita sangat bersemangat untuk menyambungnya.

Semoga kejadian serupa mulai berkurang di kehidupan kita. Ini dapat diawali dari kita sendiri, karena untuk menjadi manusia yang utama hendaknya memiliki batin yang tenang dan bening, seperti air di dalam tempayan. Karena hanya karena demikian bayangan bulan dapat tercermin dengan sempurna di dalamnya. [T]

Guyon dan Relasi Kuasa dalam Pergaulan: Antara Keakraban dan Penghinaan
Kata-Kata untuk Pemegang Tahta
Kata-kata Meneduhkan Merefleksikan Nilai-nilai Kebijaksanaan
Tags: kakawinKakawin Nitisastrakata-kata
Previous Post

Ucapan yang Tepat untuk Seseorang yang Memasuki Purnabakti

Next Post

FGD Ibu-ibu Kantin: Hujan, Cuaca Buruk atau Berkah?

IGP Weda Adi Wangsa

IGP Weda Adi Wangsa

I Gusti Putu Weda Adi Wangsa, mahasiswa Prodi Jawa Kuno, FIB Unud. Akun Instagram: igstngrweda_

Next Post
FGD Ibu-ibu Kantin: Hujan, Cuaca Buruk atau Berkah?

FGD Ibu-ibu Kantin: Hujan, Cuaca Buruk atau Berkah?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co