12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Nyoman Sukerta, Petani Cengkih dari Tajun, Juga Bertani Madu Agar Bali Tetap Manis

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
November 25, 2024
inPersona
Nyoman Sukerta, Petani Cengkih dari Tajun, Juga Bertani Madu Agar Bali Tetap Manis

Nyoman Sukerta memanen madu di Desa Tajun | Foto: tatkala.co/Son

MEMBELAH kebun-hutan menuju Desa Tajun di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, adalah niat yang tak bisa berbelok, meski jalan berbelok-belok. Pohon-pohon yang tinggi, dan tebing-jurang  sepanjang jalan arah Kintamani, adalah kenikmatan berjalan, mesti haruslah hati-hati.

Pada Juni, lihatlah di kiri-kanan, pohon-pohon cengkih berbunga. Lihat sekali lagi, seksama, di sejumlah batang cengkih terpasanglah rumah lebah. Kungkungan. Itu bukanlah hiasan. Itu berkah lain dari cengkih.

Pada Oktober, lihatlah petani masuk kebun. Oktober adalah waktu untuk panen cengkih. Pula tanda untuk panen madu. Ada banyak petani cengkih dan madu lebah di Desa Tajun pada Oktober atau bulan-bulan sekitar Oktober. Datanglah jika luang.

Kungkungan atau sarang madu di batang pohon cengkih | Foto: tatkala.co/Son

Jika bertemu Nyoman Sukerta (66) di Desa Tajun yang rindang itu, berilah salam. Ia akan tersenyum dengan ramah. Ia adalah petani cengkih sekaligus petani lebah madu. Ia telah banyak mengilhami orang-orang untuk pula menjadi petani madu, selain cengkih sejak beberapa tahun terakhir.

***

Di Desa Tajun, kreatifitas petani adalah hiburan sekaligus asal dari berkah. Sebelum musim panen cengkih, orang-orang memasang kungkungan—atau sarang lebah—dan memanennya beberapa bulan kemudian. Cengkih panen, madu pun panen.

Mereka menjual madu melalui botol. Dan, Nyoman Sukerta telah lebih dulu melakukannya—dan sendiri mengembala lebah-lebah itu agar menyecap sari bunga cengkih di kebun miliknya, sebelum orang-orang kemudian mengikutinya.

Tangan Nyoman Sukerta, petani cengkih sekaligus madu itu, sudah liat kulitnya. Beberapa lebah yang hinggap di tangannya dan lelaki paruh baya itu membiarkan lebah itu menyengat ramai-ramai..

“Sudah biasa,” kata Nyoman Sukerta, suatu hari di bulan Oktober 2024.

Ia berkata sambil tersenyum—tak terjadi apa-apa. Sudah putih atau kebal, dan beberapa lebah itu kemudian terbang. Memang, kebun cengkih di sekitar rumahnya adalah teman. Termasuk lebah-lebah itu barangkali.

Nyoman Sukerta, petani cengkih, juga petani madu | Foto: tatkala.co/Son

Lelaki dengan topi biru di kepalanya itu lahir di Tajun, 31 Desember 1958. Dan ia berperengai halus. Mudah tersenyum. Sorot matanya, seperti memintalkan ketulusan yang bening ketika sedang menggendong cucunya paling kecil, Made.

“Itu cengkih sudah beberapa hari dipanen, dan sekarang waktunya memanen madu di pohon cengkih. Kita akan memanen madu,” lanjut lelaki paruh baya itu sambil gendong cucu.

Pagi. Bau cengkih yang sudah kering di rumah Sukerta memang menguar sangat pekat. Pula udara di Tajun pagi hari membuat suasana menjadi sangat dingin dan aroma cengkih membuatnya terasa hangat—memeluk. Di sana, ada banyak lebah hingga di mana saja seperti lalat di musim lalat.

Sementara dua orang perempuan paruh baya, masih terus mengayak sekarung cengkih; memisahkan ranting kering dan daun kering—sebagai  proses terakhir cengkih siap angkut, setelah sekali lagi dijemur di beranda rumah Sukerta. Rempah itu—semakin menguar baunya. O, hangat-hangat terhirup.

***

Pagi di bulan Oktober itu, matahari memang sedikit telat datang karena tertutup pepohonan besar dari bukit yang agak tinggi. Dan dua orang itu mengayak terus-terus, sembari menunggu matahari datang menimpa beberapa karung cengkih yang digelar sebentar lagi.

Mereka adalah pekerja buruh—pemetik cengkih sekaligus penjemur, dan Nyoman Sukerta adalah petani cengkih—yang juga, nyambi menjadi petani madu asal Tajun yang memberi upah pada mereka.

“Saya suka sekali dengan hutan, dan berkebun. Sejak kecil, dulu, ya, sering saya kalau sedang main ke hutan, ceritanya petualang, kalau lapar, itu nyari madu. Dulu masih banyak madu di sekitar sini. Liar,” katanya.

Sekitar satu hektar pohon cengkih ditanam di kebunnya—yang tak jauh dari rumah tuanya itu, dan sekitar tiga puluh kungkungan (rumah lebah) ditebar di setiap pohon. Sejak Juni lalu di tahun ini, rumah lebah itu telah disimpan, dan Oktober adalah waktu yang gemuh untuk dipanen. Tentu, setelah semua cengkih dipanen lebih dulu atau tak ada lagi ada bunga apapun di kebun.

Madu lebah, lebah madu | Foto: tatkala.co/Son

Menunggu waktu tiba, di sebuah bale bengong—di rumahnya, kopi masih sisa setengah, beberapa lebah sesekali mengitari rambut saya yang kriting. Rokok kretek dari Sampoerna masih saya sedot dalam-dalam, dan menyemburkannya ,mengganggu lebah mau hinggap.  

Menyiasati hari agar tak terlalu siang, Sukerta lalu pergi ke belakang meninggalkan Made, cucunya—di tangan ibunya. Ia mengambil parang dan sebilah bambu. Dirautnya menjadi pisau., yang digunakannya untuk mencolok sarang madu dari kungkungan. Kungkungan itu terbuat dari tubuh lontar yang kering. Tua dan berserat. Sarang lebah itu menempel di sana, di dalam kungkungan .

Memanen Madu, Memanen Hidup: Menjaga Bali tetap Manis

Bila Bali tak lagi memiliki hutan dan kebun, ke mana bapak akan pergi?

“Ndak bisa, Mas. Saya akan terus di sini, saya tidak bisa berpindah. Saya senang merawat kebun saya. Tanah saya. Saya senang,” kata Sukerta.

Seperti menjalani kesunyian, ia meminta hidup—menuakannya bersama kebun dan hutan di sekitar rumah, tentu bersama sang istri, Luh Asih (63). Apalagi saat bermain dengan cucu di setiap hari raya, adalah waktu yang paling ditunggunya. Rumah menjadi ramai. Hidup.

Di lain waktu yang senggang, pula sesekali, katanya, ia juga berburu hama seperti tupai di bukit—atau kebun warga jika dipinta oleh warga. Tetapi itu sudah jarang dilakukan, sebab—penglihatan dan tubuhnya tak lagi sekuat dulu menembak—yang jika pulang itu, bisa empat puluh lebih tupai babak belur.

Bedil masih disimpan, tetapi tidak pensiun. “Yang deket-deket saja sesekali, Mas. Nih, sama anak saya, Komang.”

Nyoman Sukerta menyiapkan peralatan memanen madu | Foto: tatkala.co/Son

Nyoman Sukerta—kembali menyiapkan yang lain setelah pisau bambu itu sudah diraut. Ia mengambil pencokel yang terbuat dari besi—yang panjangnya sekitar 60 centi meter. Sebelum benar-benar akan menaiki pohon—menjumpai sarang lebah, ia telah mempersenjatai dirinya dengan sabut kelapa kering.

Kemudian kain saringan yang ditutupi di atas kepalanya bersama topi, menjadi pelindungnya yang lain lebih penting. Ia berjalan dengan tas terbuat dari jirigen berwarna merah yang dicantelkan di pinggangnya seperti hendak perang. Dengan celana loreng—army, langkahnya agak diperlambat umur dan matanya mendelik ke tanah tajam. Kacamata masih terpasang dengan baik di wajahnya sampai di atas pohon.

“Yang ini dulu!” katanya menunjuk pohon pertama sarang lebah, dan sabut kelapa dibakarnya di atas pohon. Lebah-lebah terbang menjauhi wajahnya. Pintu rumah lebah dicongkelnya pelan, dan madu kuning emas—terpintal cahaya pagi terlihat. O, wangi, katanya. Lebah terbang menyambut ia datang, dan menyengat nakal di tangannya.

Nyoman Sukerta di atas pohon memanen madu | Foto: tatkala.co/Son

Pisau yang terbuat dari bambu itu—digunakannya melepas sarang lebah yang menempel dari kungkungan yang berserat. Sarang lebah berisi madu yang berhasil dilepas itu, disimpannya hati-hati di wadah berwarna merah.

“Ini bisa dijual. Nanti disimpan di botol bir atau marjan setelah proses filtrasi,” kata Sukerta setelah turun. “Cobalah. Ini pasti manis. Kalau dulu sewaktu SD, saya—ketika lapar, nah, yang masih ada bayi lebahnya itu—dicampur dengan madunya, bisa mengganjal perut, Mas. Rasanya enak,” lanjut lelaki paruh baya itu bercerita.

Madu siap diperas untuk dipasarkan lewat kemasan botol bekas | Foto: tatkala.co/Son

Sampai di sini, ia berharap, madu—yang dihasilkan dari desa Tajun, tentu, madu—yang di dalamnya adalah sari bunga cengkih, mendapatkan perhatian lebih sebagai UMKM yang unik, minimal dengan wadah yang layak. Layak diperhatikan. Dibuatkan—sebelum Oktober tahun depan datang.

“Kami tak punya tempat untuk itu. Selain bekas bir dan marjan!” tutup Nyoma Sukerta. [T]

Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole

Made Darsana, Kopi, Hutan, dan Ekonomi Berkelanjutan: Inspirasi dari Desa Wanagiri
Ketut Suariani, Peramu Loloh Cemcem dari Desa Aan
Ketut Sweta Swatara, Menjaga Nyala Wayang Wong Tejakula
Tags: bulelengDesa Tajunpertanianpetanipetani cengkehpetani cengkih
Previous Post

Tanamkan Kedisiplinan Siswa, Guru dalam Bayang-Bayang Hukum

Next Post

“Ketika Memberi”, Bagaimana Memadankannya ke Bahasa Bali?

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
“Ketika Memberi”, Bagaimana Memadankannya ke Bahasa Bali?

“Ketika Memberi”, Bagaimana Memadankannya ke Bahasa Bali?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

    Refleksi Visual Made Sudana

    by Hartanto
    May 12, 2025
    0
    Refleksi Visual Made Sudana

    JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

    Read more

    Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

    by Sonhaji Abdullah
    May 12, 2025
    0
    Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

    DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

    Read more

    Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

    by Ahmad Sihabudin
    May 12, 2025
    0
    Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

    “siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

    Read more
    Selengkapnya

    BERITA

    • All
    • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      May 8, 2025
      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      May 7, 2025
      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      April 27, 2025
      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      April 23, 2025
      Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

      Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

      April 22, 2025
      Selengkapnya

      FEATURE

      • All
      • Feature
      • Khas
      • Tualang
      • Persona
      • Historia
      • Milenial
      • Kuliner
      • Pop
      • Gaya
      • Pameran
      • Panggung
        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
        Pameran

        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

        JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

        by Nyoman Budarsana
        May 11, 2025
        Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
        Pameran

        Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

        INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

        by Nyoman Budarsana
        May 10, 2025
        “Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
        Panggung

        “Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

        SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

        by Nyoman Budarsana
        May 6, 2025
        Selengkapnya

        FIKSI

        • All
        • Fiksi
        • Cerpen
        • Puisi
        • Dongeng
          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          May 11, 2025
          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          May 11, 2025
          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          May 11, 2025
          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          May 10, 2025
          Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

          Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

          May 10, 2025
          Selengkapnya

          LIPUTAN KHUSUS

          • All
          • Liputan Khusus
            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
            Liputan Khusus

            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

            SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

            by Jaswanto
            February 28, 2025
            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
            Liputan Khusus

            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

            SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

            by Made Adnyana Ole
            February 13, 2025
            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
            Liputan Khusus

            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

            BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

            by Jaswanto
            February 10, 2025
            Selengkapnya

            ENGLISH COLUMN

            • All
            • Essay
            • Fiction
            • Poetry
            • Features
              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              March 8, 2025
              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              November 30, 2024
              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              September 10, 2024
              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              July 21, 2024
              Bali, the Island of the Gods

              Bali, the Island of the Gods

              May 19, 2024

              TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

              • Penulis
              • Tentang & Redaksi
              • Kirim Naskah
              • Pedoman Media Siber
              • Kebijakan Privasi
              • Desclaimer

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co

              Welcome Back!

              Login to your account below

              Forgotten Password?

              Retrieve your password

              Please enter your username or email address to reset your password.

              Log In
              No Result
              View All Result
              • Beranda
              • Feature
                • Khas
                • Tualang
                • Persona
                • Historia
                • Milenial
                • Kuliner
                • Pop
                • Gaya
                • Pameran
                • Panggung
              • Berita
                • Ekonomi
                • Pariwisata
                • Pemerintahan
                • Budaya
                • Hiburan
                • Politik
                • Hukum
                • Kesehatan
                • Olahraga
                • Pendidikan
                • Pertanian
                • Lingkungan
                • Liputan Khusus
              • Kritik & Opini
                • Esai
                • Opini
                • Ulas Buku
                • Ulas Film
                • Ulas Rupa
                • Ulas Pentas
                • Kritik Sastra
                • Kritik Seni
                • Bahasa
                • Ulas Musik
              • Fiksi
                • Cerpen
                • Puisi
                • Dongeng
              • English Column
                • Essay
                • Fiction
                • Poetry
                • Features
              • Penulis

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co