30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Saat Muda Berkelana, Ketika Tua Bercerita: [Aksioma Gen Z di Negeri Sakura]

Luh Putu SendrataribyLuh Putu Sendratari
November 9, 2024
inTualang
Saat Muda Berkelana, Ketika Tua Bercerita: [Aksioma Gen Z di Negeri Sakura]

Becak yang Ditarik Tenaga Manusia di Arashiyama | Sumber: Made Dwi Pradnyana, Nopember 2024

BERBAGAI tuduhan terhadap generasi yang diberi cap Gen Z lebih pada penilaian yang negatif. Tuduhan terhadap generasi Z terdiri dari sederetan hal negatif misalnya, generasi pemalas, tidak kenal etika dan cap negatif lainnya. Perlu cara pandang yang seimbang atas kehadiran mereka.

Privilage mereka yang masif terhadap teknologi haruslah dilihat memiliki prospek yang sangat bagus kedepannya. Mereka calon pemimpin ke depannya. Pandangan ini penting agar narasi negatif tentang mereka membuat kita begitu mudahnya terjebak pada pandangan bahwa seolah-olah generasi sebelumnya tidak memiliki sisi negatif.

Sebagai individu yang tidak terlahir dari generasi tersebut, penulis pun sering ada dalam penilaian yang condong kearah negatif, namun ketika minggu ini ketemu dan berbincang dengan seorang anak muda yang bernama Ori dalam perjalanan bareng ke negeri sakura/Jepang tiba-tiba penulis terusik dengan aksioma yang dicetuskannya: “Saat Muda Berkelana, Ketika Tua Bercerita”.

Aksioma itu telah sanggup mengusik daya kritis untuk mempertanyakan kembali kebenaran tuduhan negatif tentang Gen Z. Walaupun seorang Ori tidaklah dapat dikatakan mewakili semua Gen Z saat ini, namun tetap saja aksioma yang dikeluarkan memiliki daya tarik tersendiri untuk mencoba berpikir lain tentang Gen Z.

Berkelana Ke Negeri Sakura

Arti berkelana yang lebih saya suka adalah melakukan perjalanan fisik, menjelajahi tempat-tempat eksotik atau dalam arti yang lebih klasik mengembara ke alam bebas, bisa ke hutan, ke gunung, danau, sungai. Berpijak dalam arti kamus yang denotatif semacam itu, mudahlah dipahami berkelana hanyalah kegiatan jalan-jalan semata – tanpa makna – hanya pemuas hasrat fisik semata.

Namun, melalui perjalanan kami yang berjumlah 14 orang di bawah layanan travel Peponi yang berkantor di Jakarta, dengan didampingi Tour Leader Mbak Dela kami mendapat pengalaman yang bukan hanya sekedar jalan-jalan, menikmati Ramen yang diakui oleh penggemar mie, ramen Jepang tiada duanya, namun kami ketemu apa arti pertemanan, apa arti kebersamaan dan apa pula arti belajar budaya yang berbeda, yang kebetulan yang kami jelajah adalah negeri Sakura.

Tim Sang Kelana | Foto: Made Dwi Pradnyana, Nopember 2024

Dalam perjalanan sejarah Jepang dari jaman paleolitik (100.000 – 30.000 SM) sampai jaman Edo (1603-1868- jaman keemasan). Periode Edo ditandai oleh pertumbuhan ekonomi, tata sosial yang ketat, kebijakan luar negeri yang isolasionis, populasi yang stabil, perdamaian yang abadi, dan kesenangan masyarakat terhadap seni dan budaya, yang secara umum disebut sebagai Ōedo (大江戸, Oo-Edo, “Edo yang Agung”).

Keagungan Edo (yang sekarang bernama Tokyo) pun kiranya menyisakan jejak dalam wujud pendirian gedung-gedung pencakar langit yang memadati kota Tokyo

Salah satu Sudut Kota Tokyo | Foto: Sendratari, Nopember 2024

Kiranya, bukan hanya tampilan fisik sebagai simbol masyarakat modern yang dapat mewakili gambaran Tokyo sebagai kota bersejarah yang fenomenal, kesibukan manusia yang lalu lalang di setiap stasiun, wajah-wajah pekerja yang sangat serius menjadi potret keseharian Tokyo dapat dipahami bahwa kota ini memang menjadi pusat kebudayaan yang telah menyejarah.

Demikian pula dengan kota Osaka dan Kyoto yang terkenal dengan peninggalan Castle maupun kuil dan rumah konstruksi tradisional dengan bambu sebagai andalannya masih sangat mudah di temui di Kyoto. Bangunan yang tertata rapi, dan bersih menjadi pemandangan yang tidak menipu mata bahwa Jepang memang sangat kuat menanamkan arti kebersihan pada warga asli maupun pendatang.

Rumah Tradisional Jepang di Kyoto dan Cara Masyarakat Jepang Menjaga Citra Bersih dalam Penanganan Sampah | Dokumen : Made Dwi Pradnyana, Nopember 2024

Jelajah lainnya yang dipungut dari perjalanan kali ini adalah saat berkunjung di sebalah Barat Kota Kyoto yakni wisata hutan bambu Arashiyama. Tidak sulit mendapatkan berita bahwa di lokasi ini ditawarkan beberapa daya tarik selain deretan tanaman bambu yang endemik Kyoto, yang diyakini memberikan vibrasi ketenangan saat mendengarkan gesekan daun bambu ketika tertiup angin, belum lagi ditopang atas kehadiran kuil Tenryu-ji akan menambah sensasi religius.

Belum lagi kehadiran Jembatan Togetsukyo, yang secara harfiah berarti “Jembatan Penyeberangan Bulan,” adalah salah satu landmark paling terkenal di Arashiyama dan selalu dipadati pengunjung untuk sekedar melintas dan menikmati ketenangan air jernih yang mengalir di bawahnya. Eksotiknya lagi di kawasan ini adalah tersedianya jasa becak yang ditarik dengan tenaga manusia yang berpakaian tradisional Jepang.

Becak yang Ditarik Tenaga Manusia di Arashiyama | Foto: Made Dwi Pradnyana, Nopember 2024

Jasa-jasa yang disediakan di tempat-tempat wisata bisa saja hal yang tidak teramat istimewa, dalam artian itu memang disiapkan untuk memuaskan para pengunjung. Namun, dari kacamata penulis ada yang jauh lebih istimewa dari hanya sekedar jasa layanan yakni potret lansia yang produktif di usia tua. Inilah pemandangan yang tergolong langka dalam ukuran kultur timur umumnya.

Secara umum, orang tua begitu rupa dilindungi, dilayani, bahkan “dikurung” di rumah, dibatasi aktivitasnya. Gambaran terhadap lansia semacam itu ternyata terbalik dengan apa yang dapat ditemui di Jepang. Di berbagai sudut sangatlah mudah ditemui para lansia masih aktif bekerja dan sigap memberi layanan kepada para konsumen. Salah satu pemandangan potret lansia yang produktif ditemui di Arashiyama.

Lansia dan Cangkulnya Terlibat dalam Pengerukan Sungai Di Arashiyama | Foto : Sendratari, Nopember 2024

Hasil dari berkelana di Negeri Sakura belumlah seberapa jika hanya mengandalkan hasil observasi yang hanya berlangsung beberapa hari. Hanya saja, fenomena yang tertangkap kamera penulis bukan hanya berlangsung sebagai fenomena sesaat namun telah menjadi irama kehidupan yang seolah-olah telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Jepang pada umumnya.

Ada beberapa kata yang layak diajukan terhadap kultur masyarakat Jepang dari kacamata orang luar yakni: Bersih, Tertib dan Aman. Ini bukan kata-kata promosi, tetapi hasil pengamatan perjalanan yang perlu juga disandingkan dari pengamatan pihak lain.

Berkelana dan Bercerita Dari Pandangan Gen Z – Ori

Sosok Ori yang Lekat dengan Simbol Modernitas | Foto: Made Dwi Pradnyana, Nopember 2024

Ori adalah nama anak muda yang masih berstatus mahasiswa semester V di program studi Sistem Informasi Universitas Gunadarma, Jakarta. Dilihat dari tampilan luar dia tak ubahnya tampil sebagai anak muda pada umumnya. Bergaya pakaian casual. Sosok Ori tampil ceria, antusias mencoba hal-hal yang baru, suka berkelakar, dan suka jahili tim.

Di tengah-tengah semua itu aksioma yang dicetuskan tentang berkelana dan bercerita ingin dia buktikan melalui pengalaman dia suka menjelajah berbagai daerah di Indonesia.

Dia mengaku pernah menjelajah Bali – sampai di Penglipuran, dia berucap “I Love Bali”. Kini, kakinya sampai di Negeri Sakura. Pertanyaan awal yang diajukan apa menariknya berwisata?

Dia bilang, “Aku suka belajar berbagai budaya yang berbeda’, tujuannya? “Untuk mendapatkan pengalaman yang berbeda”. Pengakuan yang cukup eksotik terucap, “Dengan mendapatkan pengalaman dan budaya yang berbeda aku dapat sesuatu tante, yaitu pikiran ku terbuka, wawasanku bertambah, aku tidak mau seperti orang tuaku, yang hanya berkuta di rumah saja. Memang aku tidak bermaksud mengatakanorang tua ku kolot, tapi setidaknya dalam penilaianku, kalau hanya mengandalkan pengalaman yang sempit, tidak banyak yang akan diturunkan ke anak cucu kelak”

Berpijak dari pengakuan Ori, bolehlah di kata dia bukanlah orang muda yang hanya mengartikan kegiatan jalan-jalan hanya sekedar menghilangkan penat dari rutinitas tetapi lebih dari itu hasil pengamatannya di tengah-tengah kultur yang berbeda dijadikan sumber belajar hidup dan dia sangat mengakui bahwa masyarakat yang berbeda itu adalah museum yang sangat autentik yang diyakini sanggup memberikan apa artinya menikmati di hidup di kala muda. Baginya, masa muda adalah masa menimba pengalaman.

Dari pengalaman dia mengaku ketemu mutiara kehidupan yang mungkin saja pemaknaannya akan berbeda dari sesuatu yang diperoleh di buku. Uniknya lagi, dia bukan hanya mengandalkan pelajaran hidup dari pengalaman nyata yang diamati dan dirasakan, tetapi dia juga mengandalkan buku bacaan dalam mengasah sisi humanistik dalam melakoni kehidupan. Dalam perjalanan di Negeri Sakura dia berbekal buku yang dibuka kembali saat kami di atas kereta dari Osaka menuju Kyoto. Dia mengku sangat terkesan dengan judul buku Goresan Seorang Berandal yang ditulis oleh Mohan Hazian (2021).

Judul Buku Idola Ori saat Ini | Foto: Sendratari, Nopember 2024

Kalimat yang diakui paling dia suka ada pada kulit dalam buku yang berbunyi : “Jika ada karya orang yang jelek, Jangan protes. Buatlah yang lebih Bagus. Hidup ini Indah”. Ketertarikan atas kalimat ini diakui sebagai kalimat yang padat dengan pesan tersembunyi yang sanggup mengangkat semangatnya untuk terus bangkit dan berbenah dengan tidak mudah melihat kekurangan atau kejelekan orang lain tanpa sanggup berbenah untuk diri sendiri. Ini pelajaran hidup betul baginya sebagai orang muda yang masih punya jalan panjang untuk menjadi lebih baik, lebih baik ke depannya.

Selain itu, ketertarikan atas buku ini yang paling mendasar adalah, buku ini telah membuka pandangannya bahwa belajar bukan hanya dapat diperoleh dari orang yang baik, namun dari orang yang diberi cap jelek, berandal (sesuai judul buku) pun kita bisa menarik pelajaran. Baginya belajar tentang sisi baik dan buruk dari segala dimensi akan melatih keseimbangan dalam melihat sesuatu.

Apa pentingnya bercerita di kala tua? Bercerita nantinya sebagai orang tua bagi Ori bukan hanya menyampaikan pengalaman atas apa yang dilihat secara kasat mata. Namun sebagai orang tua harus punya kesanggupan untuk mengupas pengalaman yang telah diperolehnya di masa lalu di berbagai tempat yang dikunjungi untuk menemukan makna mendalam atas apa artinya hidup di tengah-tengah orang yang berbeda, melalui kultur yang berbeda. Apa artinya bekerja dengan berbagai lapisan orang yang berbeda.

Jadi, menurutnya wajib hukumnya para orang tua memiliki pengalaman yang luas untuk menghasilkan generasi muda yang kuat, bukan generasi strawberry (generasi rapuh dan lembek). Pengalaman adalah guru yang tidak menyesatkan, jika tidak mau tersesat pada kegelapan. Ori memang orang muda yang biasa, tapi pandangannya bagi kita yang telah berusia membuka ruang berpikir yang tidak biasa. [T]

Merajut Keberagaman, Belajar Buddhisme Hingga ke Negeri Gajah Putih Bersama Para Bikkhu
Merasakan Sensasi Berbeda di Hanoi Train Street Vietnam
Trekking di Cat Cat Village, Vietnam, Sambil Merenungkan Bali
Tags: catatan perjalananGen ZJepangNegeri Sakuraperjalanan
Previous Post

Rujak Cingur Bu Mah, Kuliner Hibrid yang Unik dan Legendaris di Pasar Atom Surabaya

Next Post

Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilukada: Locus dan Fokus Kabupaten Banyumas

Luh Putu Sendratari

Luh Putu Sendratari

Prof. Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum., guru besar bidang kajian budaya Undiksha Singaraja

Next Post
Korelasi PKPU 13 Tahun 2024 dengan Kotak Kosong

Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilukada: Locus dan Fokus Kabupaten Banyumas

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co